chapter 40 : sleep well

5.7K 332 88
                                    

༺❀༻

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

༺❀༻

MILAN melepas helm full face nya yang kemudian diletakkan di motor, lalu lelaki itu memasuki club. Begitu sampai di dalam, ekor matanya disuguhi lampu disco yang menyilaukan. Milan mengedarkan pandangan ke sekitar, sedikit berdecih melihat pria pria tua dengan setelan jas ditemani mabuk oleh gadis yang terlihat seperti anaknya daripada kekasih. Sebenarnya sudah menjadi hal biasa apabila melihat kalangan atas seperti pejabat berada di tempat seperti ini, dan tak heran jika di setiap sudutnya tertangkap pasangan pasangan-perbedaan usia-yang tanpa malu bercumbu panas sembari meneguk alkohol, ntah itu pasangan resmi atau pasangan cinta satu malam. Milan mengabaikan orang orang itu, kaki panjangnya melangkah menuju ruangan VIP.

"Hai, Milan!"

Seorang wanita berdiri tepat dihadapan Milan-menyapa dengan senyuman merayu. "Lo masih ingat gue 'kan? Kita terakhir ketemu tiga bulan lalu," ucapnya.

"Heaven?" tanya Milan memastikan.

Heaven, wanita itu mengangguk seraya menjentikkan jari. "Senang ketemu lo lagi, btw, mau minum sama gue?" kedua mata cantik itu menatap Milan berharap.

"Sorry, gue ditunggu sama yang lain."

"Ah, gitu ya." Heaven mengangguk canggung. "Have fun, Lan. Gue juga ada job malam ini, but next time minum bareng, ya, see you!" dia melambaikan tangan, berbalik kemudian meninggalkan Milan.

Kedua ekor mata Milan mengikuti arah langkah Heaven, kedua alis Milan bertaut ketika melihat Heaven menuju tiang dan bergabung dengan temannya untuk melakukan pole dance. Hampir saja Milan mengartikan hal lain tentang ucapan Heaven beberapa menit lalu. Suara ponsel disaku celana sontak memecah fokusnya, dengan segera Milan beranjak dari sana, kali ini langkahnya mengarah ke ruangan VIP.

Bau alkohol begitu menyengat kala Milan membuka pintu ruangan, sedikit mengabaikan lantas berjalan menghampiri Kenji-lelaki yang dengan suka rela menghamburkan uang hanya untuk ruang ini dan atas permintaan Nevan. Milan menduduki sofa kosong, kedatangannya langsung disambut dengan segelas minuman dari Nevan, namun ditolak olehnya.

"Gue gak minum, Van."

Dengan sisa kesadarannya, Nevan bertanya. "Kenapa, Bos? Tumben."

Milan tak menjawab, suara halus Berlin masih teringat olehnya, 'Besok masih UTS, jangan terlalu larut, ya' hal yang menjadi alasan mengapa Milan menolak alkohol dari Nevan.

"Lo terlalu mabuk." Milan menahan tubuh Nevan yang nyaris terjatuh karena terlalu memaksa Milan untuk minum.

Nevan terkekeh lalu menjatuhkan tubuhnya di tengah tengah wanita penghibur, sesekali menyerang bibir keduanya secara bergantian. Milan menghela pelan lantas menoleh pada Kenji dan lelaki itu sama saja, seharusnya Milan tidak datang malam ini.

MILAN [TELAH TERBIT]Where stories live. Discover now