"Wah Je, lo bener ya kata orang-orang," seru Davian, "Sok jual mahal, lo pikir lo secantik apa?" nada-nya bercanda tapi sorot mata Davian seolah mengejek Jeanna.

"Kalau gue gak cantik, kenapa ngejar gue?"

"Sial," Davian terkekeh lagi, "Gue kayaknya memperburuk suasana ya?"

Cio tertawa pelan, "Santai aja Dav,"

Davian mengangguk, dia kemudian berbincang dengan Renata dan Cio. Sebenarnya sebelum kejadian itu semua baik-baik saja, Davian itu teman yang baik, bahkan sebelum Jeanna mengenal Davian, Renata dan Cio jauh lebih dulu mengenal-nya.

Jeanna menghela nafas, merasa tidak lagi betah lebih baik dia pamit saja.

"Oh iya Je!" seru Renata, "Lo kan besok shift pagi, ini udah mau jam 11 ege,"

"Bener, lo pagi jam 6 Je, pulang gih, mau gue anterin gak?" tambah Cio.

Jeanna mengangguk lalu berdiri, "Gue cabut ya, bye guys!"

Renata dan Cio mengangguk mengiyakan, mereka berdua jelas tidak enak dengan Jeanna, tidak mungkin juga mereka mengusir Davian secara terang-terangan. Jeanna meraih tas-nya dan beranjak dari sana, keluar dari cafe yang masih sangat ramai.

Gadis itu menghela nafas, dia melirik jam dilayar ponsel yang menunjukkan pukul 10.21, sejujur-nya besok Jeanna shift siang tapi untung kedua teman-nya peka dan memberikan kesaksian palsu kalau dia masuk pagi agar pergi dari sana. Jeanna kini sudah benar-benar diluar Cafe, berjalan sedikit menjauh sembari hendak memesan ojol.

"Je," panggil seseorang.

Jeanna menoleh, dia melirik malas kearah Davian yang mendekat.

"Kenapa lagi?"

"Mau gue anter gak? kosan lo masih yang lama kan?"

Jeanna menggeleng, "Gak usah, gue pesen ojol-"

"Gue gak suka dibantah Jeanna."

Jeanna tertawa sakras, "Lo gila ya?"

Davian menggenggam lengan kiri Jeanna, "Bilang sama gue kenapa lo ngejauh dari gue? gue punya salah apa?"

Jeanna menarik tangan-nya tapi kekuatan Davian lebih kuat, "Lepas!"

"Bilang sama gue sialan!"

"Lepasin anjing!"

Davian terkekeh tiba-tiba, "Masalah 5 juta itu?"

Jeanna menggeram, "Lepas atau gue teriak,"

"Live musik didalam lebih kenceng dari pada teriakan lo," seru Davian, "Bener kan? perkara 5 juta itu? kenapa? 5 juta kurang?"

"Tutup mulut lo brengsek!" geram Jeanna.

"Lo gak usah bertingkah kalau lo itu cewek hard to get, gue tau cewek modelan kayak lo itu gimana, Jeanna."

"Lo juga gak usah bertingkah kayak cowok normal, lo itu sinting anjing!"

Davian tertawa tapi mengeratkan genggaman dilengan Jeanna, membuat gadis itu meringis pelan.

"10 juta deal? ah itu kayaknya kemahalan dari harga diri-"

"Bacot." potong Jeanna.

"Cewek gak tau-"

"Biya."

Jeanna menoleh pada Raka yang melangkah mendekat, Davian turut menoleh, genggaman dilengan Jeanna kendor membuat Jeanna langsung menarik tangan-nya kemudian melangkah mendekat kearah Raka dan bersembunyi dibalik badan kekar pria itu.

welcome Where stories live. Discover now