1. Sahabat baik

51 5 4
                                    


Selamat datang di Bab pertama
Ambil baiknya aja ya, kubur buruknya dalam-dalam!!

Allahuma solli 'alaa muhammad, wa 'alaa aali muhammad.

Sahabat itu seperti bintang, ia memang tidak selalu terlihat. Namun ia selalu ada.
-Bilqis shaquenne.

Indahnya persahabatan adalah saat memberi tanpa mengharapkan balasan. Ada tawa saat dalam kesedihan.
-Marcya Alena.

 -Marcya Alena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Bilqisss....."

"Bilqis shaquenne." Teriak seorang gadis di koridor sekolah. Siapa lagi kalau bukan Marcya Alena sahabat Bilqis tersebut.

"Iya cya, ada apa?" Tanya Bilqis.

"Nih buku lo ketinggalan, untung aja lo belum jauh dari sini." Jawab Marcya sambil mengatur nafas.

"Oh iya aku lupa, kamu baik banget... makasih ya." Ucap Bilqis disertai kekehan kecil olehnya.

"Iya iya, lo budek banget sih qis daritadi gue panggilin juga." Ucap Marcya dengan wajah kesalnya.

Bilqis hanya diam. Tak ada jawaban darinya.

"Lo ada masalah qis?" Tanya Marcya dengan penasaran.

"Emm, enggak kok." Jawab Bilqis.

"Yaudah ayo kita pulang, keburu sore nih." Lanjut Bilqis seraya menarik tangan Marcya untuk berlalu dari sana.

"Eh tunggu-tunggu." Ucap Marcya lalu melepaskan tangan Bilqis darinya.

"Lo gak bisa nutupin masalah dari gue. Ayo kita ke kantin, lo ceritain semua masalah lo ke gue mana tau gue bisa kasih solusi." Lanjut Marcya kemudian ia menarik tangan Bilqis menuju kantin.

**

"Nah, jadi gitu ceritanya cya." Ucap Bilqis.

Sudah tak asing lagi bagi Bilqis ketika berbicara dengan Marcya. Sahabat sebaik Marcya jarang di temui dizaman seperti ini. Sahabat yang bisa saling bertukar cerita, saling membantu satu sama lain dan masih banyak hal lainnya yang Bilqis temui didalam diri Marcya. Bilqis beruntung bisa mempunyai sahabat seperti Marcya.

Sahabat itu seperti bintang, ia memang tidak selalu terlihat. Namun ia selalu ada. -Bilqis shaquenne.

"Trus keputusan lo apa?" Tanya Marcya.

"Aku belum kepikiran buat menikah. Aku masih ingin fokus belajar dulu cya." Jawab Bilqis.

"Aku ingin bahagiain bunda dan ayah." Lanjut Bilqis dengan raut wajah sedihnya.

"Menurut gue apa yang orang tua lo inginkan pasti untuk kebahagiaan lo juga qis." Ucap Marcya.

"Gue yakin calon yang dipilihin orang tua lo pasti yang terbaik untuk anaknya." Ucap Marcya seraya memeluk Bilqis.

Takdir Cinta Dua Insan Where stories live. Discover now