Part 10;Dilecehkan

26.3K 1.1K 15
                                    

Warning!🔞 Dibawah ini mengandung unsur dewasa dikit🤏 yang mungkin membuat sebagian pembaca tidak nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!🔞 Dibawah ini mengandung unsur dewasa dikit🤏 yang mungkin membuat sebagian pembaca tidak nyaman.

Tidak suka? Bisa di skip!

10.Harassed

Kaki Atlantik berlari kecil menuju sebuah bangku yang terletak dipinggir lapangan diikuti oleh Sagara, Rajendra dan Yesa. Elara, berdiri ketika melihat mereka menghampirinya.

"Etdah, siang ini panas banget sumpah! Luntur nih cream mahal gua!" Seru Rajendra mengipasi wajahnya dengan jerseynya.

"Elah, merkuri kok bangga?!" Yesa menjulid.

"Heh-heh, tuh mulut sepertinya minta di timpuk seenak jidatnya ngatain skincare gue merkuri?! Cobain deh La bella, dijamin menghilangkan wajah!!"

Mendengar keluhan Rajendra, Elara menyodorkan satu botol minuman rasa jus apple yang kebetulan ia beli bersama dengan air mineral milik Atlantik mengakhiri perdebatan dua manusia absurd tersebut. "Jendra mau?"

Rajendra sumringah. Lancang mengacak-acak rambut Elara. "Ara-Ara! Lo bener-bener malaikat yang menjelma jadi manusia!! Thanks Ar--"

Sebelum Rajendra menyentuh pemberian Elara, Atlantik lebih dulu menyambarnya. Ekspresi Rajendra menggambarkan raut tak terima karena minuman itu direbut. "Lah-lah?! Ara kasih itu ke gue!"

"Iyakan Ra?! Lo kasih itu buat gue kan?!" Tanyanya menuntut pada Elara.

Menyapu-nyapu permukaan rambut Elara seolah menghilangkan bekas kotoran dari sana, selanjutnya Atlantik mengambil air mineral yang tergeletak bersama dengan handuk dibangku dan melemparnya pada Rajendra yang sigap menangkapnya. "Gue gak suka yang tawar."

"Bukannya Atla bilang gak suka yang rasa apel?" Elara memasang raut bingung. Pasalnya tadi sebelum membeli minuman, ia sempat bertanya pada Atlantik, katanya tidak suka minuman yang memiliki rasa, apel termasuk.

"Cerewet!"

Menyambar handuk, Atlantik kemudian duduk dan meletakkan handuk tersebut dikepalanya sebelum mendongak agar menatap Elara yang berdiri dihadapannya, "Lapin rambut gue."

Patuh, Elara membantu Atlantik mengeringkan rambutnya yang basah akan keringat. Kain tebal itu menyapu permukaan rambutnya dan menyerap keringat. "Setelah ini Atla ada kelas?"

Menganggukkan kepala, Atlantik menanggapi. Tak hanya surai, menyeka keringat yang bercucuran dipelipis Atlantik tak luput Elara lakukan. "Hari ini Helen pulang bareng gue, lo duluan aja."

Elara membulatkan mulutnya membentuk O. Selesai mengelap keringat Atlantik, lelaki itu menitahkan. "Duduk."

Melirik samping kanan dan kiri Atlantik, ada Yesa dan Rajendra yang duduk di sana. Tak ada lagi space yang kosong. "Dimana?"

Atlantik menepuk-nepuk pahanya, menyuruh Elara duduk di pangkuannya. Membelalak Elara melihat kode tersebut, sepertinya Atlantik sudah gila?! Haruskah ia menurut dan duduk di pangkuannya?! Yang benar saja!

PANGERAN ATLANTIK (Open PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang