Chapter 15

89 8 2
                                    

Jayden sedang berada di kediaman mertuanya alias mantan ratu, karena dia sekarang seorang ratu dia bisa bebas kemana saja tanpa perlu di dampingi oleh Trace. Setelah menikah dia memang sering bersama sang mantan ratu.  ayah dan ibunya masih di ibukota dan ayahnya membantu di rumah sakit bagaimanapun jiwa tabib sang ayah tidak bisa diam saja ketika melihat banyak pasien si rumah sakit dan ibunya bertindak sebagai asisten sang ayah.

Karena ayah nya adalah mertua dari seorang raja, posisi dia di rumah sakit juga lumayan tinggi tapi bukan hanya itu saja karena keterampilan tabib ayahnya juga beliau pantas di posisi itu.

Jayden sekarang sedang menemani mertuanya minum teh, mereka berdua mengobrol dengan akrab. Sambil mengobrol Jayden juga merajut baju di tangannya, dia menguasai keterampilan merajut dari ibunya dan dia berencana untuk membuat syal untuk hadiah ulang tahun untuk suaminya akhir tahun ini.

"Nak, kamu akhir akhir ini seperti nya suka merajut." Ucap mantan ratu.

"Tidak tahu ibu, aku tiba-tiba suka merajut. Aku merajut beberapa pakaian bayi." Ucapnya sambil tersenyum malu-malu.

"Sepertinya kalian menantikan anak pertama kalian." Ucap mantan ratu sambil tertawa.

Jayden tersipu malu, ini sudah sebulan ia menikah dengan Trace tapi belum ada kabar baik.

"Kalau begitu kamu harus ke tabib memeriksakan kesehatan mu dan Trace, lalu kalian bisa berusaha lagi." Ucap mantan ratu.

"Aku juga bisa keterampilan medis Bu, aku akan memeriksa aku dan Trace secara pribadi." Ucap nya.

"Oh kamu tidak ingin Trace di sentuh oleh orang lain ya." Ucap mantan ratu.

Jayden tersipu malu mendengar ucapan ibu mertuanya, perlahan ia menganggukkan kepalanya. Mantan ratu tertawa melihat tingkah Jayden. Dulu, dia juga seperti itu. Dia tidak ingin suaminya di sentuh oleh siapapun tapi semenjak suaminya menikahi banyak harem dia harus menekan rasa itu. Untung saja selama bertahun-tahun pernikahan dengan suaminya, walaupun suaminya menikahi banyak harem dan mempunyai anak juga tapi suaminya masih mementingkan dia dan Trace hingga akhir hayatnya.

Jayden melihat wajah sedih ibu mertuanya, dia pasti sedang memikirkan mendiang raja. Jayden rasa ibu mertua dan ayah mertuanya sangat saling mencintai, karena ketika satunya sudah wafat yang lain sangat kehilangan hingga kesehatan nya menurun.

"Ibu jangan sedih." Ucapnya sambil memegang tangan ibu mertuanya.

"Aku tidak sedih, aku hanya teringat sehari sebelum dia pergi dia masih berada di sini menemani ku melihat bunga. Meminta maaf kepadaku karena menikah dengan orang lain lalu menyatakan seberapa besar cintanya kepadaku membuatku sangat terharu lalu dia berbicara akan menghabiskan waktu bersama sampai kami tua dan mempunyai cicit. Tapi keesokan harinya dia meninggal di pelukan ku, dia meninggal oleh darah dagingnya sendiri demi posisi raja. Aku sangat sedih ketika mengingat nya kalau saja dia dan aku hanya rakyat biasa mungkin kami masih bersama." Ucap mantan ratu sambil menatap lurus ke depan.

Istana ini dan seluruh isinya di buat oleh mendiang raja untuk nya, untuk menunjukkan betapa cintanya mendiang raja kepada istri pertamanya itu. Jayden juga sedih mendengar cerita ibu mertuanya, dia hanya berdoa supaya ayah mertuanya tenang di alam sana.

"Untung saja Trace membunuh semua orang yang meracuni mendiang raja bahkan memusnahkan seluruh keluarga harem yang terlibat. Kalau suatu saat nanti Trace akan membuat Harem aku orang pertama yang menentangnya, aku tidak mau dia bernasib sama seperti ayahnya." Ucap mantan ratu sambil menatap menantu nya.

"Terimakasih ibu. Em....aku akan memberikan ibu banyak cucu supaya bisa menemani ibu." Ucapnya sambil tersipu malu.

"Hahaha, aku akan menunggu nya nak." Ucap mantan ratu sambil tertawa.

Until I Found You Where stories live. Discover now