Where have you been, World?

275 52 1
                                    


EPILOG – ALPHAS



"Ini dia pesanan dan kembalian mu."

"Terimakasih."

Satu roti lapis dan sejumlah uang pecahan kecil mendarat di tangan Mingyu. Pria itu lantas berlalu pergi setelah mendapat apa yang ia mau.

Akhirnya, ia kembali ke tempat ini setelah sekian lama.

Ya. Philomath, rumah keduanya.

Mingyu duduk di salah satu kursi kayu di bawah pohon. Taman kecil di pinggir kota tak jauh dari kampus lamanya. Tempat yang biasanya ia pakai untuk beristirahat setelah melakukan lari paginya.

Dan kedai roti lapis yang ia datangi tadi juga adalah kedai yang sudah sejak dulu ada. Namun sang pemilik berbeda sekarang.

"Mmmh! Tapi rasanya masih sama."

Carrier penuh sama seperti pipi Mingyu yang mengembung terisi makanan. Alpha dengan rambut yang menutupi seluruh belakang lehernya itu melirik sekitar. Menyaksikan bagaimana orang orang berjalan, bercanda, duduk bahkan tertidur di taman asri ini. Semua aktifitas yang di lakukan manusia - manusia nampak normal dan baik-baik saja.

Sama seperti di negara negara lain.

Mingyu tahu karena ia memang menyaksikan secara langsung bagaimana orang-orang di seluruh dunia hidup setelah perang beberapa tahun lalu.

Dan Philomath adalah negara terakhir yang ia datangi.

Alpha Oryn membersihkan saus yang secara tak sengaja menempel di janggut dan kumisnya. Kemudian bangkit untuk membuang kemasan bekas roti lapis yang telah disantapnya.

Tas besar yang jadi satu satunya teman dalam perjalanan jauh nan panjangnya itu ia gendong kembali di punggung. berjalan lagi seperti yang selalu ia lakukan tiga setengah tahun ini.

Lelaki tinggi yang tubuhnya sedikit kurus sekarang nampak menarik perhatian. Pasalnya, Di saat rakyat Xanchior berpenampilan rapi dan elegan, Mingyu jadi satu satunya sosok bak seorang tunawisma yang tinggal di jalanan.

Tapi faktanya memang begitu.

Saat kunjungannya ke Tulgey 4 tahun lalu, Mingyu masih berpenampilan rapi dan terlihat wibawa pangerannya. Orang orang masih melihatnya sebagai Alpha yang wajib di segani. Walau Pangeran tanah sana —Jun Nikos— akhirnya mengusirnya supaya Mingyu segera kembali dan tak merepotkannya (Jun merasa kasihan karena Mingyu bak tak punya tujuan sekarang) Mingyu justru malah melanjutkan perjalanan dengan mengelilingi dunia hanya bermodal Carrier besar yang ia beli di Tulgey. Meninggalkan Mark yang saat itu datang bersamanya. Mingyu hanya berpesan supaya pengawal Seungcheol yang juga temannya itu tak perlu mengkhawatirkannya, Ia juga meminta semuanya untuk bersikap seolah tak terjadi apa apa. Makanya Jun tak pernah membahas soal Mingyu yang ternyata pernah tinggal di negaranya cukup lama.

Tulgey, Aita, Solasta, Bahkan Bathic sudah di datanginya. Mingyu selalu mendapat tempat untuk tidur di rumah warga warga yang bersikeras ingin membantu walau Mingyu tak mau. Untuk membalas kebaikan mereka itu Mingyu akan ikut bekerja atau melakukan apapun yang ia bisa untuk membantu para warga.

Anehnya, Walau penampilannya sudah berbeda, Mingyu masih di kenal banyak orang. Khususnya mereka yang pernah Mingyu bantu dulu. Seperti warga Aita, Bahkan Solasta yang begitu memujanya. Mingyu selalu meminta supaya mereka tak menyebarkan berita agar tak meluap ke udara.

Namun tetap, Ada saja yang telinganya begitu besar.

"Kau jelek sekali."

"Hahaha."

Alphas - The War Where stories live. Discover now