CSUH - 2 🌧️

149 8 7
                                    

Vote dan koment jangan lupaaa pelll! 🌧️💗🌧️💗🌧️💗🌧️

Yang mau lanjut cepet share cerita CSUH DULU YAAAA ‼️‼️‼️

🌧️🌧️🌧️

Terik matahari menyilaukan mata seorang perempuan yang tengah berlari pagi ini, ia menegak sisa air minumnya lagi. Lalu, laki-laki yang baru saja selesai mengikat tali sepatunya itu melangkah mendekat, memberikan sebotol air lagi.

"Gue bisa beser kalo lo ngasih gue minum mulu, Gar!" pekik Achela, sewot.

Gara tertawa kecil, "Lah bagus lah, berarti pencernaan lo lancar. Dah bagus nih air gue kasih gratis."

Achela melirik sinis namun tak urung mengambil sebotol air yang Gara sodorkan. Dari jarak yang cukup jauh, ketiga sahabat ini saling berasumsi. Ada yang asumsinya jahat, ada pula asumsi yang tak mengarah apa-apa. Ketiganya sengaja menyamakan baju dengan orang-orang sekitar yang sedang berlari pagi, agar dapat menjadi bunglon yang sempurna.

"Kan gue kata juga apa, ada tempe di balik bakwan! Noh si playboy cap kaleng biskuit lagi berduaan sama si nenek lampir." Rahma mengatakan itu sambil mengusap peluh yang membanjiri keningnya, ia panas juga kesal melihat Haira yang diam-diam saja padahal Rahma tau perempuan itu pasti sedang sedih juga kecewa pada Gara.

"Lo jangan diem aja dong, Ra! Samperin! Jambakin noh rambut nenek lampir!" Fara yang tadinya ikut diam, kini terbawa dari omongan Rahma.

"Dilihat-lihat juga, Gara kali ini keterlaluan Ra. Dia bilangnya mau lari pagi bareng Rico sama Rayan, eh tapi sekarang? Malah bareng si Achela kan?" Fara kembali menatap sepupunya yang sedang tertawa bersama Achela.

Tak lama tetapi Rayan dan Rico datang sambil membawa raket sambil menyoraki Gara dan Achela. Rahma semakin kesal saja kala melihat Rico yang berpelukan sekilas dengan Achela, begitupun juga Rayan. Ketiga laki-laki itu agaknya sudah sangat dekat dengan Achela.

"Sialan tuh bocah, awas aja kalo sok-sok'an ngerayu gue lagi!" ucap Fara yang ikut kebakaran jenggot.

Haira sendiri hanya diam melihat Gara, Rayan, dan Rico yang begitu nyaman berada dekat dengan Achela. Bahkan Haira merasa Achela lah yang seharusnya menjadi pacara ataupun istri dari laki-laki itu. Gara bahkan sampai berbohong lagi hanya untuk berkumpul dengan Achela dan kedua teman tengilnya itu.

Entah ini hormonnya yang tidak stabil atau memang Gara yang sudah keterlaluan kepadanya, lelehan air mata itu dengan sendirinya keluar tanpa bisa ia cegah. Dari cara Gara mengusap pucuk kepala Achela ketika gadis itu cemberut cukup bagi Haira untuk menyimpulkan bahwa sesungguhnya yang Gara mau adalah berada dekat dengan Achela bukan dirinya.

"Gue mau balik." pinta Haira, lirih.

Rahma menggeleng galak nan tegas, "Nggak ada! Gue mau nyamperin si tiga tengik itu! Lo diem aja disini! Bisa-bisanya mereka kena rayuan receh si nenek lampir itu?!" lalu Rahma segera berlari ke arah Gara dan yang lain sebelum Fara bisa mencegahnya.

"Ah kunyuk! Dia mah gegabah banget anjir! Gue kesel nggak sampe begitu deh! Ini mah melenceng dari misi!" kata Fara sambil berkacak pinggang, menyayangkan sikap Rahma yang gampang emosian.

"Mau nggak mau kita harus kesana juga, Ra. Kasian itu sih Rahma, bisa-bisa dia dicurigain sama mereka." kata Fara.

Haira menghapus air matanya yang sempat berlinang, "Rahma kampret banget emang!" pekik Haira, kesal.

Ketika sampai di depan Rico, Rahma langsung saja merebut raket dari bahu laki-laki itu lalu membuangnya asal ke aspal jalanan yang kasar. "Eh sialan! Siapa yang ngambil raket gu—"

"Sayang?!" pekik Rico, kaget bukan main.

"Gausah sayang-sayang sialan! Lo semalem nolak ajakan gue buat lari pagi ternyata karena ini? Karena lo mau ketemu si nenek lampir ini? Iya, Co?" perktaan Rahma yang menggebu-gebu itu cukup untuk menyadarkan Rico bahwa pacarnya itu tengah marah besar padanya.

"Sayang nggak, dengerin aku dulu, aku bisa jelasi—"

"Lo juga, Gar! Kenapa lo malah disini? Lupa lo kalo Haira istri lo?" kini giliran Gara yang menjadi sasaran mulut sadis Rahma, bahkan Gara tak bisa berbuat apa-apa ketika iris matanya menangkap Haira yang datang dan langsung menarik mundur Rahma yang tengah menunjuk-nunjuknya.

"Mah udah!" bisik Haira, Rahma menggeleng kencang-kencang.

"Ini nenek lampir sekali-kali harus dikasih pelajaran. Kemarin dia masih gue kasih aman karna jalan ke bioskop bareng mereka, tapi sekarang? Gue nggak bisa pura-pura baik lagi. Lo itu ular Achela!" pekik Rahma yang berhasil mengundang perhatian para pelari pagi.

"Rahma!" Rico menarik lengan Rahma, namun Rahma menepisnya.

"Apa? Mau marah? Iya? Takut si ular itu nangis karna gue bentak-bentak? Cemen banget tuh!" bukannya takut melihat ekspresi Rico yang sudah berubah, Rahma justru semakin membara.

"Lo juga, Yan! Nggak usah sok-sok'an ngerayu Fara lagi kalo ujung-ujungnya lo juga kena bisa si ular kegatelan ini! Lo bertiga sama gobloknya!"

"Rahma cukup! Atau kita putus?!" finalnya, Rico mengatakan itu.

Rahma terdiam sebentar, menatap penuh kecewa kepada Rico. "Putus? Lo mau putus? Oke. Kita putus, hari ini juga, detik ini juga. Gue lebih baik nggak usah punya cowok, daripada punya cowok yang tukang bohong!" Rahma mendorong tubuh Rico yang ingin menahannya.

"Rahma maksud aku nggak gitu, Rahma.." ucapan Rico tak ditanggapi oleh Rahma, justru gadis itu berjalan ke arah Gara.

"Dan untuk lo, Gar. Lo itu cowok yang paling nggak tau diri yang pernah gue temuin." Rahma menghapus lelehan air matanya dengan kasar, jari telunjuknya masih berdiri tajam menunjuk wajah Gara yang terdiam.

"Haira yang notabenenya istri lo, lo biarin sendirian di amnsion segede itu dan lo disini malah enak-enak ketawa haha hihi sama si ular ini? Lucu lo? Merasa keren lo?"

Haira menarik Rahma pelan, jujur Haira tidak pernah melihat Rahma sekuat ini. Bahkan Haira tau bahwa sahabatnya itu mati-matian menahan tangannya untuk tidak menampar Gara disini. "Mah udah... Gue takut,"

"Sebentar, sebentar lagi lo bakalan nggak takut Ra." kata Rahma.

"Lo itu nggak pantes untuk Haira, lo itu terlalu brengsek untuk sahabat gue yang sialannya selalu maafin lo! Lo itu cuma bisa minta maaf, maaf dan maaf! Lo itu terlalu jahat untuk Haira yang bahkan masih diem disaat lo malah jalan sama cewek lain!"

"Mulai detik ini, lo bertiga plus si cewek ular ini jadi musuh gue! Dan lo semua perlu tau, terlebih lagi lo Tigara, semua orang yang gue benci nggak akan gue biarin deket dengan sahabat-sahabat baik gue, dan lo tau kan apa artinya?" Rahma mundur perlahan, ia melirik sinis Achela yang berada di belakang Gara.

"Achela, lo bukan tandingan untuk Haira." lirih Rahma, mematikan.

Lalu Rahma menarik lengan Haira dan Fara untuk menjauhi ketiga laki-laki itu. Haira sendiri sempat melihat Achela yang berdiri di belakang Gara, meminta perlindungan. Bahkan laki-laki itu sendiri dengan spontan menghalangi Achela ketika Rahma tadi berusaha mengintimidasi gadis itu.

Lo brengsek, Gar. Ternyata lo emang sebrengsek itu.

🌧️🌧️🌧️

Hayo! Mari kita ngamok bersama 😭🤙😭🤙😭🤙🤙😭

Gara tuh nggak kapok kapok ya dari season 1 😇😊😇😊😇😊

Catatan Sayang Untuk HairaWhere stories live. Discover now