Chap 2~ Zayyan Melamar Kerja

Mulai dari awal
                                    

"Gyumin, aku berangkat ya! Nanti kalau Hyunsik Hyung tanya, bilang saja aku sedang melamar pekerjaan!"

"Kau tidak sarapan dulu?" Tanya Gyumin.

"Tidak sempat, Sing sudah menungguku dan aku harus segera ke sana!"

"Kan bisa bilang sama dia, kalau kau mau sarapan dulu," saran Gyumin.

"Mana bisa seperti itu? Sing mana mungkin mau mengijinkanku, sekarang saja dia hanya memberiku waktu sepuluh menit untuk tiba di tempatnya menungguku. Ya sudah ya, aku pergi dulu. Bye!" Zayyan segera berlari keluar apartemen.

"Yaakk! Zayyan-ah, sarapan dulu! Nanti kau lemas!" Teriak Gyumin, namun Zayyan sudah berlari menjauh dari ruang apartemen mereka.

"Hhh...kira-kira Sing beneran nggak ya mau ngasih kerjaan buat Zayyan? Kok perasaanku nggak enak ya? Ah, semoga saja benar dan tidak terjadi apa-apa pada saudara kembarku," gumam Gyumin khawatir.

***

Zayyan terengah-engah saat tiba di hadapan Sing.

"Hhh...hhh...hhh..., Sing aku nggak lewat dari sepuluh menit kan? Hhh...hhhh...," Zayyan bertanya, dan berusaha mengatur napasnya. Keringat pun terlihat menetes di pelipisnya.

Sing yang saat ini berdiri sambil bersandar pada mobilnya itu pun tersenyum miring, lalu melihat ke arah jam tangannya.

"Kelewat dua menit!" Ucap Sing.

"Ha??" Zayyan menganga. "T-Tapi kamu nggak akan batalin rencana hari ini, kan?"

"Ng...ya...gimana yaa?" Sing menaruh jari telunjuknya di dagu sambil berpura-pura berpikir.

"Sing, please! Aku mohon jangan dibatalin. Aku minta maaf, karena telah terlambat dua menit! Aku mohon, Sing. Aku mohon bangeeett..., aku butuh banget pekerjaan buat bantuin keluargaku!" Zayyan tiba-tiba berlutut di hadapan Sing sambil memohon dengan sangat.

Sing terkekeh geli melihat wajah memelas Zayyan saat ini.

"Ck! Dasar miskin!" Cibir Sing.

"Aku tahu, aku miskin, maka dari itulah aku sangat butuh pekerjaan darimu."

Zayyan sudah terlalu kebal dengan hinaan seperti itu, karena bukan hanya Sing saja yang pernah melontarkan hinaan seperti itu terhadapnya, hinaan dari orang lain pun sudah sering diterimanya sejak dirinya masih kecil. Dan bukan hanya dirinya, melainkan seluruh keluarganya pun sudah kenyang dengan hinaan seperti itu.

"Berdirilah!" Perintah Sing.

Zayyan pun berdiri.

"Karena kau sudah terlambat dua menit, dan jika kau benar-benar menginginkan pekerjaan dariku, maka kau harus bersedia ku hukum," ucap Sing.

"Ng...hukumannya apa emang?"

"BERSEDIA TIDAK?" Sing berkata dengan nada tinggi, membuat Zayyan terkesiap.

"I-Iya, b-bersedia," jawab Zayyan akhirnya.

"Sekarang berlarilah mengelilingi area parkir ini sebanyak sepuluh putaran tanpa berhenti sedikit pun."

"Apa?? Ya ampun, Sing. Aku juga masih ngos-ngosan gara-gara berlari kemari, masa sekarang disuruh lari lagi sih? Mana sepuluh putaran lagi! Aduuhh...bisa pingsan nanti aku!" Protes Zayyan, yang mengingat dirinya juga belum sempat sarapan tadi.

"Heuh! Udah miskin, pemalas pula kau itu!" Sarkas Sing.

"Bukan malas, tapi aku masih capek!" Zayyan tak terima dibilang malas.

"Ya sudah jika kau tidak mau, maka aku pun tidak akan jadi memberimu pekerjaan," Sing bertingkah seolah-olah hendak masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Zayyan.

Sweet Friend (Xodiac SingZay)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang