SEVENTEEN

884 113 5
                                    

Takdir sekali lagi tidak berpihak padaku. Ayahku sekarang berada di entah berantah, memancing bersama Bill dan Harry. Sial sekali, sekarang aku telah mengambil keputusan sepersekian detik yang sia-sia. Masih terjebak di sini. Akh, aku tidak bisa menyalahkan ayahku. Dia berjanji akan menjemputku 1 jam lagi.

"Telepon bodoh." Aku mengutuk kontak di telepon genggamku, tidak ada nomor yang bisa dihubungi untuk bantuan. Efek samping kurangnya bersosialisasi.

"Kau terlihat dalam masalah besar, Nesryn."

Aku berbalik cepat dan menemukan Thomas memegang kunci mobilnya. "Kau akan pergi kemana?" Aku bertanya cepat. "Mengambil barang di mobilku." Ucapnya.

Ah benar. Tidak ada kesempatanku untuk kabur. Dia bukan pengemudi yang aman. "Kau ingin pulang? Jam istirahat masih lama aku bisa—"

"Tidak terimakasih banyak. Aku trauma dengan cara mengemudi mu. Jika aku yang mengemudi kau terlalu cerewet."

Benar-benar traumatis, dia membawa mobil dengan kecepatan tinggi untuk ukuran makhluk yang tidak abadi. Itu pengalaman yang buruk, beberapa tahun lalu di Phoenix ketika ibu tidak bisa mengantarkanku pulang dia mengambil alih. Itu membuatku hampir hipertilasi. Aku korban kecelakaan bagaimana dia dengan kejamnya mengemudi dengan kecepatan itu?

Aku lebih baik meminjam ruangan Tiffanie untuk tidur siang. Dengan begitu semua akan baik-baik saja. Ya itu pilihan yang tepat. Segera aku berbalik masuk ke dalam gedung rumah sakit. Di persimpangan jalan untuk ke ruangan itu, aku kembali bertemu Carlisle. Sial mengapa dia di sini?!

"Halo lagi Dokter." Aku. Benci. situasinya.

"Aku tidak bermaksud mengagetkan mu tadi. Maafkan aku." Ucapnya.

"Anda tidak bermaksud jadi itu baik-baik saja. Aku harus bertemu Dokter Tiffanie." Ucapku dengan senyuman yang tidak sampai di mata.

"Permisi." Aku mencoba menghindar sejauh mungkin.

"Bisakah kita berbicara sebentar saja?" Dia bertanya padaku mengikuti berjalan tepat di sampingku. Langkah kaki nya dengan mudah mengikuti ku.

Aku menghela nafas dan berhenti. Jujur saja kejar-kejaran ini melelahkan dan cukup memalukan. Jadi aku berhenti di tengah jalan yang membuat nya ikut terhenti. "Apa yang harus kita bicarakan?" Aku bertanya menatap langsung ke mata emas miliknya.

....

Kami berakhir di ruangan nya yang bernuansa putih bersih serta diisi lemari yang di penuhi arsip-arsip. Ada juga beberapa buku bacaan menghiasi ruangan itu. Aku tidak tahu kemana arah pembicaraan ini, tapi aku yakin semua ini terjadi karena kecerobohanku entah karena menyebut nama Edward atau karena menyebut gencatan senjata.

"Jadi apa yang ingin dibicarakan?" Aku bertanya duduk di sofa berhadapan dengan nya. Tatapan kami bertemu, aku tahu ini bukan pembicaraan basa-basi.

"Aku tidak menyadari ini sebelumnya tapi Nesryn bagaimana bisa kau mengetahui banyak hal tentang kami?" Dia bertanya.

"Tentang kalian? Apa yang anda maksud Dok—"

"Panggil aku Carlisle, aku tahu Nesryn, kau mengetahui tentang jenis kami." Carlisle memotongku.

Aku mengunyah lidah karena gugup. Dia tidak akan bisa dibohongi dengan kepolosan palsu. Alice pasti melihat nya di suatu titik setelah malam tadi. Aku menunduk bingung menjelaskan bagaimana. Jika aku menjelaskan tentang perpindahan dimensi itu akan membuatku seperti pencuri tubuh bahkan jika kami seperti bersatu. Jika aku berbohong Jasper akan mengetahui nya cepat atau lambat.

"Kau menyadari nya sejak awal bukan?" Dia menduga suaranya tidak menunjukkan intimidasi atau paksaan hanya murni rasa penasaran.

Dengan terpaksa aku mengakuinya. "Aku menyadari nya sejak awal, aku hanya bertingkah aku tidak."

Aku membersihkan tenggorokan ku. "Aku mengetahui tentang hal itu karena membaca nya, di suatu tempat." Ucapku gugup dan hampir bisa dikatakan takut.

Aku yakin dia tidak akan melukaiku namun tetap saja aku takut, tidak ada dalam bayanganku bahwa pengetahuan ku tentang mereka akan di ketahui secepat ini. Sekali lagi ini salahku karena begitu ceroboh.

"Jangan takut, aku tidak ingin membuatmu merasa seperti itu." Ucapnya terdengar dapat dipercaya.

"Aku hanya tidak mengerti bagaimana kau bisa mengetahui masa lalu Edward? Atau milik tentang Rosalie dan Jasper." Carlisle mengungkapkan pernyataan yang membuat perutku berputar.

Alice benar-benar telah melihat sesuatu.

"Itu entahlah kemampuan yang aku miliki setelah kecelakaan ku. Aku terkadang bisa mengendalikan nya dan terkadang itu bekerja sendiri nya tanpa keinginan ku." Aku perlahan-lahan mengungkapkan kebenaran.

Carlisle menangkap informasi itu. "Kau tidak takut setelah mengetahui apa kami?" Dia bertanya hati-hati.

Aku mengerucutkan keningku. "Jika aku takut aku sudah kembali bersama ibuku berbulan-bulan lalu. Aku jelas akan sudah memastikan aku tidak akan berbicara dengan mu diruang ini." Ucapku. "Setidaknya aku tahu kalian tidak seburuk, sebagian besar jenis kalian." Lanjutku mengangkat bahu.

"Aku tidak akan memberitahukan siapapun, bahkan Belle. Aku berjanji." Ucapku Bella cukup pintar untuk mengetahui semua fakta itu.

Carlisle terlihat lebih tenang dan tidak khawatir. "Soal yang di cafetaria, aku tumbuh mendengar legenda Quileute. Jadi aku tidak asing dengan gencatan senjata antara kalian." Tambahku.

"Aku tidak bermaksud untuk kau tahu, membocorkan apapun semua di suku itu tahu akan hal itu."

Carlisle tersenyum. "Aku tidak khawatir mengenai itu Nesryn, aku lebih mengkhawatirkan jika kau takut pada kami." Jelasnya.

"Dan mengapa seperti itu?" Aku bertanya heran.

"Alice, Rosalie dan Jasper mengganggap mu sebagai teman baik, mereka akan merasa kehilangan jika kau pergi." Jelasnya, aku bisa merasakan ada yang Carlisle tutupi tapi enggan memberitahu ku.

"Kau menutupi sesuatu bukan, Carlisle?" Aku bertanya.

Dia menunduk sebentar. "Ya, hanya aku akan memberitahukan nanti. Jika waktunya tepat." Menatapku sungguh-sungguh. Aku akhirnya menyerah dan mengangguk mengerti.

"Apakah kau punya acara besok sore?" Dia tiba-tiba bertanya.

"Aku? Entahlah. Ada sesuatu?"

"Aku ingin mengundang mu ke rumah kami. Jika kau tidak keberatan." Jelasnya.

Ke bangunan terkenal itu? Sungguh jiwa fans twilight ku berteriak, aku ingin. Tapi apakah disana aku akan di teror pertanyaan? Aku akan terkena serangan panik jika mereka menyudutkan aku. Itu tidak sebanding dengan kepuasan sebagai fans jika aku ke sana.

"Akan kupastikan mereka tidak menanyakan pertanyaan yang mengganggumu." Carlisle berbicara lagi seolah mendengar pikiranku. Aku dengan ragu-ragu mengangguk. "Ya baiklah."

"Tidak ada interogasi." Aku mengulangi nya sambil menjulurkan tangan untuk berjabatan. Ini sebuah kesepakatan.

Dia tertawa. "Tidak ada interogasi." Dia menjabat tanganku dan sengatan listrik statis seolah muncul mengalir disetiap sudut tanganku yang bersentuhan dengan miliknya.
....

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
𝐖𝐈𝐋𝐃 𝐑𝐎𝐒𝐄 - CARLISLE CULLENOnde histórias criam vida. Descubra agora