Royal Prince | 05

585 79 2
                                    

Citra memang pernah menyukai Saga. Kalaupun rasa itu masih ada, bukan dengan cara ini dia ingin menunjukkan ketulusan hatinya. Bukan dengan menjadi pengganti Tania ataupun orang ketiga di antara mereka berdua.

Pertama kali Citra sadar bahwa Saga dan Tania memiliki hubungan khusus, saat dia melihat akun Instagram Saga lima tahun lalu. Saat itu Saga berada di Thailand, mengambil gambar di sebuah rooftop membelakangi kota Bangkok, sambil tersenyum ke arah kamera. Tidak berselang lama, Tania mengunggah foto dengan lokasi yang sama persis dengan lokasi Saga berada. Citra berusaha membuang jauh-jauh pikiran kalau Saga memiliki hubungan dengan Tania. Namun, kenyataan itu datang ketika salah satu petinggi negara mengambil gambar bersama Tania.

Di sana petinggi itu menulis bahwa Tania adalah calon Putri Nevalia, yang artinya mereka berdua memang sudah menjalin hubungan. Ketika Citra melihat rekaman video Saga memeluk Tania di sebuah pertandingan sepak bola, saat itu lah Citra benar-benar menyerah pada perasaannya.

Citra tidak pernah menyangka jika dia bisa menyukai Saga lebih dari perasaan seorang fans kepada idolanya. Memikirkannya hingga menangisi apa pun yang laki-laki itu lakukan membuat Citra merasa frustrasi sendiri. Kehidupan seolah berjalan di tempat. Maka sejak hari itu, Citra memilih berhenti mengetahui segala hal tentang Pangeran Nevalia itu.

Dan, setelah beberapa tahun berlalu, setelah semua yang Citra lakukan untuk menyembuhkan hatinya, Citra harus bertemu lagi dengan nama Saga dan Tania. Lebih dari itu, keadaan memintanya untuk hadir di antara mereka berdua.

Citra menatap lemari pakaian di sudut kamar dan beranjak untuk mendekatinya. Di balik baju yang tergantung, ada sebuah kotak hijau yang sudah dia simpan bertahun-tahun lamanya. Citra mengeluarkan kotak itu dan menatapnya dengan jantung yang berdebar.

Seperti merobek hatinya sendiri, Citra membuka kotak tersebut dan mendapati scrapbook hijau miliknya berada di sana bersama jersey marun kuning milik Saga. Kedua mata Citra kembali terasa panas. Ini sudah sangat lama sejak terakhir kali dia melihat barang-barang itu.

Scrapbook itu tadinya ingin Citra berikan kepada Saga sebagai tanda terima kasih karena sudah menginspirasinya selama ini. Dan jersey milik Saga, Citra ingin mengembalikannya kepada Saga jika dia diberi kesempatan lagi untuk bertemu dengannya suatu hari nanti. Namun, takdir telah menggariskan hal yang berbeda. Seperti merelakan impiannya, Citra harus merelakan rencana-rencananya. Scrapbook dan jersey itu tidak pernah kembali kepada Saga. Jadi Citra memutuskan untuk mengubur semua perasaannya di dalam kotak itu bersama barang-barang tersebut.

"Citra, kamu sudah bangun, Sayang?" Suara Bu Pita terdengar selaras dengan ketukan pintu. Citra buru-buru memasukan kembali kotak itu ke dalam lemari dan bergegas membuka pintu untuk Bu Pita.

"Pagi, Bu." Citra tersenyum, mencoba bersikap biasa saja.

Bu Pita berdiri di depan kamar dengan membawa sebuah nampan berisi roti isi selai kacang dan segelas cokelat panas kesukaan Citra. "Kamu nggak kerja, Sayang?"

"Hari ini aku libur, Bu."

Bu Pita mengangguk dan melangkah masuk ke dalam kamar. Beliau meletakkan nampan itu di atas meja belajar dan tiba-tiba terdiam begitu melihat pintu lemari pakaian Citra sedikit terbuka.

"Ibu ngapain bawa sarapannya ke kamar? Citra bisa ambil sarapan Citra sendiri, kok," kata Citra seraya merapatkan pintu lemari itu.

"Ibu khawatir sama kamu. Semalam kamu sama sekali nggak keluar kamar dan belum makan apa-apa. Pokoknya makanan ini harus dihabisin, ya?"

Citra tersenyum dan mengangguk. ""Terima kasih ya, Bu. Maaf, kalau Citra selalu ngerepotin Ibu."

"Kamu ngomong apa, sih? Kamu nggak pernah ngerepotin Ibu, Nak." Bu Pita mendekat dan mengusap kepala Citra dengan lembut.

Citra pun memakan sarapannya. Bu Pita masih di sana untuk memastikan Citra benar-benar menghabiskan makananya. Setelah habis, Bu Pita kembali mengajak Citra berbicara, yang membuat perasaan Citra menjadi kembali tidak nyaman.

"Bu, maaf. Kalau Ibu mau bahas soal semalam, Citra—"

"Sayang, Ibu mohon." Kali ini Citra bisa melihat tatapan Bu Pita begitu selaras dengan ucapannya. "Ada sesuatu yang harus kamu tahu, Sayang. Dan ini tentang Putri Mia anaknya Tania."

Ucapan Bu Pita membuat Citra terdiam. Meski dia berhenti mencaritahu semua hal tentang Saga dan Tania, Citra tahu kalau keduanya memiliki seorang anak perempuan bernama Mia.

Bu Pita memberitahu jika Pak Hasan mengatakan ada pasal khusus untuk calon pengganti yang bukan dari Nevalia. Pasal itu berbunyi; Jika wanita yang ditunjuk kerajaan bukan warga negara Nevalia, maka wanita itu memiliki hak untuk mempertimbangkan kembali permintaan kerajaan—setelah bertemu dengan Raja, Ratu, Putra Mahkota, dan Penasihat Kerajaan. Pak Hasan menyarankan kepada Bu Pita agar Citra pergi ke Nevalia dan bertemu dengan anggota keluarga kerajaan terlebih dahulu untuk membicarakan semuanya.

"Dan selain aturan itu, Pak Hasan juga bilang kalau keadaan ini menjadi genting karena kondisi Tania yang semakin menurun. Kerajaan dan Tania nggak punya banyak waktu, Sayang. Tania mau kamu menggantikannya karena cuma kamu yang dia percaya. Tania nggak mau salah memilih Ibu sambung untuk Mia."

"Tapi nggak begini, Bu! Ini terlalu berat buat Citra. Ini nggak adil buat Citra." Citra tidak bisa menahan perasaanya lagi.

"Ibu paham, Sayang. Ibu paham. Kalau bukan karena Putri Mia, Ibu juga nggak akan mau membahas hal ini sama kamu. Ibu nggak mau kamu merasa sedih lagi.

"Tapi Ibu mencoba memahami perasaan Tania dari sudut pandang seorang Ibu. Ibu mengerti apa yang Tania khawatirkan. Putri Mia masih terlalu kecil untuk menghadapi situasi berat ini. Dia terlalu kecil untuk mengerti apa yang terjadi di rumahnya. Tania mungkin bisa mencari perempuan lain untuk menggantikannya, tapi mencari sosok yang bisa dipercaya untuk menerima anaknya bukan hal yang mudah, Sayang."

Citra menahan diri untuk tidak menangis. Dia sudah berjanji kepada Darwin dan dirinya sendiri untuk tidak menangis lagi karena Saga ataupun Tania.

"Tapi Citra juga nggak sebaik itu, Bu." Suara Citra mulai bergetar. "Citra bukan malaikat. Citra cuma manusia biasa yang masih punya rasa sakit hati. Nggak menutup kemungkinan, 'kan, kalau Citra malah jadi orang jahat buat mereka?"

Kali ini Bu Pita mengusap kepala Citra dengan lembut. Dia sangat memahami apa yang anaknya itu pikirkan saat ini. "Wajar kalau kamu marah dan sakit hati, Citra. Tapi orang yang marah dan sakit hati bukan berarti orang yang jahat. Kamu nggak bisa mengukur sebuah sifat hanya karena kamu merasa marah atau sakit hati.

"Citra yang Ibu kenal itu orang baik, berani, dan sayang sekali dengan apa yang dimilikinya. Berdamai dengan rasa sakit memang sulit, tapi mencoba melakukannya jauh lebih baik daripada memendamnya seumur hidup."

Kali ini Citra tidak bisa berpura-pura. Citra tidak bisa menahan air matanya lebih lama lagi.

"Ibu nggak memaksa kamu. Siapa pun nggak akan bisa memaksa kamu. Kamu adalah pemilik kehidupan kamu dan nggak ada satu orang pun yang berhak merenggutnya. Tapi, Ibu cuma ingin menyarankan agar kamu datang ke Nevalia dan bicarakan semua ini baik-baik dengan Tania. Seenggaknya, kamu harus melihat sendiri kondisinya seperti apa. Mendengarkan semua penjelasannya dan memperbaiki hubungan kalian. Setelah itu, terserah. Kamu bisa memutuskan sendiri untuk menerima atau menolak permintaan itu."

Citra hanya bisa terisak dalam pelukan erat Bu Pita. Dia tidak tahu harus mengambil langkah apa untuk masalah yang tiba-tiba menghampirinya saat ini. Hatinya masih diselimuti banyak perasaan dan Citra tidak ingin mengambil keputusan dengan perasaannya yang seperti itu.

Dalam batin, Citra mulai betanya-tanya. Dari banyaknya sebuah kemungkinan, mengapa nama mereka harus kembali kepadanya?

***

Alhamdulillah update lagi hehehe

Gimana kabar kalian hari ini?

Kalau baik jangan lupa bersyukur, kalau lagi nggak baik jangan lupa untuk berdoa :)

Terima kasih sudah membaca Royal Prince. Sampai bertemu di bab selanjutnya ya!

Salam hangat, Kokoh.

Bandung, 07 Desember 2023.

Royal Prince (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang