1. Meyakinkan

169 42 35
                                    

Selamat membaca🤎

•••

"Jika sudah ada yang pasti, kenapa masih memilih yang ragu"

•••

2 Tahun yang lalu...

Seperti biasa, suasana meja makan pagi ini begitu hening, hanya terdengar suara dentingan sendok yang saling beradu. Bukan karena sesuatu, melainkan seperti inilah kebiasaan di rumah kediaman Rahardjono. Ketika makan, tidak ada seorangpun yang berbicara, mereka selalu menikmati hidangan yang dibuat oleh mama dan asisten rumah tangga.

Budi Rahardjono, kepala rumah tangga yang kini telah menyelesaikan sarapannya membuka pembicaraan.

"Terbang kemana, hari ini?" tanyanya kepada Arga.

"Jepang, pa."

"Kapan kamu ada waktu libur?"

"Setelah pulang dari Jepang, mungkin Arga tidak ada jadwal lagi, Pa. Kenapa?"

Arga Rahardjono, sudah menjadi seorang Pilot diumurnya yang menginjak 25 tahun. Ia merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Arga memiliki seorang kakak perempuan yang saat ini sudah menikah dan tinggal bersama suaminya di bandung. Mereka juga memiliki seorang putri yang cantik nan bijak.

"Tidak ada, papa hanya mengingatkan saja, waktu libur nanti, kamu jangan kemana-mana, kita akan pergi kerumahnya. Kamu tidak lupa, kan?"

"Pa! Arga kan sudah bilang, Arga gak mau, Pa! Arga udah punya Mit--"

"Arga! Papa kan sudah bilang sama kamu, jauhi wanita itu! Ingat! Kamu itu sudah tunangan, Arga Rahardjono!" sela Budi dengan suara meninggi.

Jika Budi sudah menyebut nama anaknya dengan lengkap, artinya tidak ada seorangpun yang bisa membantah perkataannya.

"Nggak bisa Pa! ini kehidupan Arga, dan hanya Arga yang bisa memutuskan dengan siapa Arga akan menikah nantinya." Arga bangkit dari tempat duduknya. Dia pergi tanpa satu katapun, menurutnya duduk berlama-lama disini tidak akan ada kata selesai jika sudah berdebat dengan papanya.

Rini Rahayu, sang ibu sedari tadi hanya bisa diam menyaksikan pertengkaran antara suami dan anaknya. Matanya menatap sang putra yang kini bangkit dan hendak pergi dari tempatnya. Rini, hanya bisa menatap sendu putranya. Dia tak bisa berkata apapun. Suaminya benar, mereka tidak ingin putra mereka berpacaran lebih lama lagi dan menambah dosa lebih banyak lagi. Mereka ingin putra mereka memiliki ikatan yang halal dengan wanita pilihan mereka.

•••

Humaira Azkir, Gadis manis berkhimar syar'i itu kini sedang menuruni tangga dengan sedikit tergesa-gesa. Tujuannya saat ini adalah dapur.

"Ayah, Bun, Maira berangkat dulu." pamitnya, sembari mencium tangan ayah dan bundanya.

"Mau kemana?" tanya bunda.

"Bimbingan, bun."

"Loh, bukannya kata bunda dosennya lagi pergi keluar kota?" Kali ini ayah yang berbicara.

"Kata temen Maira, nggak jadi, Yah. Jadwalnya diundur besok. Makanya, Maira sempatkan hari ini dan semoga dosennya mau bimbing Maira, aamin."

Takdirmu Takdirku Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum