Bab 23

2K 371 85
                                    

"Zomm tunggu dulu."

"Aku mau pulang!"

"Aku minta maaf sudah membuatmu emosi tapi kau harus percaya padaku kalau aku mencintaimu."

"Cih, kau pikir aku bisa kau bohongi, dikit-dikit Kana setiap aku bersamamu yang kau ceritakan juga Kana."

"Sebelumnya aku tidak pernah punya saudara, aku juga tidak pernah berbagi cerita apa pun denganmu, kalau sekarang aku punya keluarga baru dan dia memang punya banyak sekali masalah apa salah kalau aku cerita padamu, kau kekasihku apa kau tidak mau menerima keluargaku sebagai keluargamu juga? Ya sudah kalau kau mau pulang pergi saja."

Zomm terdiam, apa iya dia salah menilai.

"Kenapa diam pulang lah!"

"Iya aku minta maaf, tapi aku cemburu lihat kedekatanmu dengannya."

"Harusnya kau juga belajar untuk dekat dengannya karena nantinya kalian akan menjadi saudara."

"Lain kali akan aku lakukan, sekarang aku pulang dulu ya."

"Ya sudah, hati-hati."

Mew tidak antar Zomm pulang karena dia datang dengan supirnya. Mew menunggu Zomm hingga mobil Zomm tidak terlihat kemudian dia masuk kedalam rumahnya. Saat di dalam rumah dia ingat apa yang dia ucapkan di depan Kana. Mew pun pergi ke kamar Kana untuk melihat Kana.

"Sudah selesai Pah, masih sakit tidak?"

Saat Mew masuk Kana dan Key sedang membalut lukanya.

"Tidak! Kan sudah Key obati."

"Papa tidak akan nangis lagi kan?"

"Tentu saja tidak."

"Kalau masih ada Ayah pasti Ayah akan sembuhkan luka Papa."

"Ayahmu memang yang terbaik."

"Katanya Tuhan memang lebih suka dengan orang-orang baik, apa itu sebabnya Tuhan panggil Ayah lebih cepat, kalau orang jahat itu pasti matinya lama," ucap Key sambil melirik ke arah Mew.

"Tuhan itu sayang dengan Ayahmu, Key mau ikut Papa tidak?"

"Ke mana?"

"Ke Apartemen Papa mumpung sekarang kita libur."

"Mau!"

"Kalian tidak boleh pergi ke mana-mana nanti sore ada Dokter yang mau bertemu denganmu."

"Aku tidak butuh dokter Nong,, orang yang punya sakit mental sepertiku obat terbaik itu semangat dari diri sendiri, jika aku masih berada di lingkungan toxic mungkin mentalku tidak akan sembuh, terkadang orang merasa diri mereka sudah melakukan hal yang paling benar untuk membuat seseorang menjadi nyaman, tapi apa orang itu tau justru perbuatanya itu semakin membuat seseorang menjadi tidak nyaman."

"Kenapa bicara seperti itu, apa kau marah dengan kata-kataku tadi?"

"Untuk apa aku marah, semua yang kau katakan pada kekasihmu benar!"

"Lalu ini apa, kau bicara seperti itu seolah menyindirku."

"Andai kata kau cacat lalu ada orang yang mengolok-ngolokmu karena kau cacat apa kau tidak terluka? Aku sadar aku siapa tapi apa aku tidak boleh terluka? Sekuat-kuatnya aku. Aku tetap manusia biasa."

"Memangnya bagian mana yang kau bilang aku mengolok-ngolokmu?"

"Tidak ada lupakan! Ayo Key ikut Papa."

Key turun dari ranjang lalu dia menggandeng tangan Papanya.

"Aku tidak izinkan kau pergi, jika Ayah tau dia pasti marah, kau tau Ayah sudah siapkan Dokter terbaik untukmu."

Two Love [End]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt