NINETEEN

860 104 3
                                    

Tell me:
Would you kill to save a life?

....

Dua hari kemudian adalah hari yang mendung. Nesryn tidak bisa menahan rasa rasa bersalah di punggung nya. Hari ini adalah kematian sahabat ayahnya Wylon dan dia tidak bisa melakukan apapun. Dia tahu dia bisa mengubah sesuatu tapi itu akan berdampak pada masa depan efek kupu-kupu terkadang mengerikan dan Nesryn takut akan hal itu. Bahkan jika sejak awal dunia ini berbeda.

"Kau jauh lebih pucat dari biasanya." Charlie berucap sambil memakan Sandwich tuna yang telah dibuat Nesryn.

Nesryn mengambil cermin dari tasnya dan melihat wajahnya. Dia benar-benar terlihat pucat. "Aku lupa memakai liptin." Ucapnya seolah itu bukan apa-apa. Seolah mimpi buruknya semalam tentang kematian orang disekitarnya bukanlah apa-apa. Seolah rasa gemetar di tubuhnya bukanlah apa-apa.

"Jika kamu berkata begitu. Ngomong-ngomong Bella akan pulang terlambat. Kau ikut bersamanya?" Charlie bertanya. Nesryn mengangguk.

"Aku butuh gaun jika akan pergi prom." Ucap Nesryn. Dia tidak pernah mengikuti prom dan tahun ini dia ingin meskipun artinya dia pergi sendiri. Dia butuh menenangkan diri sebelum rentetan masalah yang akan terjadi.

Charlie tersedak kopi paginya. "Nesryn kenapa kau tidak pernah meminta uang padaku."

Nesryn menahan lengan Charlie. "Tidak usah, aku punya tabungan. Ini perintah."

"Tetap ambil ini. Beritahu ayah jika uangnya kurang. Bagaimana dengan mu Bella?" Nesryn menatap uang di tangan nya dengan cemberut 30 dolar. Biaya pengobatan nya duakali lebih besar dari itu. Dia tidak ingin terus menyusahkan Charlie dan ibunya.

Bella menggelengkan kepala. "Prom bukan untukku." Ungkapnya. Charlie menatap Nesry, Nesryn mengangkat bahu. Dia tidak tahu harus berkomentar apa.

"Kami akan terlambat sampai jumpa ayah."

Seharian di kelas Nesryn bisa melihat bagaimana saudarinya tidak fokus pada apapun selain mungkin kecurigaan nya. Tanpa menyadari bahwa dia melakukan hal yang sama persis dengan Bella. Nesryn bertanya-tanya bagaimana bisa seseorang dengan begitu mudah percaya pada hal-hal yang melawan hukum alam itu. Andaikan Nesryn berasal dari dunia ini sepenuhnya dia tidak akan menganggap serius legenda-legenda itu.

Lebih mudah tidak tahu apapun daripada mengetahui terlalu banyak hal.

Nesryn melewati sekolah dengan lancar. Hambatan terdapat pada pria yang terus menerus mengajaknya untuk bergabung di band. Bahkan dengan itu dia tidak berbicara dengan seseorang pun lebih dari 5 kalimat selain pada Bella. Pada jam pulang sekolah mereka pergi menuju ke Seattle dengan mobil milik Jessica. Itu perjalanan yang berisik, suasana ramai yang tidak kunjung bisa dinikmati Nesryn. Andaikan dia ingin dia masih tidak bisa melakukan hal itu. Dia tidak bisa berhenti tenggelam dalam pikirannya sendiri dan mengabaikan orang di sekitarnya.

Bella mengetahui jelas wataknya itu, dia tahu kapan harus berbicara dengan nya dan kapan harus diam.

Nesryn sampai di tokoh gaun tempat dimana Angela dan Jessica memutuskan membeli gaun prom nya. Nesryn langsung mengambil gaun yang menarik perhatian nya. Gaun hitam sederhana dengan straight across neck yang terlihat pas dengan tubuh kurusnya. Dia hanya ingin datang ke prom untuk mendapatkan kenangan yang tidak dia milik di masa lalu.

"Itu pilihan yang cepat." Jessica terkejut. Nesryn tersenyum paksa. "Aku menargetkan gaun ini sejak lama." Bohong nya.

"Gaun itu indah, tapi bukankah terlalu sederhana untuk prom?" Komentar Jessica.

Nesryn mengangkat bahu dia tidak ingin membuat orang lain memujinya jadi dia baik-baik saja dengan pilihan gaun ini. Gaun dengan tali spaghetti dan panjang nya melewati kakinya dengan bagian belakang sedikit terlalu terbuka.

𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENOù les histoires vivent. Découvrez maintenant