"Terimakasih sudah menjaga anakku, [Nama]. Aku akan membalasnya lain hari." ujar Zhongli, sembari membawa Xiao yang tertidur digendongannya, ia berbalik dan pergi begitu saja.

Childe juga menyempatkan diri untuk mendaratkan tangannya ke kepala [Nama] namun berbeda cara dengan Zhongli yang lembut Childe justru mengacak acak rambut [Nama] sembari tersenyum lebar.

"Cuma mau bilang kau cantik banget hari ini, see you!" lalu ia pergi begitu saja meninggalkan [Nama] yang diam mematung ditempat, memikirkan kejadian tadi yang berlalu begitu cepat.

Scara memperhatikan raut wajah [Nama] sambil menahan tawa dalam hati.

———

"Keqing...bisa-bisanya dia meninggalkan kita begitu saja, kupikir dia temanku." [Nama] mengelap air matanya dengan tisu yang diberikan Scara, memikirkan bagaimana ia berkeliling ke seluruh kolam hanya untuk mencari Keqing yang ternyata sudah pulang lebih dulu.

Mereka pulang dari kolam renang saat hari mulai menjelang sore. Duduk di bangku kereta sambil menunggu pemberhentian selanjutnya, dan [Nama] yang menjadi emosional karena ditinggalkan temannya.

"Sudahlah, lagian kan dia sudah memberimu pesan kalau dia akan pulang lebih dulu." jengah Scara, sudah berapa banyak tisu yang dihabiskan [Nama] hanya untuk air mata tak bergunanya itu.

"T-tapi kan...harusnya dia nunggu terus bisa pulang sama-sama. Mungkin aku gak seberharga itu untuk ditunggu ya..."

Scara memutar matanya, lelah menghadapi sikap [Nama].

Kereta berhenti dan penumpang lain masuk, [Nama] yang masih menangis bombay tak menyadari sekitarnya.

"[Nama]?"

Mendengar suara tak asing membuat [Nama] mendongak dan ekspresi nya berubah dari yang tadinya murung jadi ceria seolah ia tak sedang menangis.

"Kaveh! Haitham!"

Scara terkejut saat ia diangkat oleh [Nama] untuk duduk di pangkuan wanita itu agar Kaveh dan Haitham masing-masing bisa duduk bersampingan dengannya.

"Matamu sembap, kau menangis?" Alhaitham duduk disebelah kanan [Nama], dengan jarak yang dekat ini ia bisa memperhatikan bekas air mata bekas tangis milik [Nama].

[Nama] mengangguk pelan "Iya, cuma masalah sepele sebenarnya."

Kaveh terkekeh mendengar nya "Kau masih gak berubah ya [Nama], hal sepele aja ditangisin." timpalnya.

[Nama] tertawa mendengar perkataan Kaveh, ia membenarkan apa yang dikatakan Pria itu dalam hati.

"Omong-omong kalian dari mana?" tanya [Nama] basa-basi sambil memeluk Scara yang berada di pangkuan nya seolah Scara adalah boneka.

"Ada urusan, kebetulan ketemu ini orang di jalan jadi barengan aja." jawab Kaveh, ia melirik anak kecil dalam pangkuan [Nama] "Btw, itu anakmu?"

Haitham yang sudah tahu cerita lengkapnya lebih memilih diam dan mendengarkan [Nama] menjelaskan, ia penasaran apa yang akan [Nama] katakan, mengingat mereka berdua yang terlihat semakin dekat.

[Nama] tersenyum miring, memeluk erat Scara dan mengangguk "Mirip kan?"

"Dari hongkong, bagian mana dari kalian yang mirip. Lagian kapan kau nikah? Teganya gak ngundang."

Scara menatap lantai kereta saat kepalanya perlahan menunduk, Haitham memperhatikan Scara yang memainkan jari-jarinya usai [Nama] mengakui bahwa ia adalah anaknya.

Seperti yang ia duga, hubungan [Nama] dengan Scara makin erat dari yang terakhir kali ia lihat.

"Berapa umurnya?" tanya Kaveh lagi.

"Tujuh tahun."

"Hah!? Kau hamil di umur delapan belas tahun!?" syok Kaveh membuat Haitham yang duduk disamping [Nama] jadi terbatuk dibuatnya.

"Haha, mungkin iya."

"Jawabanmu gak memuaskan." manyun Kaveh. Ia agak tak terbiasa melihat sikap keibuan [Nama] karena ia lumayan tahu bagaimana sikap Wanita yang duduk disamping nya ini.

"Kau darimana?"

[Nama] menoleh ke samping kanan saat Alhaitham bertanya padanya.

"Dari kolam renang."

Perjalanan pulang dihabiskan dengan penuh obrolan yang membuat [Nama] jadi sedikit mengantuk dan memilih tidur sembari menunggu kereta berhenti di pemberhentian nya bersama Scara dipangkuannya.

Kaveh juga tertidur dengan kepala disandarkan dibahu [Nama] sementara [Nama] bersandar pada Alhaitham dengan laki-laki itu yang bersandar pada bangku kereta.

Scara samar-samar masih membuka matanya, melirik lengan [Nama] yang melingkari tubuhnya dari belakang membuatnya mengukir senyum kecil, ia jadi membayangkan bagaimana semisalnya bukan [Nama] yang ia temui malam itu mungkin akan lain cerita.

Dan hari yang ia habiskan bersama [Nama] hari ini akan ia kenang dalam memorinya, cuma saat bersama [Nama], bukan Xiao. Anak itu cuma merusak harinya, padahal ia sangat menginginkan berenang bersama [Nama] atau tidak mencoba kolam berarus.

Tapi apapun itu, ia sangat menikmati hari-hari yang ia habiskan bersama [Nama] meski tak akan diutarakan secara langsung.

Scaramouche and YouWhere stories live. Discover now