29. Penyesalan selalu datang di akhir

Start from the beginning
                                    

Daffa terdiam mencerna semua ucapan Tristan. Kerjaan penting? Malam tadi dia tidak mempunyai pekerjaan penting yang ada dia malah sedang terpengaruh obat perangsang. Dan tentang pelayan,Daffa juga tidak pernah menitipkan pesan apapun kepada pelayan ataupun kalau dia pergi mendadak.

"Ada sesuatu yang tidak beras"batin Daffa.

"Gue pergi dulu"ucap Daffa. Lalu melangkahkan memasuki lift.

Tristan dan Bianca menatap bingung kearah Daffa berada di dalam lift yang mulai tertutup itu.

"Temen kamu kenapa? "Bingung Bianca.

"Aku juga gak tau"bingung Tristan sembari mengangkat bahunya.

"Ayo kita cari Claudia"ajak Bianca. Tristan mengangguk sebagai jawaban, lalu mereka berjalan menuju di mana kamar Claudia berada. Mereka berdua berada di lantai ini memang ingin mencari keberadaan gadis itu untuk di ajak sarapan pagi bersama,karena semua keluarga sudah menunggu di restoran yang ada di hotel.

Bianca mengetuk pintu kamar yang di tempati Claudia.

"Clau"panggil Bianca. Namun,tidak ada sahutan dari dalam sana.

Tok tok tok

"Claudia" panggilnya sekali lagi tapi tetap tidak ada sahutan.

Bianca mencoba membuka kenop pintu itu dan ternyata tidak terkunci. "Pintunya gak di kunci"ucap Bianca pada suaminya.

"Coba masuk"kata Tristan.

Mereka berdua lantas masuk kedalam kamar itu. Tidak ada siapapun yang ada di sana,hanya melihatkan tempat tidur yang berantakan.

"Loh Claudia di mana?"bingung nya yang tidak menemukan keberadaan sepupunya itu.

"Coba periksa di kamar mandi,siapa tau dia ada di sana"ucap Tristan.

"Sebentar aku periksa dulu"kata Bianca berjalan melangkah memeriksa kamar mandi.

Kening Tristan mengerut saat tidak sengaja melihat sebuah dompet pria berada di lantai dekat kaki kasur. Ia berjalan menghampiri benda itu lalu mengambilnya.

Tristan terkejut saat membuka dompet itu, di dalam sana ia mendapatkan identitas milik Daffa,yang otomatis berarti dompet ini milik pria itu. Tapi,kenapa berada di kamar yang di tiduri Claudia?

Ia memilih menyimpan dompet itu di dalam kantong celananya, Tristan nanti akan menanyakan itu kepada Daffa.

"Claudia juga gak ada di kamar mandi"ucap Bianca kembali menghampiri Tristan.

"Kemana sih tuh anak perginya? Di hubungi jua gak aktif. Gak tau aja dia kalau Tante Lisa dari tadi malam cariin dia terus"gerutu Bianca.

Memang dari tadi malam sepupunya itu tiba-tiba menghilang sebelum acara selesai. Mereka pikir saat itu Claudia sudah pergi kedalam kamar hotel yang di sediakan untuknya,mungkin gadis itu kelelahan makanya pergi lebih dulu tanpa pamit pada siapa pun. Tapi,saat di cari pagi ini gadis itu malah tidak ada,yang terlihat hanya kasur di kamar itu saja yang masih berantakan. Dan bisa Bianca tebak kalau gadis itu sudah pergi dari kamar ini.

"Mungkin dia ada urusan mendadak makanya gak ada"ucap Tristan.

"Ya tapikan bisa hubungi salah satu diantara kami. Supaya gak bikin kami khawatir "

"Coba kamu telpon temen Claudia,siapa tau kan mereka tahu di mana Claudia "saran Tristan.

"Kamu benar. Kenapa aku gak kepikiran dari tadi,aku harus telpon Niken"ucap Bianca kemudian mengotak-atik ponselnya untuk menghubungi Niken.

"Halo Ken"ucapnya saat sambungan telponnya terhubung.

"Iya kak,ada apa?"terdengar suara Niken dari sebrang sana.

MENGEJAR CINTA MAS DOKTER Where stories live. Discover now