5

1.6K 98 16
                                    

-Satu Rumah-
-0-

"Lagian lo ngapain si disini?" Sarkas Rakha

"Rakha jaga sikap kamu" Ucap Fatir sedikit meninggikan nada bicaranya

"Maaf ya nak, Tante sama Om nitipin Mala disini karna kita ada urusan kerja di Amerika" lirih Iren Bunda Mala

"Ya udah Fatir, Rani kita pamit dulu ya. Kita titip Mala ,maaf kalo Mala ngrepotin kalian" ucap Ditra merasa bersalah telah menitipkan Mala pada Fatir dan Rani

"Nggapapa, kita bakal jaga Mala dengan baik disini. Kalian hati-hati disana " ucap Rani

"Sayang, Bunda sama Ayah pergi dulu ya. Jaga diri kamu baik-baik. Jangan ngrepotin Bunda Rani sama Ayah Fatir terus. Kamu harus mandiri. Bunda sayang kamu nak." Lirih Iren yang kini beralih kepada Mala. Memeluk putri semata wayangnya seerat mungkin seolah pelukan ini adalah pelukan terakhirnya dengan putrinya

"Iyaa Bund, Bunda sama Ayah juga jaga diri baik-baik ya disana. Mala janji, Mala bakal nurut sama Bunda Rani dan Ayah Fatir. Tapi Bunda sama Ayah harus janji kalo kalian bakalan pulang dalam kondisi baik juga. Mala punya firasat ngga enak sama Ayah dan Bundaa." Ucap Mala membalas pelukan Bundanya. Air mata yang ia tahan sudah tumpah sedari tadi

"Sayang, Ayah ngga kamu peluk juga?" Ucap Ditra seolah cemburu dengan Mala yang hanya memeluk Iren, Bundanya

"Ayahhh" lirih Mala seraya memeluk sang Ayah

"Mala sayangg, maafin Ayah yaa belum bisa jadi Ayah yang baik buat kamu"lirih sang Ayah tepat berada di telinga Mala.

Setelah beberapa menit mereka berpamitan akhirnya Iren dan Ditra pergi dari pekarangan rumah Fatir dan Rani. Mereka pergi menuju bandara untuk melakukan penerbangan ke Amerika

Rakha? Ia hanya berdiri mematung melihat Mala yang terus menangis di pelukan Rani. Seolah akan ditinggal untuk selamanya. Firasat Mala mengatakan hal tersebut

" Mala, udah ya nangisnya. Kan ada Bunda Rani sama Ayah Fatir . Kamu ngga bakal sendiri sayangg" ucap Rani mencoba menenangkan Mala yang kini masih berada dipelukannya

" Rakha tolong anterin Mala ke kamar kosong disebelah kamar kamu ya. Mala bakal tinggal disini selama orang tuanya di Amerika" pinta Fatir kepada Rakha

"Mala kekamar kamu ya? Dianterin sama Rakha" ucap Bunda Rani seraya melepas pelukannya terhadap Mala. Mala hanya menganggukan kepalanya

Mala langsung mengikuti langkah kaki Rakha dengan membawa koper merah mudanya. Air matanya masih tersisa di kedua pipi chubbynya. Menambah kegemasan dalam dirinya

"Udah nyampe" ucap Rakha setelah sampai didepan pintu kamar kosong disebelah kamarnya
"Kalo ada apa² bilang aja, gue disebelah" ucap Rakha mendadak melembut. Berbanding terbalik dengan dirinya tadi saat pertama kali melihat Mala ada dirumahnya

Mala yang mendengar itu hanya menganggukkan kepalanya. Ia langsung membuka knop pintu dan masuk kedalam kamar barunya bersama dengan kopernya

Kamar dengan nuansa biru muda. Beberapa boneka yang tertata rapi diatas ranjang tidurnya. Sebenernya kamar ini memang sudah disiapkan oleh Iren, Bunda Rakha. Ia sangat excited saat tau akan ada anak dari temannya yang akan tinggal disini. Terlebih anak itu adalah perempuan. Ia sengaja men cat ruangan ini dengan cat biru muda karna tau kalau Mala anak yang sedikit tomboy. Tidak terlalu suka dengan warna warna feminim. Terkecuali untuk kopernya. Koper merah mudanya ia dapat dari Ayahnya saat ia berulang tahun yang ke 8 tahun

-0-

Setelah mengantar Mala kekamarnya, Rakha juga langsung pergi ke kamarnya. Tadi pagi ia sempat pergi untuk mengambil mobil ayahnya yang beberapa hari lalu dibawa ke bengkel. Alangkah terkejutnya saat ia baru saja masuk kedalam rumahnya, justru melihat gadis yang kemarin sempat membuatnya naik darah berada di ruang tamu yang ada di rumahnya

"Mala tinggal disini, jadi gue sama dia satu rumah dong?" Gumam Rakha seraya menjatuhkan tubuhnya ke kasur kingsize miliknya

"Lama lama darah tinggi nih gue gara gara bocah ingusan itu" gumamnya lagi. Posisinya sekarang terbaring dengan kedua tangannya yang ia silangkan sebagai tumpuan untuk kepalanya

"Tapi dia kan masih punya utang 2 permintaan ke gue. Bisalah gue manfaatin hal ini" ucap Rakha dengan senyum smirknya

Lama dengan posisi tersebut membuat Rakha lambat laun mengantuk. Hingga akhirnya ia tertidur dengan posisi yang sama seperti tadi. Kebetulan hari ini adalah hari Minggu jadi ia bebas untuk tidur-tiduran tanpa memikirkan akan terlambat ke sekolah

Happy Reading

Senin, 11 Desember 2023

-RKHD-Où les histoires vivent. Découvrez maintenant