[25] Foto Lama!

Mulai dari awal
                                    

Silmi mengangguk menyetujui, kemudian ia menyimpan foto itu di laci meja belajar.

"Yuk kita tidur, prendd!!" seru keduanya bersamaan.

***

Azlan berdiri panik, ia melepas jam tangan dan mengeluarkan dompetnya kemudian menyerahkan kepada Afnan dengan tergesa-gesa.

"Udah kebelet nih gue, nitip yee..."

Baru saja Afnan ingin bersuara, Azlan sudah terlanjur pergi dari hadapannya menuju toilet sekolah.

Pemuda itu berdecak kesal, kemudian mendudukkan diri dikursi yang tersedia didepan ruang guru.

"Untung sodara..."

Sembari menunggu, Afnan dengan iseng membuka dompet Azlan, barangkali ada uang yang bisa ia pakai jajan hari ini. Hhe...

Nadhif baru saja melintas didepannya. Ia melirik sedikit hingga suatu hal yang mengejutkan menghentikan langkahnya.

"Maaf!!"

Afnan tersentak, ia meletakkan dompet Azlan dengan cepat. "Ke-kenapa?"

Gadis itu menunduk malu, bisa-bisanya ia ngegas didepan Afnan.

"A-anu... Boleh saya liat dompet tadi?"

Hah? Apa? Afnan melongo. Apakah Nadhif ingin melihat isi dompet Azlan dan membandingkan dengan isi dompetnya, kemudian jika isi dompet Azlan lebih banyak maka Nadhif akan memilih kakaknya daripada dia?

Afnan menampar pipinya cukup keras. NADHIF BUKAN CEWE MATRE!!! Tegasnya dalam hati.

"Afnan, kamu kenapa?"

Baru saja Nadhif memanggil namanya? Afnan benar-benar melayang.

Nadhif yang kesal dengan tingkah Afnan reflek menginjak kaki pemuda itu kuat. Sedangkan Afnan langsung tersadar.

"Saya bicara loh dari tadi, kamu ga dengerin saya gitu?" kelakar Nadhif dengan mata melotot.

Serasa dimarahin bini. Afnan senyam-senyum sendiri.

"Maaf-maaf, nggak bermaksud." Bibir Afnan berkedut menahan senyum.

"Jadi kenapa?" tanya Afnan lagi.

"Saya boleh liat dompet itu?" Nadhif mengulang pertanyaan yang sama sembari menunjuk dompet Azlan.

"Ah, iya."

Afnan menyodorkan dompet itu dengan hati-hati.

Nadhif menggigit bibir dengan perasaan tak karuan. Ia menelan ludah yang terasa pahit. Melihat foto yang tertera di dompet itu, foto yang sama yang dilihatnya dirumah Silmi kemarin malam.

"Ini dompet kamu?"

Afnan yang tidak berniat berbohong langsung menggeleng. "Itu dompet Azlan."

"Hah?"

"Dompet Azlan, bukan dompet saya."

Nadhif menggeleng tak menyangka. "Ja-jadi masa lalu Azlan itu, Silmi?"

Tak

Nadhif dan Afnan sama-sama menoleh kearah sumber suara, dimana Azlan yang baru saja menjatuhkan botol air mineral berdiri kaku.

Pemuda itu mendekat dengan langkah pelan.

"Maksud Nadhif gimana yaa?" tanya Azlan kepada Afnan.

"Nadhif, boleh tolong jelasin. Saya juga bingung." Pinta Afnan pada gadis didepannya.

Surat Takdir Dari Tuhan ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang