02

28 5 0
                                    



Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.



Plak...

Satu pukulan keras mendarat di tangan Tristan, membuat sang empu-nya meringis. Walaupun sebenernya Tristan sudah terbiasa dengan pukulan-pukulan yang lebih menyakitkan, tapi demi apapun pukulan ibu tidak ada tandingannya.

"Anak nakal... Anak nakal!" Hayden terus memukul putranya tanpa ampun, alasannya karena Tristan membuat Tania menangis.

Ya, setelah pulang dari kampus tadi, Tristan terus saja mengikuti Tania dan membujuk Tania, supaya Tania mau membantunya berbicara kepada kedua orang tuanya masalah keinginannya. Namun, tanpa sengaja Tristan menjatuhkan tab kesayangan Tania saat tengah adu mulut dengan kakaknya tersebut. Tania pulang dengan tangisan dan aduan kepada kedua orang tuanya. Dan berakhir dengan Tristan yang di marahi habis-habisan.

"Why, boy? Demi keinginan mu itu kamu membuat kakak mu menangis?" kata Hayden sambil berdecak pinggang. Tristan tersenyum sambil menyatukan kedua tangannya. "Maaf, Mom."

"Minta maaf pada Tania, kakak mu. Dan jangan harap Mommy akan membelikan motor baru untuk mu." Hayden mengambil tas branded miliknya yang ia simpan saat memarahi Tristan tadi. "Mommy pergi arisan dulu. Awas saja jika saat Mommy pulang Tania masih merasa sedih. Bye, Tris!"

"Arisan? Sore hari?" bingung Tristan.

Hayden yang belum terlalu jauh pun mendengar ucapan Tristan. Lalu ia membalas nya. "Memangnya kenapa kalo sore hari? Toh arisannya juga tidak mengunakan uang mu, Tris."

Tristan cengo menatap kepergian Mommy nya tersebut, ia mengacak rambutnya dengan kesal. "ARRGHH TANIA AWAS KAMU YA!"

"KENAPA KAMU MALAH MENYALAHKAN KU, SI*ALAN?" teriak Tania dari kamarnya. Setelah mendengar suara keras Tristan.

Tristan menutup telinganya. Berdecak, lalu ia berdiri. Ia akan ke kantor Daddy Willem untuk meminta uang dan menggunakannya untuk membeli tab baru untuk Tania. Tristan sama sekali tidak sudi jika uang saku bulanannya terpakai. Ia masih ingin menggunakan uang nya untuk berpoya-poya bersama dengan teman-teman nya.



°°°



Sekitar lima belas menit lama nya. Tristan sampai di depan gedung-gedung yang menjulang tinggi, dengan kemegahan yang tiada tandingannya. Tristan masuk setelah memarkirkan motornya, ia memakai kacamata hitam dan berjalan dengan tegap yang mampu menambah kesan tampan yang di miliki oleh Tristan.

Saat berjalan semua karyawan yang di lewati Tristan menunduk hormat padanya. Tentu saja siapa yang tidak mengenal Tristan satu-satunya yang akan mewarisi kekayaan Valerio's. Mereka berbisik dan membicarakan Tristan.

"Itu Tuan Muda yang akan mewarisi perusahaan ini, kan?" salah satu dari mereka berucap dengan keras, Tristan mendengar nya tapi tidak menanggapi apapun.

Destruido ( New Story' )Onde histórias criam vida. Descubra agora