Jika Jeon Jeongguk harus memilih seseorang yang akan menjadi pasangan hidupnya, maka akan dia pastikan jika seseorang itu bisa melebihi Kim Taehyung- ibunya.
"Tak ada satupun atau bahkan salah satu, dia bahkan sudah kalah sebelum menang"
🔞
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
"Eomma.."
"Jeongguk.."
Hati Jeongguk teriris begitu melihat pemandangan wajah anggun sang ibu kini sembab karna menangis. Sepertinya dia masih belum usai dalam kesedihan, air mata bahkan terlihat masih menghiasi pelupuk mata hingga sesekali menetes namun secepat kilat dia hapus
"Boleh aku memberimu pelukan?"
Taehyung menatap bagaimana tatapan tulus putra Jeon diberikan kepadanya, dia terdiam untuk beberapa saat— meremat pinggiran pintu sebelum tak bisa mencegah tangis itu keluar kemudian mulai terisak seraya menutup matanya dengan satu tangan "Sssh..hei jangan menangis" sang putra melangkah khawatir, menangkup wajah bulatnya kemudian dia usap pipi basah Taehyung lemah lembut
"Tidak, tidak, aku tidak suka melihatmu menangis. Hei ayo tatap aku" ucapnya menarik dagu Taehyung agar mendongak
Laki laki tersebut masih saja sesenggukan, dia tidak berniat untuk menunjukkan kelemahan yang satu ini di hadapan putra suaminya. Namun tangis itu pecah begitu saja ketika suara halus Jeongguk menyapa indera pendengarannya. Maka Taehyung memaksakan diri untuk menjadi kuat, menahan sebisa mungkin isakan agar dapat membalas tatapan yang dijalin oleh putra Jeon
"Maafkan aku.. tolong maafkan aku"
"J—Jeongguk t—tidak"
"Tidak seharusnya aku membiarkan mu melakukan semua ini sendirian, bukankah putramu ini mengatakan jika kau adalah perhiasan paling berharga yang aku miliki? tapi aku telah lalai, aku menjaga hal penting dengan sembarangan, aku terdengar seperti seseorang yang hanya banyak bermain kata, aku tidak memperlakukan mu dengan semestinya jadi tolong, maafkan atas kecerobohan putra mu ini"
Maka tangis si kucing kembali pecah saat itu juga, dia terisak pilu. Menangis seperti anak kecil begitu pelukan berotot diterimanya— tangan kekar sang putra tampak memeluk punggung sempit miliknya. Mendekap begitu erat hingga wajah Taehyung muncul dari perpotongan leher, dia membalas pelukan si pria Jeon menangis tersedu sedu di bahu sambil menerima segala bentuk penenang yang diberikan oleh Jeongguk agar membuat tangisnya mereda
'Ssst.. aku mohon jangan menangis, itu sangat menyakiti hatiku eomma" kecup Jeongguk di bahunya
Namun Taehyung semakin banjir oleh air mata, ini semua tidak adil. Maaf tidak seharusnya dia dapatkan padahal jelas kesalahan dia yang melakukan. Mengapa tuhan begitu baik kepadanya? saat panglima nya tiada dia masih diberikan petarung yang hebat— siap memasang badan kapanpun untuk menjaganya
Suamiku.. terima kasih telah memberikanpeninggalan yang begituberharga untukku
Dia sudah berjanji bukan, untuk menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya? tetapi apa ini sekarang? dia malah terlihat bodoh dan lemah setiap kali melakukan pekerjaan sendirian. Dia begitu ceroboh, Taehyung membenci kebodohan yang selalu dilakukannya tanpa bisa dia kendalikan
