Bab 22

2K 363 98
                                    

"Apa tidak terlalu cepat, kita datang ke sini menghabiskan waktu dua jam dan kau bunuh dia tidak sampai 10 menit  siksa dulu lebih bagus."

"Buang-buang waktu,, masalah satu sudah teratasi masih ada masalah lain dan aku rasa kau masih harus bekerja padaku, kalau bukan dia pelakunya aku yakin wanita yang selama ini bersama Kana yang menyebabkan Phi Luke meninggal."

"Jadi kau mau aku bagaimana?"

"Selidiki wanita itu beserta keluarganya mungkin dalam 4 hari lagi wanita itu akan pulang."

"Ok baiklah!"

"Ini pistolmu!" Mew melemparkan pistol pada Tay.

"Gila Kau,, ini pistol pelurunya penuh bagimana kalau meletus di tanganku."

"Aku tau kau punya nyawa 9," Mew menggendong Kana ala Bridal style dan mereka pergi meninggalkan kediaman Kao tanpa merapihkan kekacauan yang mereka buat.

"Apa yang ada di wajah pria itu?"

"Tidak ada apa-apa."

"Sudah satu jam aku lihat kau menunduk memperhatikan wajahnya."

"Fokus saja pada mengemudimu."

"Aku hanya penasaran," ucap Tay yang duduk di bangku pengemudi sedangkan Mew di belakang bersama Kana dengan Kana berbaring di Paha Mew.

"Begitu rumit hidupnya, dia kehilangan suaminya, dikejar Pria lain, ada pula wanita yang bersamanya dan aku rasa sebentar lagi dia akan punya masalah baru, di kejar cinta adik iparnya."

"Jangan banyak bacot! Kau pikir aku Gay."

"Aku cuma bercanda lagi pula kau sudah punya Zomm, pasti kau ilffel dengan memikirkan harus bercinta dengan Pria. Ngomong-ngomong boleh gantian tidak, kau bawa mobil biar aku yang jaga Kana di belakang."

"Jangan Mimpi."

"Apa ada yang salah! Aku jomblo tapi kalau aku di kasih jodoh seperti itu aku tidak nolak."

"Aku yang tidak mau jadi adik iparmu."

"Lagi pula bukan dia akan menikah?"

"Baru rencana belum pasti."

"Belum pasti! Apa kau berniat akan menghancurkan pernikahannya?"

"Tentu saja, kalau kematian Phi Luke ada hubungannya dengan wanita itu jelas aku akan membunuh dia. Kana pun pasti tidak akan mau menikah dengannya jika dia tau pelaku pembunuhan suaminya adalah calon istrinya."

"Berarti Kana masih suka perempuan ya, aku pikir Pria Gay tidak suka wanita."

"Dia hanya terpaksa, dia bilang wanita itu sudah mendonorkan ginjalnya untuk Kana."

"Dari tadi kau selalu menyangkal ucapanku, apa itu tidak terlihat jelas kalau kau menyukai kakak iparmu."

"Diamlah! Aku ngantuk mau tidur."

Di rumah

Mew menggendong Kana ke kamarnya lalu membaringkan kana di atas tempat tidur. sudah 3 jam Kana belum juga sadarkan diri.

"Mew aku pulang ya."

"Hem..terima kasih sudah menolongku."

"Tidak masalah."

Tay pamit pulang dan Mew menyelimuti Kana lalu dia pergi ke kamarnya untuk membersihkan dirinya.

Kring...kring...

Mew melihat ponselnya tapi dia malas untuk mengangkat telepon.

Kring...kring...

Ponselnya terus saja berdering tapi tetap diabaikan oleh Mew.

Two Love [End]Where stories live. Discover now