Chap 9

228 30 4
                                    


Pagi ini wilayah Kekaisaran ramai seperti biasanya, namun hari ini lebih ramai karena mengadakan perjamuan antar Klan ternama, para pedagang dan pengunjung berbondong-bondong memasuki Aula Kekaisaran untuk melihat perburuan para keturunan Klan yang ikut berpartisipasi.

Di Lotus, ChengYi sedang melihat pantulan diri nya di cermin yang berukuran sama dengan tinggi badan nya.

Pakaian serba putih dengan gradasi merah yang mengikat pinggang rampingnya, rambut panjang hitam yang di gerai hanya sebagian yang di ikat dan menyisakan beberapa helai membingkai wajah tampan dan cantik namun pucat itu. Tapi itu tidak menghalangi pesona nya sebagai pria anggun dan pembawaan nya yang tenang. Mahkota kecil namun mewah bertengger Indah di puncak kepalanya.

Jemari pucat itu meraba dimana letak jantung nya yang berdetak lemah, melihat kembali ke tato lotus di dahi dan di melihat balik pergelangan tangan.

"Ini adalah tato dimana anda tidak akan terlalu terpengaruh oleh tekanan saat acara nanti Yang Mulia Pangeran."

Perkataan Lan Qiren memenuhi pikirannya.
Memperbaiki kembali pakaian yang sudah rapih itu. Sebelum berbalik untuk keluar.

Namun di kejutkan dengan tiga pria dewasa di belakang nya.

"Astaga." Desis nya sehingga mundur beberapa langkah

"Sejak kapan kalian ada di sini.?" Tanya nya dengan keterkejutan yang kentara.

Mereka, Changsheng, Sifeng dan Tang Zhou memperhatikan Tuan nya dengan pandangan rumit.

"Bahkan Tuan sudah tidak bisa merasakan aura di sekitar nya, jika kalian penasaran maka besok kita melihat nya dan liat apa yang terjadi."

Benar, mereka diam-diam menyelinap masuk tanpa memberitahu Tuan mereka, dan reaksinya membuat perasaan mereka kembali rumit.

"Maafkan kami Tuan karena mengejutkan anda." Jawab Tang Zhou dengan rasa bersalah.

ChengYi mengangguk dan memperhatikan mereka berdua yang sudah rapih dengan pakaian hitam nya. Kenapa hitam.? Murung sekali.༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ

ChengYi dan ketiga nya keluar dari Lotus untuk menuju Aula Kekaisaran.

**

Di Istana Kaisar, Permaisuri juga sudah bersiap begitu pula dengan Kaisar yang tengah menunggu nya dengan setia.

"Apa belum ada kabar dari Yi'er.?" Tanya Permaisuri pada sang suami

"Kasim Wi mengatakan Yi'er sedang menuju ke Aula bersama mereka bertiga." Jawabnya seraya menghampiri istrinya dan mengelus lembut pipi penuh itu.

"Benarkah, kalau begitu ayo, jangan biarkan Yi'er kita menunggu." Ajak nya, namun pergelangan tangannya di pegang erat oleh Kaisar.

"Ada apa.?"

"Aku tahu dari mana kecantikan Yi'er itu berasal, kecantikan mu di turun kan ke Putra sulung kita." Ujarnya dengan kekehan lucu.

Permaisuri memandang tak percaya pada suaminya. Dia menggoda nya.

"Dan aku tahu dari mana sikap berani dan tanggung jawab nya yang luar biasa dengan aura nya yang mengesankan, bahkan orang-orang menjijikan itu takut pada Yi'er kita."

Kaisar menunggunya dengan setia.

"Anda menurunkan sikap berani dan tanggung jawab anda pada Putra sulung kita dan aura mengesankan kalian membuat yang lain tunduk di bawah nya." Lanjut Permaisuri bangga seraya mencium telapak tangan besar Kaisar yang berasa di pipi nya.

"Tentu saja sama dengan Yiyi, mereka berdua adalah harta kita yang sesungguhnya, harta Kekaisaran. Tidak ada yang berani mengusik nya, kecuali orang yang sudah mengusik Putra sulung kita, Yi'er." Bisikan penuh dendam dan kesedihan terdengar saat mengucapkan kalimat terakhir.

Yi' Brothers Where stories live. Discover now