XVIII

280 53 0
                                    

Tercengang bukan main. Seluruh pasukan mulai saling berbincang. Saling menuturkan apa yang terjadi pada rekan rekan di belakang. Begitupun Mingyu yang kembali menatap sang kakak—kini sedang menundukan kepala pada Heechul yang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Apakah kami terlambat?" Tanya Alpha itu ramah. "Ngomong ngomong, Tangan kananmu luar biasa."

Seungcheol tersenyum kecil. Ia melirik Mark yang nampak begitu bangga. "Aku sangat mengandalkannya untuk ini. Yang mulia," Raja Oryn berdiri tegak namun seketika berlutut sambil menundukan kepalanya dan berkata, "Kami mohon bantuan mu."

Disisi, Mingyu dan Mark awalnya hanya menyaksikan, Namun kemudian turut menurunkan tubuh sama rendahnya dengan Raja mereka. Membuat seluruh pasukan hingga belakang sana ikut menggerakan tubuh mereka sehingga nyaring suara senjata yang beradu dengan jirah terdengar keras. Menarik perhatian karena kencangnya suara akibat banyaknya jumlah pasukan melakukan hal yang sama.

Berbeda dengan para pasukannya yang sedikit teralihkan perhatian oleh aksi orang orang di depan, Siwon sama sekali tak memutuskan pandangan dari sosok di hadapan. Hyunbin, orang yang ia kenal, namun bukan sebagai Pangeran yang hilang, akan tetapi sebagai ancaman kehidupan.

"Ku pikir kau sudah mati."

Alpha tua itu, Hyunbin Hyegea tak membalas atau bereaksi, Ia hanya menatap dingin Siwon orang yang selama ini ia hindari.

"Kau harusnya merasa bersalah," ucap Siwon mengangkat pedangnya. "Gara gara dirimu, Banyak orang pergi dari dunia."

"Bukankah itu salahmu?"

"Bukan." Kaki Oryn melangkah, "Itu karena mu."

Pedang tajamnya ia ayunkan, Gerakannya begitu cepat walau usianya tak lagi dapat di katakan muda. Mungkin karena kebiasaannya menghabisi nyawa orang, Siwon sama sekali tak kaku dan bergerak begitu lancar. Sementara dihadapan, Hyunbin berusaha menghindar.

Seungcheol dan para pasukannya sudah bangkit setelah Heechul meyudahi aksi hormat tadi dan meminta kerjasama untuk menghadapi apa yang ada di hadapan mereka kini. Raja Nikos juga berkata, "Seungcheol Oryn, Nak. Bawa kebenaran kembali, bawa kemenangan untuk kami."

Putra sulung Oryn, Orang yang selama ini menyimpan semua yang ia tahu, ia rasa dan ia takuti sendiri berdiri paling depan–lagi. Namun kini bukan hanya bangsa dari tanah Metanoia saja di belakangnya, ada seorang Raja dari hutan jauh di Barat sana, Ada para Alpha dan Beta, Bukan prajurit melainkan rakyat biasa dari Orioch, Solaris bahkan Aita yang turut mempertaruhkan nyawa mereka sekarang. Juga, Ada sang Adik yang ternyata sesuai harapannya membawa hal baik. Mingyu, Si bungsu Oryn mampu membuktikan padanya bahwa ia memang sanggup menghadapi kejutan kejutan di dunia ini, Mingyu yang sejak dulu ia momong dan lindungi berdiri tepat di belakangnya, mendukung dan memberi seluruh jiwa raga yang ia punya pada Kerajaan mereka, Pada Seungcheol sang kakak.

Pria 24 tahun itu menatap serius bagaimana Hyunbin berusaha keras melawan mahluk gila yang masih saja tak mengakui kesalahannya di hadapan saksi nyata dari semua kejahatan yang ia lakukan. Seungcheol berteriak, "Pasukan, bersiap!" Memanggil semua pengikutnya. "Tujuan kita masih sama, Menang."

Ia berbalik kini menghadap pada orang orang yang ia andalkan. Dengan bijaksana berkata, "Taktik dan teknik kita juga masih sama. Jangan menyulitkan kematian siapapun, Musuhmu juga manusia, dan pada dasarnya mereka tak inginkan ini semua, sama seperti kita." Di tatapnya satu persatu wajah yang ia bisa temukan. Namun mata berhenti pada sosok yang ia lihat sejak kelahirannya, tumbuh bersama, menyaksikan seluruh jatuh bangun hidup satu sama lain. Mingyunya, Adik kebanggaannya.

Seungcheol kemudian memutar lagi tubuh itu, Kini pedang ia angkat, Suara menggelegar di seluruh tanah perang. "Buat mereka mati tanpa pedih yang berlama lama. Lebih baik buat kedip terakhirnya, membawa mereka langsung ke surga. Jangan buat mereka merasa sakit yang mendalam lalu memohon kematian datang," Ucapnya menggema.

Alphas - The War Where stories live. Discover now