VII

317 48 2
                                    


Jisoo berhenti melangkah, ia mengusap kakinya sebentar. Padahal ia sudah yakin sepatu itu tak akan menyaktinya, namun bukti jika tumit kembali mengeluarkan darah  jelas mengatakan bahwa ia kini dekat dengan tujuannya karena kaki sudah terlalu jauh melangkah.

"Kaki mu lelah, waktunya berhenti."

Mingyu menurunkan bocah yang sejak 1 jam lalu ia gendong di punggung. Lalu menawarkan minum pada Alpha yang 3 hari lalu ditemukan sedang bersembunyi di sebuah toko jam dan memutuskan kini bergabung.

Ajaib, Alpha Oryn nampak tidak kelelahan sama sekali.

"Bisakah beberapa dari kalian mengecek ada apa di balik kebun itu?"

"Tentu!"

Beberapa orang berlalu. Sedangkan Mingyu dan yang lain menunggu dan berteduh di bawah pohon pohon disitu. Lelaki kelahiran Metanoia menelisik kebelakang dimana orang orang yang menunggangi kuda kuda mulai turun dan turut berhenti bersama.

Jisoo memajukan bibirnya, ia tahu daerah ini, Sudah sangat dekat dengan istananya. Namun kenapa si Mingyu itu malah berhenti dan bertingkah seolah akan bermalam disini?

"Mingyu, Istana Aita tak jauh dari sini. Jika pergi sekarang, kita akan sampai sebelum matahari terbenam!"

"Itu berita bagus."

Omega dengan senyum manis itu berkedip beberapa kali. Tak ada lanjutan kata kata apalagi pergerakan dari Alpha di sampingnya.

Ia berniat kembali berkomentar, "Apa—" namun di intrupsi oleh seruan tegas dan tangan terangkat Mingyu untuk membuat semua orang senyap.

"Diam!"

Hening. Teriakan Mingyu benar benar membuat segerombolan orang disana menutup mulut mereka. Dalam seperkian detik yang terdengar hanya suara dedaunan yang bergerak. Namun kemudian seruan Mingyu yang menyuruh mereka semua berlindung membuat banyak suara pergerakan.

Di balas dengan berbagai bunyi bak senjata yang di acungkan. Mingyu yakin ada orang yang tak mereka kenal mendekat.

"Keluar! Kalian semua perlihatkan diri kalian!" Bentak seseorang dari balik semak semak tak jauh dari tempat Mingyu dan kawanan bersembunyi, "Alpha! Keluar dari sana!"

Mingyu dan kawanannya memang berjalan sambil berusaha berkamuplase. Mereka mengambil jalan kecil secara diam diam sehingga tak akan mudah di temukan oleh orang. Tapi kini sepertinya mereka yang selalu Mingyu hindari berhasil menyadari kehadiran mereka.

Suara Senjata yang terangkat sedikit membuat Mingyu panik, ia khawatir kawanannya terluka jadi dengan cepat pria itu bangkit dan keluar dari semak semak dengan tangan terangkat.

Di lihatnya 3 prajurit berseragam dengan sebuah senapan panjang. 2 diantara mereka menodongkan senjata pada kawanan Mingyu yang tadi berniat memeriksa keadaan.

"Seragam itu," Mingyu pelan pelan menurunkan tangan, "Merah muda."

"Angkat Tanganmu!"

Putra Oryn tak hanya mengangkat tangannya kembali, namun kepala ia sejajarkan dengan senapan. Percaya diri, Mingyu tersenyum cerah seolah tak takut di tembak saat ini.

"Jisoo, Keluarlah!" Teriak Mingyu, masih tersenyum.

Prajurit prajurit itu nampak bingung, namun kemudian tertekuk lutut mereka kala Pangeran Aita menampakan dirinya.

.
.
.
.

Dengan menelusuri jalanan setapak di kelilingi pepohonan rindang. Bunga bunga tak sebanyak di dataran rendah sana, namun kecantikan negara ini masih terasa menyejukan jiwa dan mata. Mingyu sesekali menengok kebelakang dimana para pengikutnya—Jujur sekali agak ambigu— turut berjalan sesekali bersenandung senang.

Alphas - The War Where stories live. Discover now