13.4K 1.1K 9
                                    


Malam telah berganti, pagi ini nampaknya Abian terlihat
terburu-buru. Ia bangun kesiangan dan terlambat pergi bekerja,tak biasanya dia seperti ini.

Setelah menyiapkan sarapan dan bekal untuk dirinya ia menyempatkan menuliskan pesan di sticky note agar Aciel tidak panik mencari nya nanti. Abian tidak sempat untuk membangunkan anaknya itu.

Abian menempelkan kertas di pintu kulkas yang mudah dilihat dan dijangkau anaknya, lalu berlalu keluar rumah dan tak lupa menutup pintu menuju halte bus.

Dia tidak punya kendaraan pribadi,katanya jalan kaki lebih sehat.

'Maafkan Papa sayang '

°°°


Abian hampir sampai di halte bus, setidaknya dia masih bisa menunggu bus kedua datang, tapi tiba-tiba mata bulatnya terfokus pada sebuah dompet tergeletak di depannya.

'Milik siapa ini?'  batin Abian sambil membungkukkan tubuhnya mengambil dompet itu.

Ia celingak-celinguk mencari seseorang yang merasa kehilangan dompet, tapi nampaknya tidak ada sama sekali.

Menatap dompet dan bergumam dalam hati meminta maaf karena membuka milik seseorang tanpa izin.

Setelah membukanya terdapat kartu nama dan beberapa kartu penting lainnya, ia terkejut pasti pemiliknya ini sangat membutuhkan dompetnya, Abian melihat si pemilik dompet berambut putih eh atau silver? Ntahlah dia tak tau. Yang terpenting untuk sekarang adalah menemukan pemilik dompet ini.

Matanya kembali menjelajahi sekitarnya mencari seseorang yang berambut sama sepert di kartu nama tadi.

Gotcha!

Bola mata amethyst itu membulat dengan binar senang, senyumnya merekah, Itu dia! Dia menemukannya! Hanya ada satu orang dengan rambut seperti itu di sini, Abian sangat yakin itu dia.

Sepertinya pria itu sibuk menelfon, tidak heran kalau ia tidak merasa kehilangan sesuatu. Abian pun segera menuju ke arah pria itu dengan langkah mantap.

Dia gugup sebenarnya, pria yang membelakanginya ini sangat tinggi dan besar sekali di banding tubuhnya. Abian merasa insecure dibuatnya. Tapi mari kembali pada tujuan awal, ya mengembalikan dompet.

Dengan hati-hati tangannya terulur manarik pelan pakaian mahal yang pria itu kenakan.

Merasa pakaiannya tertarik, pria itu pun menoleh berbalik kebelakang sehingga membuat mereka berdua berhadapan.

Abian mendongak dan terpaku, sejenak ia merasa terpesona akan ketampanan pria di depannya ini. Tapi ia langsung tersadar kembali ia harus cepat, sebentar lagi busnya datang.

Pria tadi mematikan telfonnya, dan memasukkan ke dalam saku jas.

Merasa heran mengapa pria pendek di depannya ini tidak mengucapkan sepatah kata pun padanya. Tidak salah ia mengatainya pendek, tinggi pria itu hanya sebatas dadanya saja.

"Ada apa" tanyanya dengan nada datar menatap langsung pada mata amethyst itu. Indah.

Abian yang mendengar suara berat nan datar itu gelagapan,

Lucu

Dengan segera ia merogoh tas selempangnya mengambil sticky note dan pulpen yang selalu dia bawa kemanapun ia pergi, menuliskan beberapa kalimat dan menempelkannya pada dompet yang dipungutnya.

Lalu menyodorkannya pada pria tampan itu. Pria itu menerimanya dengan bingung,

Abian menoleh pada halte bus, busnya sudah datang!

AMETHYST BOYDonde viven las historias. Descúbrelo ahora