6-STAYCATION

42 9 1
                                    

Amor merasa beruntung memiliki suami yang sering menuruti permintaannya. Meski, saat hari biasa lebih mementingkan bekerja. Amor masih bisa memaklumi itu. Tetapi, di luar dari itu sang suami benar-benar memanjakannya.

Seperti hari ini, Evas menepati janjinya untuk mengajak Amor staycation. Tentu bukan hotel sembarangan yang dipilih. Dia memilih hotel yang biasa ditempati artis-artis dunia jika berkunjung ke Indonesia. Sebuah kamar hotel yang luasnya seperti apartemen mewah.

"Kamu mau aku buatin makanan?" Amor berjalan menuju dapur dan membuka kulkas. Di sana sudah ada beberapa bahan seperti telur dan beberapa sayuran.

"Kalau kamu masak, mending kita di rumah aja."

"Maksudnya?" tanya Amor sambil menoleh ke belakang.

Evas menghampiri lalu memeluk Amor dari belakang. "Aku pengen kamu bener-bener nikmatin liburan," bisiknya. "Nggak ada kegiatan lain, selain bersantai sama aku."

Pipi Amor seketika memerah. "Kamu ini." Dia berbalik lalu melingkarkan tangan ke tengkuk suaminya. "Jadi, aku harus melayani suami."

"Harus."

"Ya udah, mau apa?"

Evas memperhatikan ekspresi Amor. Dia selalu gemas, sekaligus antusias jika Amor memberinya tatapan menggoda. Sorot mata Amor selalu bisa menghipnotisnya. Gerakan mata, bibir dan kedipannya benar-benar membuat lelaki yang melihatnya pasti akan mendekat. "Menurutmu?"

"Ini masih siang!" Amor menoleh ke jendela, melihat sinar matahari yang masih terik. "Kamu yakin?"

Perlahan Evas menarik satu tangan Amor lalu mendekatkan ke bibirnya. "Harus, pakai waktu?" bisiknya lalu mengecup punggung tangan dengan jemari lentik itu. "Aku nggak peduli waktu itu."

"Dasar!" Amor menahan senyuman. "Bentar, aku siap-siap dulu!" Dia hendak menyingkir, tetapi Evas menarik tangannya hingga dia kembali berbalik menghadap lelaki itu.

Evas menggeleng tegas. "Nggak perlu disiapin."

"Ih, jangan gitu!" Amor menarik tangannya, tetapi Evas menariknya semakin mendekat. Dia menatap sorot mata Evas yang mulai tajam. Seketika dia tahu artinya. "Oke! Lakukan apa yang kamu mau!"

"Good." Evas membungkuk dan menarik Amor ke dalam gendongan.

Amor melingkarkan tangan ke leher Evas sambil terkekeh geli. Begitu sampai kamar, lelaki itu segera membaringkannya di ranjang. Amor bergerak mencari posisi nyaman lalu menatap Evas yang mulai melepas kancing kemejanya.

"Sengaja?" tanya Amor melihat Evas yang begitu pelan melepas kemeja itu.

Evas mengedipkan mata. Dia melempar kemeja itu lalu mengeluarkan ponsel dan meletakkan di nakas. Setelah itu dia melepas celananya dengan tatapan yang masih tertuju ke sang istri.

Amor menahan tawa. "Cepetan makanya."

"Oke!" Evas duduk di pinggir ranjang dan mulai menurunkan atasan model sabrina yang dikenakan Amor. Dia melakukan dengan pelan, sengaja menggoda istrinya. Hingga pakaian itu terlepas dan dia lempar ke belakang.

Drttt.... Ponsel di atas nakas itu bergetar.

Evas terlihat tidak mendengarkan. Dia sibuk melepas sisa pakaian yang dikenakan Amor. Sementara Amor, perhatiannya langsung teralih. Dia menatap nakas yang tingginya hampir sama dengan tinggi ranjang.

Rean calling.

"Ada telepon!"

"Biarin," jawab Evas lalu mulai mencari posisi.

Amor kembali menatap suaminya. Dia tersenyum melihat sang suami yang mulai tidak sabaran. Lantas dia menarik kepala lelaki itu dan menciumnya.

Drttt.... Suara getar ponsel sama sekali tidak dihiraukan oleh dua orang itu.

MI AMOR: WANITA YANG DIKHIANATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang