#16.Kenyataan_1

165 9 2
                                    

"baby bos kita udah gede ya?" tanya kevin kini mereka duduk di ruang tunggu depan kamar Keyla. mereka sudah diberi tahu farel. sebelum menyuruh mereka berdua jaga keyla

"iya, padahal dulu masih kecil banget kaya semut" jawab arlo

"ya nggak kaya semut juga" Kevin menendang kaki Arlo sedikit keras

"apa paan sih lo, sakit tau"

"sikit tii, cuma gitu doang cemen lo" ejek kevin, Arlo merotasikan bola matanya malas

"menurut lo mereka sudah habisi tu para tikus belum?" tanya arlo

"jangan ditanya lagi, sudah pasti itu mah" kevin menyenderkan tubuhnya dan hendak memejamkan mata, baru saja menuju alam mimpi, suara Arlo mengejutkannya

"baby bos joget, eh maksudnya kloget-kloget" panik Arlo. Kevin reflek menggeplak Arlo "kejang woy!" yang ikutan panik

Kevin menyuruh Arlo menekan tombol nurse call tepat di sisi brankar Keyla "tombol nurse call nya disa- belum sempat Kevin menyelesaikan ucapannya, Arlo sudah lebih dulu keluar ruangan dengan berteriak. bodohnya Kevin ikut mengejar nya.

"panggil angkot" menggeplak mulutnya, setelah menyadari salah ngomong. "panggil ambulance" lanjutnya teriak

"pencet tombolnya bego!" teriak Kevin kesal, Arlo menghentikan langkahnya dan berniat kembali keruangan, namun ia melihat Vian yang berjalan tergesa-gesa menuju kamar Keyla. saat tahu suara gaduh dari Arlo.

"DOKTERRRR BABY BOS GOYANG" Arlo berlari memberi tahu Vian.

"kalau ngomong yang bener, gila lo!?" Kevin menyikut Arlo. ia sedari tadi mengikuti Arlo yang nggak jelas. "ya maaf, namanya juga panik"

kini mereka menunggu diluar, sedangkan Vian didalam mengecek keadaan keyla.

Vian tersenyum senang melihat adanya pergerakan dari jari-jari tangan keyla yang cantik dan kecil itu.

mata indah itu terbuka perlahan, menyesuaikan cahaya yang masuk ke indra penglihatannya.

"h-a-us" lirih Keyla dengan suara serak. selama 1 Minggu koma tentu membuat tenggorokannya kering, Alhamdulillah hanya koma 1 Minggu, entah keajaiban atau takdir yang terpenting sekarang gadis itu bangun setelah di tunggu akan kehadirannya oleh banyak orang.

dengan segera Vian memberikan air mineral secara perlahan.

Vian masih tersenyum tulus memandang seorang yang selama ini ia rindukan. "dokter kenapa senyum" tanya keyla pelan

tanpa mengucapkan sepatah kata, vian memeluk keyla tidak terlalu erat, karena ia tahu adek nya baru saja bangun dan masih lemah. Keyla bingung, mengapa dokter ini memeluknya? tetapi ia tetap membalas pelukan itu.

tak lama, terdengar suara pintu terbuka, datanglah alvan, alvin, sabrina dan revan.
teman alvan, alvin serta anggota inti stargazer sudah pamit pulang duluan. mereka tidak ingin mengganggu pertemuan keluarga itu dengan seseorang yang selama ini telah berpisah.

"bang Revan, Keyla kangen tau" ucap nya tatkala melihat Revan saat baru masuk dan disampingnya terdapat alvan dan Alvin.

Revan menghampiri Keyla dan memeluk nya, bersyukur gadis kecil yang ia rindukan akhirnya bangun dari tidur panjangnya.

"abang juga kangen kamu, kamu sih lama banget bangunannya" menggenggam tangan kecil itu

"ya nggak tau kok tanya saya tanya aja sama om dokter nya, eh tau ga bang masa om dokter nya tadi meluk meluk aku" ucap Keyla dengan sesekali menatap Vian tajam sedangkan yang ditatap hanya tersenyum geli melihat adiknya yang menggemaskan itu.

"OOO kamu tau ga key-

"ya mana keyla tau abangg"

"ya jangan dipotong dong sayang" Revan yang gemas sendiri

Keyla hanya tersenyum nggak berdosa "oh iya ya, ya maap hehe, oke lanjuuut"

mungkin ini sudah waktunya yang tepat untuk memberi tahu bahwa bukan bagian dari keluarga nya "sebenarnya kamu.." Revan menggantung ucapannya.

"sebenarnya apa bang?" tanya Keyla penasaran

"sebenarnya kamu bukan adek kandung Abang" ucap Revan cepat dengan menunduk, tidak tega melihat ekspresi yang akan ditunjukkan adiknya nanti.

"oooo" jawab keyla enteng, orang yang berada didalam ruangan itu cengo dengan jawaban yang gadis itu lontarkan.

Revan mendongak perlahan tapi pasti "ma-maksudnya dek?" sungguh ia sangat terkejut, sejak kapan Keyla tau. apa mungkin ayah atau bunda yang memberi tahu.

"sebenarnya Keyla tahu, waktu ..." gadis itu menempelkan telunjuknya ke dagu pertanda sedang mengingat

flashback on

"sampai ketemu besok guys" Ucap Cika

"Yoi" sahut Safa

"Oke, dadahh"

setelah mengucapkan itu, Keyla memutuskan panggilan nya, lalu melanjutkan memasukkan barang-barang yang akan dibawanya besok. Selesai dengan kegiatannya, Keyla berniat untuk tidur lebih awal. berbagai bentuk gaya sudah ia lakukan, tetap saja tidak bisa tidur.

Merasa bosan Keyla turun kebawah dengan raut muka kesal disertai ocehannya yang tidak jelas. tujuannya sekarang yaitu dapur, mengambil coklat di kulkas yang memang selalu stok banyak karena gadis itu hobi memakan makanan berwarna coklat tersebut.

setelah mengambil dua batang coklat, ia berjalan menuju kamar namun gadis itu mengurungkan niatnya disaat mendengar ada suara Revan dan Liana sedang berbicara di ruang keluarga yang Keyla yakin i pasti hal serius yang mereka bicarakan.

Sambil memakan coklat yang barusan ia ambil Keyla memperhatikan apa yang dibicarakan Abang dan bunda nya tersebut.

"Iya bun, Revan tahu, tapi mau sampai kapan kita sembunyikan ini dari Keyla?"

"belum waktunya nak"

"Keyla sudah besar dan dia berhak tahu siapa keluarga kandung nya bunda"

Bagai disambar petir Keyla terkejut mendengar pernyataan Revan barusan, sedih, marah, kecewa, bingung. perasaannya campur aduk Keyla bingung apa yang harus ia lakukan sekarang. Jadi selama itukah dia tinggal bukan bersama keluarga kandung nya? gadis itu tetap diam mendengarkan apa yang dikatakan Abang dan bunda selanjutnya.

Liana berpikir sejenak, benar juga kata putra nya bahwa Keyla sudah besar dan berhak untuk mengetahui keluarga nya yang sebenarnya. "ya sudah besok setelah Keyla pulang dari kegiatan sekolahnya kita kasih tahu yang sebenarnya, sekarang kamu tidur gih"

Revan bersyukur, akhirnya Liana mengerti juga "makasih bun, Revan tidur dulu ya" Liana pun mengangguk mengiyakan.

Keyla berlalu pergi dari sana menuju kamarnya dengan sedikit berlari, sambil menangis dan tangan yang masih menggenggam coklat, gadis itu terus melontarkan makian yang tertuju pada Revan. "Abang jahat" terus mengatakan kata itu sampai tiba di kamar.

Sesampainya dikamar, gadis itu masih terus menangis sambil memakan coklat nya yang ia ambil tadi "Abang jahat, bunda sama ayah kenapa diam aja nggak kasih tau Keyla, Keyla marah sama kalian tapi Keyla sayang"

Keyla diam termenung, bingung apa yang harus ia lakukan sekarang dan tentunya masih dengan coklat di mulutnya "Keyla harus cari keluarga Keyla!" setelah lama melamun akhirnya ia memutuskan untuk mencari keluarga kandungnya besok sepulang MOS.

flashback off

Annoying Brother (On Going)Where stories live. Discover now