TWENTY-ONE

772 96 3
                                    

Nesryn mengelilingi rumah besar itu bersama Alice dan Rosalie. Itu adalah yang diharapkan nya, dia tidak ingin menjadi anak ayam di antara Edward dan Bella. Setidaknya Alice dan Rosalie tahu bagaimana harus bersikap dan berbuat apa dengan nya. Di akhir tur kecil itu Alice dan Rosalie membawanya ke sebuah ruangan yang nampaknya masih cukup baru. Berisi beberapa alat musik seperti gitar, piano dan biola. Itu agak mengejutkan Nesryn, bagian dari efek kupu-kupu. Tidak pernah ruangan itu disebutkan atau pun dilihat nya di film. Seharusnya dia akan ingat jika ruangan itu ada.

"Ruangan ini khusus untuk bermain musik. Aku memiliki biola itu." Tunjuk Alice sambil tersenyum. Nesryn berjalan menyentuh biola itu dengan hati-hati.

"Aku dulu bisa memainkan biola." Ucap Nesryn.

Ibunya, Reneé mungkin telah membuatnya dan Bella memasuki puluhan les. Berharap mereka adalah anak ajaib namun nyatanya tidak. "Boleh aku pinjam?" Lanjut Nesryn. Rosalie mengangguk sambil tersenyum.

"Apa yang bisa kau mainkan?" Alice bertanya mendekat pada Nesryn. Nesryn mengetuk-ngetuk kakinya, dia hanya mengingat sedikit permainan musik yang ada di tahun ini kebanyakan yang dia ingat adalah melodi tahun 2020an yang masih beberapa tahun dari sekarang.

Well, seperti nya dia terpaksa menjadi pencuri lagi.

Nesryn mengangkat biola itu ke bahunya dan mulai memainkan violin nya. Lantunan melodi yang terasa asing di telinga Alice dan Rosalie mengalir. Memenuhi gendang telinga super sensitif vampire yang ada di rumah itu.

Nesryn memainkannya sambil menahan menggerakkan kakinya. Menjauhkan dirinya dari gerakan balet. Sial, dia berhenti memainkan biola nya.

"Aku teringat tarian baletku." Desah Nesryn. Dia meletakkan kembali biola itu. Alice dan Rosalie bertepuk tangan mendengar alunan itu.

"Itu memukau! Kau menciptakan melodi itu?"

"Errr... Tidak." Gumam Nesryn. "Ngomong-ngomong bukankah suara Biola agak nyaring tidak menganggu kalian?" Nesryn bertanya.

"Jika itu dimainkan dengan buruk itu akan menganggu." Jelas Rosalie.

"Aku tidak salah dengar kau mengatakan balet? Astaga jiwa seni mendarah daging dalam dirimu." Pekik Alice.

Nesryn tertawa kering. "Omong kosong, ibuku membawaku ke semua kelas seni yang dia bisa dapatkan, berharap aku atau Bella berbakat dalam setidaknya salah satunya. Sayang sekali aku dan Bella tidak mempunya mental baja." Nesryn merenung sedikit. "Pentas baletku ketika berumur... entahlah 10? 9? 8? Sekitar waktu itu aku terjatuh. Bukan salahku sepenuhnya tapi ya orang-orang tertawa. Suara tawa itu masih menggema di telingaku di saat-saat tertentu. Aku berhenti saat itu juga. Bahkan setelah bujukan dari ibu dan pelatihku."

"Aku berhenti tampil di panggung sampai ya terakhir kali audisi band itu, pada akhirnya aku juga menolak tawaran mereka." Nesryn menggigit bibirnya ketika dia menyadari telah terlalu banyak bercerita. Dia menatap kembali kedua vampir itu.

"Ah lupakan itu, kalian ingin aku melihat-lihat koleksi foto saat kalian melakukan tour panjang kan? Ayo tunjukkan aku sekarang." Nesryn meraih kedua tangan vampir itu.

Dia seharusnya tidak membicarakan masalahnya ke hadapan dua orang itu. Mereka melalui yang lebih buruk dan apapun yang telah dilalui oleh nya tidak sebanding dengan mereka. Tragedi hidupnya adalah miliknya. Dia tidak seharusnya mengundang seseorang untuk memberikan emosinya untuk hal itu.

....

Rosalie dan Alice merasa tidak enak atas apa yang telah dilalui oleh Nesryn. Kehidupan nya seperti nya di penuhi kurang kepercayaan diri dan beberapa masalah lainnya. Gadis itu sepertinya menolak membicarakan nya dengan siapapun dan itu adalah hal yang sulit. Seolah dia merasa bahwa urusannya tidak penting.

𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENWhere stories live. Discover now