CSUH - 3 🌧️

141 9 4
                                    

Finally aku bisa kambek nulis Gara & Haira again!!! Yipi! Seneng nggaak? Vote dan coment aku tunggu yaa 💗😍

***

Kamis, 18 November

Lagi-lagi aku minta maaf Ra, aku pengecut, aku pecundang, aku ... aku brengsek.

Tigara

"Kamu emang brengsek, Gar." bisik Haira lalu menutup buku catatan yang ia buka kembali sore ini, ia mendongakkan kepalanya, mencegah air matanya yang hendak turun kembali.

"Malam ini kita kelulusan dan temen lo itu masih nangisin bajingan brengsek itu, Far." Fara menghela nafas kasar, Rahma benar Haira masih menangis dari pagi tadi, sahabatnya itu hanya keluar kamar ketika ingin minum dan lapar.

"Dia belum mau cerita, Mah. Gimana dong? Bukannya ga bagus ya bumil mendem masalah sendiri?" Fara menatap sekilas pintu kamar Haira yang memang sedikit terbuka, lalu beralih menatap Rahma yang menghembuskan nafasnya.

"Gue juga nggak tau harus bujuk Haira pake cara apa lagi, apa tadi pagi cara gue ngamuk ke Gara terlalu kasar ya makanya Haira malah jadi kepikiran begini? Gue yang salah nggak sih disini, Far?"

Fara menggeleng mantap, "Nggaklah. Yang lo lakuin itu udah bener banget. Emang dasar sepupu gue aja yang kayak taik onta. Gue lama-lama juga kesel banget sama Gara, apa sih yang tuh orang cari? Heran."

Rahma dan Fara sama-sama diam untuk waktu yang lama sampai suara derit dari pintu kamar Haira mengalihkan atensi keduanya. "Kalian kok belum berangkat?" tanyanya, suara perempuan itu jangan ditanya. Sangatlah parau dan sengau.

Rahma mendekati Haira, lalu memeluk Haira erat. "Akhirnyaaaa, lo belum makan malem kan, Ra? Makan dulu yuk? Gue tadi sama Fara kebetulan pesen steak. Kita udah search di google kalo steak aman kok buat ibu hamil, oh iya susu lo juga udah gue beliin lagi, terus—"

"Rahma.. Jangan urusin gue terus, nanti lo sama Fara malah telat. Kan ada prom night juga kan?" balasan Haira benar-benar membuat Rahma jengkel sekali.

"Haira? Lo... Astagfirullah, please lo tuh lagi perlu support. Dan lo malah bilang nggak usah urusin lo terus, maksud lo apa? Jangan ngerasa kuat Ra, nanti lo malah makin sakit, ada gue, ada Fara, bilang ke kita bagian mana yang mau lo tangisin, jangan nangis sendiri, merasa kuat sendiri, lo punya kita. Jangan merasa sendiri terus, Ra."

Haira menghapus air matanya yang meleleh kembali, benar kata tuhan, ia memberikan kesenangan diantara kepedihan yang menimpa. Dan Haira mendapatkan itu, mendapatkan sosok Rahma dan Fara yang senantiasa ada untuknya.

"Maaah, jangan gitu.." Haira langsung memeluk Rahma, menangis tergugu disana.

"Jangan gitu apa.." Rahma mengusap-usap punggung Haira yang bergetar, tak urung juga ia mendongak menatap lampu-lampu, berusaha mencegah air matanya untuk tidak menetes.

"Ya Allah, nangis lagi gue." lirih Fara tapi ikut berpelukan bersama Ragam dan Haira.

"Jangan kenceng-kenceng meluknya, Far! Si Haira kegencet oon!" pekik Rahma, membuyarkan suasana yang sedang melankolis ini.

Fara langsung mengurai pelukannya, dan beralih ke cermin besar dekat jam. Ia memeriksa apakah penampilannya berantakan atau masih flawles karena sempat menangis. "Duh! Gue kalo deket Haira bawaanya mau mewek mulu, gara-gara elo sih, Mah!"

Catatan Sayang Untuk HairaМесто, где живут истории. Откройте их для себя