D E L A P A N

819 142 11
                                    

Selatan mematung, ini pertama kalinya dia melihat Kala yang tampak manis dengan senyuman lembut mengulurkan sendok berisi makanan padanya, Selatan tidak mampu menolak, dia membuka mulut menerima suapan dari Kala yang bertepuk tangan riang, lalu Kala menepuk kepalanya pelan seperti anjing karena Selatan patuh padanya.

Muka Selatan memerah, dia memalingkan pandangan ke arah lain tapi malah bertemu tatap dengan Mahendra yang menyeringai, lalu tanpa suara Mahendra menggerakkan mulut mengucapkan kata "Pelampiasan"

Senyum selatan menghilang, tiba-tiba saja makanan yang masuk ke mulutnya terasa hambar. Selatan hanya di jadikan pelampiasan. Dia menggumamkan kalimat itu dalam hati.

Dia hanya dijadikan pelampiasan.

Dia hanya dijadikan pelampiasan.

Dia hanya dijadikan pelampiasan.

Kala kembali meraih mengulurkan sendok pada Selatan yang tampak frustasi setengah mati, "Selatan? Lo gak papa? Mau minum?"

Kala menunduk, menatap wajah Selatan yang tiba-tiba saja muram, padahal tadi kayak ultraman yang full baterai tapi sekarang macam orang kehabisan paket data, tangan Kala bergerak menggenggam tangan Selatan yang mengepal, membawa tangan itu ke bibirnya, mengecup pelan disana dengan raut wajah khawatir, ini pacar pertamanya kenapa deh? Gak mungkin tiba-tiba kehabisan kuota hidup kan?

Selatan menoleh, merasa kaget karena genggaman tangan Kala dan juga kecupan di tangannya, "Lo nyium gue??" Tanya  Selatan tidak percaya.

"Nyium tangan lo doang" Kala mengerjapkan mata sambil tersenyum manis.

"Tangan gue itu ya guee! Lo bilang ini pertama kalinya lo pacaran tapi kenapa lo bisa pro banget ngerayunya, boong ya Lo?" Selatan menodong Kala dengan pertanyaan, sebenarnya masih sedikit kaget karena Kala yang selalu menolaknya tiba-tiba saja jadi terlihat bucin.

Eh? Atau ini untuk memanasi Rean ya?

Iya, ini pasti untuk memanasi Rean.

Leher Selatan sontak berpaling ke belakang, menemukan punggung Rean yang berjalan dengan cepat menuju gerobak sate, hanya saja saking cepatnya cowok itu berjalan, dia sampai menabrak seseorang yang lewat.

Kaira, adik tiri dari pacarnya adalah orang yang di tabrak Rean. Selatan kembali menoleh pada Kala, bisa memastikan kalau pacarnya itu mungkin sudah memasang raut wajah jengkel setengah mati.

Namun yang di dapati justru menatap khawatir pada Selatan. Kala kembali meraih tangan Selatan, membawanya untuk dia genggam, "Lo beneran gapapa?"

"Gue.." kalau Selatan berpura-pura sakit, apakah Kala akan merawatnya dan melupakan Rean yang sedang membantu Kaira untuk bangun? Akankah Kala lebih memilih dirinya daripada Rean?

Kepala Selatan jatuh ke pundak Kala yang kaget, "pusing" Selatan bersuara, "kepala gue pusing"

Mahendra menahan tawa, dia melihat akting Selatan yang lumayan kaku tapi bisa di pastikan kalau Kala akan percaya.

"Mau minum paramex?" Tanya Kala langsung, dulu saat dia masih berada di kosan miliknya, paramex adalah obat manjur yang membuat pusing kepalanya menghilang.

Sedangkan Selatan menahan diri untuk tidak membenturkan dirinya ke tembok terdekat.

"Gue pengen ke UKS, anterin kesana"

"Mahen kamu dengar kan? Selatan mau ke UKS" Kala menoleh pada Mahen yang sudah cekikikan bersama Angel.

"Sama lo!" Selatan mendesis, tangannya bergerak memeluk pinggang Kala agar cewek ini tidak melepaskannya.

H.O.M.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang