3-MASIH NOMOR YANG SAMA

50 11 1
                                    

"Aku inget, ini nomor yang sama kayak seminggu lalu. Kamu selingkuh, kan, Evas?"

"Blokir sendiri kalau nggak percaya!" Evas menyerahkan ponsel ke Amor, tanpa menyela tuduhan istrinya.

Amor menatap ponsel itu dan tampak menimbang-nimbang. Lantas dia mengambil dan memblokirnya. "Awas kalau itu beneran selingkuhanmu."

"Enggak, Sayang." Evas mengambil alih ponselnya lalu meletakkan kembali ke nakas. Setelah itu dia merangkul Amor dan mengajaknya kembali tidur. "I love you."

Amor menatap Evas yang terlihat biasa saja. Berbeda saat membahas tentang saran mertuanya, lelaki itu terlihat khawatir. Apakah itu artinya Evas kali ini jujur?

"Masih butuh penjelasan lagi?" Evas memperhatikan Amor yang masih menatap penuh selidik. "Perlu aku tahu siapa pemilik nomor itu?"

"Huh...." Amor menghela napas berat. "Nggak perlu."

Evas tersenyum. Dia mendekap Amor lebih erat lalu mencium keningnya. "Daripada mikir chat nggak jelas gitu, mending kita lakuin hal lain."

"Hal lain apa?"

"Selama seminggu aku nggak dapet jatah."

Amor memutar bola matanya malas. "Lagi nggak pengen."

"Kamu yakin nggak pengen?" Evas seketika berpindah posisi di atas Amor. Dia menatap senyum tipis wanita itu yang membuatnya semakin tertantang. "Yakin?"

"Yakin!" Amor mengangkat dagu, tidak terpengaruh godaan itu.

"Yakin?"

Kaki Amor bergerak kala Evas mendekatkan wajah ke pundaknya. Satu tangan lelaki itu kemudian menyelinap ke balik punggungnya. Amor bergidik kala telapak tangan hangat Evas mengusap punggungnya.

"Masih nggak mau ngaku?" tantang Evas melihat Amor yang terlihat biasa saja.

Amor memejamkan mata kala tangan Evas semakin turun ke bawah. Saat jemari lelaki itu hendak bergerak ke belakang, dia segera membuka mata dan menarik kepalanya. Dia mencium suaminya, menghilangkan konsentrasinya.

Tindakan Evas seketika terhenti kala mendapat ciuman menggebu itu. Dia membalas ciuman Amor sambil sesekali tangannya mengusap pundak wanita itu. Tetapi, ciuman itu mendadak terhenti. Evas menatap wajah Amor yang sepenuhnya memerah. "Why?"

"Kamu yang lebih nggak tahan, bukan aku," jawab Amor apa adanya.

Evas tersenyum samar. "Ya," akunya. "Kamu selalu bisa bikin aku melayang."

"Haha...." Amor tertawa pelan. "Di saat kayak gini kamu yakin bakal nuruti mamamu? Cuma aku yang tahu cara nyenengin kamu."

"Ya!" Evas mengakui itu. Amor memang paling mengerti dirinya. "Aku bakal tetep sama kamu, Cintaku."

"Bagus!" Amor memeluk pundak Evas dengan senyum samar. "Jangan pernah main-main sama perasaanku!"

***

Keseharian Amor ketika ditinggal suaminya adalah melakukan apapun yang da inginkan. Dia bukan tipe wanita yang memiliki jadwal sehari-hari yang harus ditepati. Tetapi, dia tipe orang yang akan menuruti maunya hati.

Terkadang saat sang suami ke kantor, Amor akan belajar membuat kue dan membaginya ke mama mertuanya. Awalnya memang direspons dengan hangat. Tapi, sejak dia belum juga memiliki anak, respons mama mertuanyapun berubah.

Amor tidak memiliki banyak teman, dari dulu hingga sekarang. Ketika sekolah, dia jarang bergaul dengan teman sebayanya karena dia harus bekerja. Setelah menjadi istri seorang Evas, beberapa kali Amor harus bertemu dengan istri klien suaminya. Hal itu juga membuka peluang pertemanan Amor, meski dia jarang berkumpul dengan temannya.

MI AMOR: WANITA YANG DIKHIANATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang