"Gue mampir ke bar sebentar, gimana sama lo?" sahut Khatryn sekaligus balik bertanya.

"Bar?" beo Hanna yang hanya dibalas anggukkan kepala oleh Khatryn.

"Tempat minum yang biasa gue datengin, lo mau ke sana?" tawar Khatryn membuat Hanna tidak langsung menjawab, berpikir sejenak.

"Lain kali gue ikut, gue duluan, bye!!" gadis itu berlari sembari melambai-lambaikan tangannya ke arah Khatryn.

Bagaimana bisa Hanna pergi bersama Khatryn jika mobil Raka saja sudah terparkir di halaman sekolah, pergi secara diam-diam pun akan terlihat oleh lelaki kejam itu.

Hanna berjalan menghampiri mobil yang terletak di beberapa barisan mobil lainnya. Kacanya yang gelap membuat Hanna tidak bisa melihat ke arah dalam.

Hingga kaca jendela mobil turunkan, reflek Hanna menurunkan tangannya kembali sembari melunturkan senyumnya karena yang berada di dalam bukanlah Raka, melainkan Zano.

"Raka minta gue buat jemput lo, dia lagi ada kesibukan," beritahu Zano setelah menurunkan kaca mobil.

"Dimana dia sekarang?" tanya Hanna penasaran.

"Masuk, biar gue jelasin di dalam," suruh Zano yang langsung di setujui oleh Hanna.

"Gue anter ke rumah lo sekarang atau masih ada keperluan lain biar sekalian?" tanya Zano ketika sudah melajukan mobilnya meninggalkan pekarangan sekolah.

Teringat satu hal, Hanna beralih menatap Zano membuat lelaki itu reflek ikut menoleh meski hanya sebentar.

"Siapa cewek yang waktu itu di club?" tanya Hanna membuat Zano nyaris tersedak ludahnya sendiri.

"S-seharusnya masalah ini udah selesai--"

"Jawab, siapa?" sela Hanna, menatap Zano penuh keseriusan.

"Namanya Zelion, dia Adik dari Naba, salah satu anggota dari PG kita," jawab Zano jujur, karena Raka pun tidak melarangnya jika sewaktu-waktu Hanna bertanya mengenai hal itu.

"PG? Apa itu PG?" tanya Hanna semakin bingung.

"Lo bisa tanya sama Raka--"

"Oke, lanjutin tentang cewek itu--"

"Apa yang mau gue lanjutin?" Zano menyela perkataan Hanna.

"Kenapa dia bisa berani deketin Raka, seharusnya dia tau kalau Raka udah punya pacar bukan?" lontar Hanna bertanya.

"Atau kalian emang selalu ketemu setiap hari?"

Dengan cepat Zano menggelengkan kepalanya, "Gue aja baru kenal kemarin waktu pertemuan di cafe dekat apartemen Raka," sahutnya cepat.

"Gue juga udah bilang, jangan macem-macem pawangnya galak--"

"Sialan!" desis Hanna merasa tidak terima membuat Zano terkekeh pelan.

"Kenapa Raka gak cerita soal ini?" gumam Hanna pelan seraya menopang dagunya berpikir keras.

"Dimana Raka?" tanya Hanna masih penasaran kemana perginya lelaki itu sekaligus mengalihkan topik pembicaraan.

"Raka ada meeting penting, jadi dia minta gue buat jemput lo--"

"Di kantor?"

Zano menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, "Atau, lo mau gue antar ke sana?"

"Gak perlu, gue turun di sini aja--"

"Tapi ini belum sampai di rumah--"

"Gue masih ada urusan, lo bilang sama Raka," sela Hanna berucap. Begitu mobil berhenti, lantas Hanna keluar dari dalam mobil tanpa mengucap sepatah katapun lagi.

MY CRUEL BOYWhere stories live. Discover now