Sakusa Kiyoomi

1K 125 7
                                    

Sekolah sudah berakhir sekitar 1 jam yang lalu, tapi aku masih tidak ingin pulang. Aku masih kepikiran pembicaraanku dengan Sou saat makan siang tadi.

Aku mengehela nafas panjang, aku merasa seperti terkena karma. Menyebalkan sekali. Sampai tadi pagi hubungan kami baik-baik saja, tapi siang ini karena keingintahuanku, aku membuat hubungan kami menjadi canggung.

Sou yang sudah menjadi temanku sejak SMP, hari ini mengatakan kalau dia menyukaiku. Dia tidak memintaku untuk jadi pacarnya sih, tapi kan tetap saja dia tidak pernah melihatku sebagai temannya selama ini.

Argh. Aku tidak bisa berpikir dengan benar. Aku mungkin harus segera pulang dan menjernihkan pikiranku dengan mandi air dingin. Setidaknya itu yang aku pikirkan sampai aku berbalik dan melihat Sakusa sedang duduk di kursi.

“Sudah akan pulang?”

“Menurutmu?”

Sulit untuk menjelaskan bagaimana raut wajah Sakusa karena dia selalu memakai masker tapi, dari matanya dia tampak tidak suka ketika aku menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan juga.

“Bertengkar dengan Sou?”

Aku menghela nafas lagi, lalu duduk di kursi disamping Sakusa. “Kami tidak bertengkar. Hanya saja Sou… tunggu, kenapa aku harus mengatakan ini padamu?”

“Karena aku bertanya padamu.”

“Lalu kenapa kau bertanya padaku?”

“Karena hanya ada aku di kelas ini. Tidak ada orang lain yang bisa kau ajak bicara, jadi bicaralah dan aku akan mendengarkan.”

Aku terkejut. Bagaimana bisa seorang yang menganggap dirinya begitu ‘mulia’ begitu penasaran dengan ‘orang biasa’ sepertiku. Sayang sekali aku tidak bisa membaca pikirannya seperti yang dilakukan Motoya-kun. Dia memang esper sejati.

“Bukan hal yang serius. Aku hanya merasa canggung pada Sou. Kau sudah mendengarnya, jadi aku akan pulang.”

Singkat dan jelas. Kalau Sakusa yang ‘mulia’ ini sangat istimewa, dia pasti tidak akan bertanya lagi. Dengan jawabanku saja dia seharusnya tahu kalau aku tidak ingin membicarakan masalah ini dengannya, meskipun hanya dia satu-satunya yang ada di kelas ini.

“Kenapa?”

Aku melihat Sakusa, jengkel. Hari ini bukan April mop kan? Kenapa orang-orang bersikap aneh dan membuat kepalaku pusing. Tadi Sou sekarang Sakusa.

“Kenapa kau berdiri di depanku saat aku akan …” aku menghela nafas, dan kembali duduk. Bagaimana bisa Sakusa melihatku tanpa berkedip dan lagi tatapan matanya itu begitu gelap dan dingin.

“Aku sungguh tidak tahu apa yang membuatmu memaksaku untuk bicara. Tapi, ini adalah masalahku dan Sou. Aku tidak perlu orang lain untuk membantu, memberi saran atau apalah, yang membuat mereka tahu. Terlebih kau.”

Aku menghirup nafas panjang dan menghembuskannya pelan untuk menenangkan diri, “Sakusa Kiyomi-san. Kita bahkan teman sekelas yang hanya tahu nama satu sama lain. Aku tidak harus memberitahumu dan kau tidak harus tau. Jadi biarkan aku pulang.”

Aku melihat raut wajah Sakusa yang masih tidak berubah, tapi dia mengulurkan tangannya ke arahku. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan sampai tangan itu sampai di wajahku. Sentuhannya begitu lembut dan tangannya terasa hangat. Aku kira dia tidak mau menyentuh siapapun, tapi kenapa dia menyentuh wajahku?.

Pikiranku teralihkan sebentar dan ketika sadar aku melihat Sakusa tepat di depanku, sangat dekat hingga aku bisa mencium wangi parfum yang dia pakai.

“A-Apa yang kau lakukan?”

Haikyuu RomanceWhere stories live. Discover now