2. Keputusan Bilqis

31 4 4
                                    


Selamat datang lagi!
Ambil baiknya aja ya, buruknya? Kubur dalam dalam.

Allahuma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa ali muhammad

Dilangit terlalu banyak bintang-bintang. Jika salah satu bintang tersebut tidak ditakdirkan denganku, siapa yang tahu, barangkali bulanlah yang layak ditakdirkan untukku.
-Bilqis shaquenne.

Sore menjelang magrib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore menjelang magrib. Ridwan, Alika dan Bilqis berkumpul di ruang tamu.

"Jadi apa keputusan kamu nak?" Tanya Ridwan dengan lembut.

"Iqis menerima perjodohan ini ayah." Jawab Bilqis dengan wajah tersenyum.

"Alhamdulillah." Ucap Ridwan dan Alika dengan gembiranya.

"Tapi...apakah kamu terpaksa menerima perjodohan ini nak?" Tanya Ridwan.

"Iqis gak terpaksa kok yah. Iqis yakin pilihan ayah dan bunda pasti yang terbaik buat Iqis." Jawab Bilqis dengan lembut.

"Baiklah kalau begitu nak, terimakasih kamu sudah ingin menerima perjodohan ini. Ayah sangat senang." Ucap Ridwan seraya mengusap kepala Bilqis.

"Sama-sama ayah, Iqis juga senang kalau ayah dan bunda juga senang." Ucap Bilqis sambil tersenyum ke arah Ridwan dan Alika.

"Setelah sholat isya kita akan bertemu dengan keluarga calon suami kamu." Ucap Ridwan.

"Harus secepat itu?" Gumam Bilqis dalam hati.

"Baiklah ayah." Ucap Bilqis.

**

Ceklek

Terbukanya pintu kamar Bilqis menampilkan sebuah foto seorang anak kecil yang tersenyum ceria, beserta seorang wanita dan pria.

Flashback

"Papa ayoo kejar Iqis." Teriak anak kecil berusia 9 tahun yang sedang bermain bersama mama dan papanya.

"Dinosaurus datang mengejar tuan putri." Sahut seorang pria, yaitu adalah papanya Bilqis yang bernama Dani.

"Aaaaaa mama ada dinosaurus, Iqis takut." Teriak Bilqis sambil berlari ke arah seorang wanita, itu adalah mamanya Bilqis yang bernama Sofiana.

"Tuan putri ingin lari ke mana?" Ucap Dani sambil mengejar Bilqis.

"Hahahah." Tawa Bilqis sambil berlari. Tanpa disadari ia sudah berlari sampai ke jalan raya.

"Bilqis jangan lari kesana nak." Teriak ana.

Tin tinn.....

"Mamaaa....."

Bilqis tersentak dari bayangan masalalu itu. Bayangan yang mengingatkan kejadian 9 tahun lalu dimana mamanya ditabrak oleh mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi, dan pada akhirnya mama Bilqis meninggal dunia.

"Bilqis kangen mama." Ucap Bilqis sambil menangis.

"Mama pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal kepada tuan putri." Lanjut Bilqis meringkuk menangis dalam diam agar tidak diketahui oleh ayah dan bundanya.

Setelah beberapa menit berlalu, untuk yang kedua kalinya ia menatap foto tersebut. Dan...

"Bilqis juga kangen papa." Ucap Bilqis seraya mengusap foto tersebut.

"Kenapa kalian pergi secepat itu Ma Pa?
Mama dan papa pergi ninggalin Iqis sendirian tanpa mengucapkan selamat tinggal. Tuan putri kangen berkumpul bersama Raja dan Ratu." Lanjut Bilqis sambil menangis tersedu-sedu.

Tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Bilqis pun langsung mengusap air matanya, kemudian ia tersenyum sambil menatap foto itu lagi.

"Mungkin ini udah takdirnya Iqis ya Ma Pa?
Iqis juga pengen ikut mama dan papa." Ucap Bilqis.

"Tapi sekarang sudah ada orang baik yang merawat dan menjaga Iqis disini. Namanya ayah Ridwan dan bunda Alika, mereka baik banget sama Iqis. Iqis, ayah dan bunda selalu doain Mama dan Papa kok supaya tenang di alam sana. Iqis tunggu Mama dan Papa datang di mimpi Iqis ya?" Lanjut Bilqis sambil menatap foto tersebut dengan senyuman nya.

•••

Alika berjalan menaiki anak tangga kemudian ia menuju ke kamar Bilqis.

Tok tok

"Bilqis, kamu sudah siap nak?" Tanya Alika.

Namun, tak ada sahutan dari Bilqis. Alika pun yang hendak membuka pintu kamar Bilqis. Tiba-tiba....

Ceklek

"Iqis udah siap kok Bun." Ucap Bilqis sambil tersenyum.

"Wah masyaallah anak bunda cantik banget. Calon istrinya siapa sih." Ucap Alika sambil merayu Bilqis.

"Bunda ih jangan gitu dong, belum jadi istri tau." Ucap Bilqis dengan muka kesalnya.

"Nanti juga jadi istri kok." Ucap Alika sambil terkekeh.

"Udah udah ayo berangkat, ayah udah nungguin tuh." Ucap Alika kemudian mereka pun berlalu dari sana.

Selama diperjalanan tidak ada yang membuka percakapan, agar tidak hening akhirnya Ridwan mulai berbicara.

"Calon suami kamu adalah seorang CEO qis." Ucap Ridwan sambil menatap Bilqis lewat kaca depan mobil.

Bilqis yang sedari tadi memandangi jalanan yang ia lewati kini tersentak saat Ridwan berbicara.

"Iya ayah." Ucap Bilqis, lalu ia memandangi bintang-bintang yang menurutnya itu sangat indah.

"Dilangit terlalu banyak bintang-bintang. Jika salah satu bintang tersebut tidak ditakdirkan denganku, siapa yang tahu, barangkali bulanlah yang layak ditakdirkan untukku." Gumam Bilqis.

Sesampainya ditempat pertemuan tersebut yaitu di Restoran Teras Asia. Bilqis izin kepada Ridwan dan Alika untuk pergi ke toilet.

"Ayah sama bunda masuk dulu aja, nanti Iqis nyusul." Ucap Bilqis.

"Oh yaudah, kamu hati-hati ya." Ucap Ridwan dan Alika yang diangguki oleh Bilqis. Kemudian Ridwan dan Alika berlalu dari sana.

Saat sedang berjalan menuju ke kamar mandi. Bilqis melihat pasangan suami istri berjalan memasuki Restoran.

"Seperti tidak asing." Ucapnya dalam hati.

Paman Bibi?

°°°°°

Gimana dengan chapter ini?

Bilqis udah nerima perjodohan nya loh😌
Senang gak?

Lanjut?

Vote dan comment nya dong, gak maksa kok.

Spam next disini 👉🏻

Medan, 24 Oktober 2023

Takdir Cinta Dua Insan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang