Royal Prince | Pembuka

2.8K 178 10
                                    

Halo semua, apa kabar?

Semoga dalam keadaan baik ya, hehe.

Mulai hari ini aku akan republish Royal Prince New Version sampai PO bukunya dibuka nanti. Sebagai spoiler, PO-nya akan dibuka dibulan ini dan akan aku infokan kalau semuanya sudah siap.

Versi yang aku publish ini adalah versi bukunya nanti. Bisa jadi ada perubahan lagi karena revisi masih berlangsung. Dan, aku juga mau minta tolong bantuan kalian untuk share cerita ini ke media sosial kalian, ya. Biar ramai hehe.

Terima kasih untuk kalian yang masih menemani perjalananku sampai hari ini dan masih setia nunggu Royal Prince versi buku.

Sampai jumpa di bab selanjutnya!

Salam hangat, Kokoh.

***

Jakarta, 2009.

Citra memeluk scrapbook hijau miliknya dengan erat. Kerumunan di hadapan membuatnya ragu, meski Citra bisa melihat dengan jelas sosok rupawan itu dari kejauhan.

Yang Mulia Pangeran Abdul Sagaar Nagaraa. Salah satu Pangeran muda dari negara tetangga, Nevalia, yang kini sedang membawa nama negaranya dalam pertandingan persahabatan sepak bola Asia Tenggara. Laki-laki berseragam jersey marun-kuning itu berjalan mendekati pagar pembatas, menghampiri kerumunan yang sejak tadi memanggil-manggil namanya.

Sontak suasana menjadi riuh. Citra masih bisa melihat Saga dan beberapa pengawalnya mencoba menertibkan kerumunan. Citra ingin mendekat, namun terasa berat karena tubuh kecilnya terhimpit tubuh-tubuh besar. Sekuat tenaga Citra bertahan, melangkah dengan susah payah menuju pagar pembatas.

Hingga sesampainya di tepi pagar pembatas, tiba-tiba saja Citra merasakan dorongan kuat dari belakang yang membuat tubuhnya hilang kendali. Citra terdorong sampai merusak pagar dan membuatnya terpental beberapa meter.

Suara polisi dan penjaga mulai terdengar. Citra berusaha bangkit ketika seseorang berlari menghampirinya.

"Apa kamu terluka?"

Citra menoleh, menatap wajah laki-laki yang kini memegang kedua lengannya untuk memastikan keadaannya. Sedetik Citra kehilangan detaknya. Namun, sejurus kemudian detak itu kembali terasa dan memompa lebih cepat dari sebelumnya.

Mungkin selama ini Citra terlalu sering berimajinasi tentang pertemuannya dengan Saga, hingga sekarang dia tidak bisa membedakan mana khayalan dan mana kenyataan.

"Pakai ini," ujar Saga yang tiba-tiba membuka kaosnya dan memberikannya kepada Citra. "Baju kamu sobek."

Citra baru menyadari bahwa bajunya sobek terkena pagar pembatas. Tidak ada pilihan lain, Citra pun menerimanya. Ketika hendak mengangkat tangan untuk memakai jersey itu, tiba-tiba saja Citra merasakan perih di bagian punggung bawah kanannya. Saga lantas memeriksa, dan berteriak meminta pertolongan setelahnya.

Entah apa yang dilihat, Saga memegang kedua bahu Citra dan berkata dengan pelan, "Lihat saya!"

Citra menatap perlahan kedua mata Saga.

"Semua pasti akan baik-baik saja."

Untuk persekian detik, rasa perih itu menghilang. Digantikan dengan ketenangan yang Citra rasakan dari hangatnya tatapan Saga. Citra baru menyadari kalau iris Saga terlihat lebih hazel jika dilihat secara langsung. Mata itu yang selalu ingin Citra lihat, sejak pertama kali dia mengaguminya.

Sayangnya, tatapan itu terputus ketika tim medis datang dan membawa Citra pergi dari lapangan.

Namun, ada satu kalimat yang Citra dengar dari Saga—ketika tim medis hendak membopong tubuhnya.

"Semoga lekas membaik."

***

Bandung, 01 Desember 2023.

Royal Prince (Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang