4-MATA HAZEL

60 13 2
                                    

Ceklek....

Wanita yang tidur dengan posisi miring itu menoleh ke pintu. Dia melihat sang suami berjalan masuk, tetapi belum menyadarinya. Amor memilih diam, melihat suaminya yang berdiri bersandar di pintu lalu mengusap wajah.

"Kenapa?" Amor seketika duduk.

"Ehh...." Evas tersentak. Dia mendapati istrinya yang menatap dengan wajah mengantuk. Seketika dia mengubah ekspresinya, lalu mendekati ranjang. "Kebangun, ya?"

Amor mengangguk. "Kenapa kamu lama banget?"

"Iya, tadi ada meeting."

"Kamu lebih banyak waktu di kantor daripada sama aku." Amor turun dari ranjang lalu menyalakan lampu. Dia melihat suaminya itu berjalan menuju kamar mandi dengan terburu-buru. "Mau aku buatin minum?"

"Nggak usah."

"Kamu udah makan?"

"Udah."

Amor kembali duduk di ranjang. Suaminya sangat jarang makan di rumah, terlebih saat jam makan malam. Amor tentu kesepian. Jika sudah begitu, dia akan merengek minta makan bersama. Beruntung, Evas tidak pernah menolak itu.

Beberapa menit kemudian, Evas keluar kamar mandi. Dia tersenyum melihat Amor yang menunggunya. Dia mendekat lalu meletakkan ponsel di nakas.

Mata Amor bergerak ke ponsel Evas yang tergeletak. Dia lalu mendongak menatap suaminya. "Capek?"

"Banget." Evas naik ke ranjang lalu menarik selimut. "Sini. Kamu nggak kangen?"

Amor kembali berbaring dan memeluk Evas. "Kapan mau makan malam bareng?"

Evas tampak berpikir. "Emm... Besok?"

"Yakin, nggak ada jadwal?"

"Hehe. Nggak tahu juga, sih." Evas mengecup puncak kepala Amor. "Sabtu, deh. Kalau enggak Minggu." Kemudian dia mendekap sang istri.

Amor mendengus. "Awas kalau nggak jadi."

"Kalau nggak jadi, kamu mau hadiah apa?"

"Nggak mau hadiah." Amor memundurkan kepala dan menatap Evas yang tersenyum samar. "Aku maunya kamu, bukan hadiah."

"Ah, gitu?" Evas mengecup hidung Amor gemas. "Oke, Sayang! Nanti kita makan malam bareng."

Amor tersenyum lebar. "Oke!" Dia mendekat ke leher Evas lalu memejamkan mata. "Aku daritadi nunggu, tapi kamu lama banget."

Evas mendongak, menatap jam dinding yang telah menunjukkan pukul dua belas lebih sepuluh menit. Dia mengusap punggung istrinya lalu memejamkan mata. Muncul rasa bersalah, tetapi dia berusaha mengenyahkan itu. "I love you."

Amor hampir terlelap saat bisikan itu terdengar. Dia tersenyum lalu semakin mengeratkan pelukan. "I love you, too."

Hati Evas seketika lega mendengar kalimat itu. Sepertinya dia bisa tidur nyenyak.

***

Drttt....

Wanita yang sibuk menata donat ke dalam wadah itu seketika mengalihkan pandang. Dia melihat ponsel yang tergeletak di meja makan bergetar. Seketika dia mendekat sambil mengusap tangannya ke celemek.

Amor mengambil ponsel, melihat nama suaminya. Seketika dia mengangkat panggilan. "Ya, Sayang."

"Nanti ada ulang tahun temenku. Bisa temenin?"

"Nanti?" Amor sontak menatap jam dinding yang telah menunjukkan pukul empat sore. "Kenapa dadakan banget, Sayang?"

"Aku lupa."

MI AMOR: WANITA YANG DIKHIANATIWhere stories live. Discover now