43. Dokter baru

Mulai dari awal
                                    

Bruk!

"Awww"terdengar ringisan dari orang itu saat tubuhnya di jatuhkan kelantai.

"Leony,ini bukan seperti yang kamu pikirkan. Aku bisa jelasin semuanya "ucap daffa panik sembari menghampiri Claudia yang masih berdiri kaku di depan pintu.

"Sayang" Daffa menggenggam kedua tangan Claudia. Ia takut kalau gadis itu akan salah paham dengan yang dia lihat barusan.

"Kalian sedang apa tadi?"tanya Claudia saraya melepaskan genggaman tangan Daffa.

"Tadi it___"ucapan Daffa di potong oleh Kesya.

"Ini bukan seperti apa yang kamu lihat Claudia. Daffa tadi cuman bantu aku yang hampir jatuh makanya tadi dia peluk aku"ucap Kesya yang sudah bangkit berdiri lalu berjalan menghampiri mereka.

"Ooh gitu"angguk Claudia mengerti.

"Sayang kamu jangan salah paham"ucap Daffa.

"Iya mas. Kamu tenang aja aku gak salah paham kok"ucap Claudia sambil tersenyum tipis. Membuat Daffa yang melihat itu langsung bisa bernafas lega.

"Claudia"panggil Kesya.

"Ya?"Claudia langsung menoleh kearah gadis itu.

"Kamu...yang akan nikah dengan Daffa kan?"tanya Kesya memastikan, seperti orang yang pura-pura tidak tahu.

Dengan kakuk Claudia mengangguk. "Iya"

Kedua tangan Claudia yang memegang tali paper bag itu semakin ia cengram erat. Entah kenapa saat Claudia menatap wajah Kesya membuatnya langsung teringat dengan wajah Alana,gadis yang sudah membuatnya jatuh di atas rooftop. Tubuhnya selalu gemetar ketika mengingat itu semua, sampai sekarang ia masih mengingat jelas bagaimana tubuhnya yang terjatuh dari atas ketinggian.

"Selamat ya atas pernikahan dari hasil merusak hubungan orang lain. Aku harap pernikahan kalian nanti lancar jangan sampai ada masalah"ucap Kesya mengulurkan tangannya dengan nada menyindir.

Dengan senyuman manis Claudia menerima uluran Kesya. Orang lain menyindir,dia juga tidak boleh kalah dari orang itu.

"Terimakasih kes- maksudnya kak Kesya doanya. Tapi untuk soal merusak hubungan itu aku bukan merusak, tapi memang dari sananya sudah rusak hubungannya lebih dulu"kata Claudia. Ia juga merasa tangannya di remas kuat oleh Kesya saat ia merbicara seperti itu.

"Oh iya, kebetulan banget aku bawa undangan. Ini buat kakak,jangan lupa datang ya"ucap Claudia lagi mengambil undangan pernikahannya di dalam tas lalu memberikan itu kepada Kesya.

"Terimakasih. Pasti,pasti aku akan datang tapi sebagai mempelai wanitanya bukan sebagai tamu undangan "lanjutnya Kesya dalam hati.

"Sekarang kamu tidak ada urusan lain lagi kan? Kalau begitu silahkan pergi"usir Daffa.

Kesya melirik tangan pria itu yang menggenggam tangan Claudia. Hatinya panas melihat itu semua apalagi tadi ia juga mendengar Daffa yang berbicara lembut kepada gadis itu, membuatnya harus bisa menahan cemburu dari tadi.

"Tapi,kamu belum jawab ajakan aku untuk makan siang bareng"ucap Kesya.

"Kamu tidak lihat Leony saya sudah datang membawa bekal makan siang,jadi tidak perlu di jawab lagi"ucap Daffa ketus.

"Iya kak, aku sudah bawa bekal untuk mas Daffa"sahut Claudia memperlihatkan paperbag berisi makanan itu di hadapan Kesya.

"Ooh,gitu ya. Yaudah deh lain hari kita bisa makan siang bareng"ucap Kesya sudah merasa malu karena ajakannya di tolak oleh Daffa.

"Makasih ya daf tadi kamu udah meluk aku kalau enggak tadi aku mungkin bisa jatuh"ucap Kesya lagi kepada Daffa.

Daffa menaikkan sebelah alisnya. "Maaf? bukannya tadi saya juga yang menjatuhkan kamu?"bingungnya. Untuk apa Kesya berterima kasih,padahal dia juga tetap jatuh karenanya.

MENGEJAR CINTA MAS DOKTER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang