Ushijima Wakatoshi

330 31 1
                                    

Pertandingan bola voli musim ini juga terlihat seru. Bukan berarti aku tertarik dengan olahraga itu, tapi bukannya lucu kalau aku yang punya adik suka dengan bola voli dan sepupu yang merupakan anggota inti tim bola voli ini malah tidak tahu apapun.

 Bola voli itu menarik, hanya saja aku tidak memiliki niat untuk menjadi bagian dari tim seperti sepupuku atau adikku. Yang kulakukan hanyalah melihat mereka bermain sambil sesekali berdebat dengan sepupu yang sudah tergila-gila dengan bola voli.

“Aku mengerti tentang obsesimu dengan bola voli, tapi bisakah kau tidak melihatnya dengan tatapan seperti itu?”

“Seperti itu?”

“Seolah kau yang harusnya bermain di lapangan, mungkin.”

“Nee-chan kau bercanda. Memang seharusnya aku dan tim yang ada disana dan bermain. Benar-benar menyebalkan.”

“Aku tidak ingin mendengar hal itu dari orang yang sudah kalah.”

Aku melihat Oikawa yang terlihat dongkol sambil meminum cola milik Takeru. Dia masih saja seperti anak kecil, bahkan Takeru lebih dewasa darinya.

“Nee-chan, Tooru meminum cola-ku.”

“Minta dia untuk membelikanmu yang baru setelah pertandingan selesai.”

“Ok”

Oikawa melihatku dengan ekspresi tidak percaya, kemudian mengalihkan pandangannya pada lapangan. Aku tahu dia kesal karena tidak bisa mengalahkan Akademi Shiratorizawa, apalagi orang itu selalu saja mengatakan hal-hal yang membuatnya kesal.

Yah, mereka kan tipe orang yang sama, wajar jika menunjukkan tanda-tanda penolakan dan permusuhan. Aku hanya berharap kalau dia bisa lebih sabar untuk mencapai tujuannya itu. Karena semakin kuat Oikawa, semakin banyak dia akan menemui lawan dan kawan yang kuat.

Pertandingan selesai dengan hasil yang sudah di perkirakan oleh orang-orang. Akademi Shiratorizawa memang lawan yang tangguh, apalagi salah satu pemainnya sudah direkrut menjadi pemain nasional. Level nasionalnya memang pembeda yang sangat mencolok.

Aku mengecek ponselku dan membaca pesan dari Oikawa bahwa Ibu datang untuk menjemput Takeru, jadi aku harus menunggunya untuk pulang bersama. Wah, harus berapa lama aku menunggu kali ini. Sudah seharian berada di luar rumah, sekarang aku ingin pulang dan beristirahat. Tapi, kau memintaku untuk menunggu lagi? Tidak. Lebih baik aku pulang sendiri.

 Aku sudah dekat dengan pintu keluar dan melihat Oikawa sedang bersama dengan salah satu pemain Akademi Shiratorizawa. Oh, tidak. Dia Ushijima Wakatoshi si pemain nasional. Kira-kira mereka bicara apa ya? mungkinkah kali ini juga mereka beradu mulut tentang siapa yang lebih kuat? mereka tidak akan terbawa emosi kan?

Lupakan. Mungkin pertemuan mereka bisa kujadikan alasan untuk bisa meninggalkan Oikawa. Aku melanjutkan langkah sambil menghindari kedua penggila bola voli itu hingga pandanganku bertemu dengan Ushijima.

“Senpai,”

Langkahku terhenti dan menghela nafas setelah merasakan tatapan dari Oikawa dan Ushijima. Sedikit meruntuki ketidakpekaan Ushijima, seharusnya dia tidak perlu memanggilku sekalipun dia tahu aku adalah seniornya.

“Hai. Selamat atas kemenangan kalian.”

Aku memaksakan senyum dan mendekati keduanya. Oikawa, anak ini tidak bisa menyembunyikan perasaan tidak sukanya sama sekali. Seharusnya dia bisa menutupinya sedikit, tidakkah dia tahu kalau Ushijima melihatnya dengan cara yang aneh?

Aku tidak dekat dengan tim bola voli laki-laki sekolah, hanya beberapa kali menonton mereka latihan dan sempat membantu manajer mereka menyiapkan latih tanding. Jadi aku tidak berpikir kalau Ushijima akan mengenalinya.

Haikyuu RomanceΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα