Chap. 2

108 12 3
                                    

Bohong. Ia sama sekali tak punya petunjuk tentang pencurinya. Selain tidak menemukan petunjuk, ia juga tidak bisa menanyai orang-orang yang sekiranya melihat pelaku. Bisa jadi masalah jika orang-orang tau uang dengan jumlah yang tidak sedikit hilang karena kelalaian OSIS kan?

"Akh.. Gue harus gimana?" Keluh Teresa sambil menelungkupkan wajahnya di meja.

Tak mungkin juga kalau ia harus mengganti uangnya, uang sakunya saja tak seberapa dibandingkan siswa lain.

Ting

Teresa membuka ponselnya yang berdering dan menemukan pesan dari orang yang tidak diinginkannya.

|Gimana kak?
|Masih gak mau aku tolongin?

Apa iya harus minta tolong Dania?





🍑🥒




"Dan.. Mhh."

"Kak Esa..."

"Akhh hmmm, Dania."

"Iya kak?"

"Dania."

"Dania!"

-

Dania membuka matanya, dengan wajah bantal ia menggeliatkan badan. Menatap kesal orang yang yang membangunkannya.

"Ganggu aja lo, sialan."

"Ada yang nyariin." Ucapnya.

"Hah?"

"Hah hoh hah hoh, itu udah ditungguin di depan kelas." Yuda yang kesal pun langsung pergi.

"Oh..." Dengan wajah mengantuk ia berjalan ke luar kelas.

Mengedarkan pandangannya sampai ia melihat sesosok gadis membelakanginya. Tanpa menoleh pun ia tau siapa itu.

"Kak Esa?"

Gadis itu pun berbalik, benar saja itu adalah Teresa. Kantuknya seketika menghilang di gantikan perasaan senang.

"Hai Dani.. Gue-"

"Iya aku bantuin."

"Gue belum-

"Aku tau, mau apalgi kak Esa nyamperin aku kalo gak buat minta tolong yang kemarin, kan?"

"...."

"Tapi inget, ada syaratnya."

"Iya gue inget, apa pun syaratnya gue lakuin, asalkan lo bantu gue."

"Oke."



























'Berhasil.'

MY FEMMEWhere stories live. Discover now