"Della tidak sadarkan diri Al, kondisinya tadi sangat lemah jadi dokter yang biasa merawat Della meminta kita untuk membawa Della ke rumah sakit" jelas Daniel, Algara mengangguk Algara melihat Della yang tertidur lemah di ranjang rumah sakit ia menghampiri Della lalu memegang tangan Della. Sesekali Algara mencium tangan sang adik

Algara memang terlihat cuek jika bersama Della itu memang sifat Algara, sifat Algara yang dingin dan itu menurun dari sifat papa nya, Daniel. Algara sangat menyayangi adiknya hanya saja sifat yang dingin dan cuek. Algara menghampiri mama nya yang terlihat seperti sudah menangis karena matanya yang sembab.

"Ma,aku yakin Della akan segera baik kembali"

Sereva memeluk tubuh Algara, Sereva sangat menyayangi anak-anaknya ia selalu adil dalam kasih sayang, Daniel yang melihat hal itu tersenyum bangga anak sulungnya sudah semakin besar bahkan ia mengerti situasi ini. Daniel memang keras namun ia juga selalu adil dalam kasih sayang nya.

Tangan Della bergerak sedikit,matanya perlahan terbuka Daniel, Sereva dan algara yang melihat Della sadarkan diri segera menghampiri Della.

"Papa akan panggilkan dokter dulu" Ucap Daniel lalu pergi keluar ruangan untuk memanggil dokter

"Ma-ma"

"Mama disini sayang" ucap Sereva sembari mencium kening Della

Tak lama dokter yang memeriksa Della tadi masuk

"Saya akan memberikan resep obatnya Tuan Daniel, nanti akan di beri oleh suster kami"

"Baik, terima kasih dokter gilang"

"Sama-sama, kalau gitu saya permisi" ucap dokter gilang lalu keluar meninggalkan ruangan

Della menatap Algara yang terlihat seperti khawatir, ia senyum lebih tepatnya senyum menggoda karena ia tidak pernah melihat wajah cemas Algara yang sering ia tunjukan hanya wajah datarnya dan tersenyum pun paling hanya keadaan tertentu saja

"Bang Al, khawatir ya?" Ucap Della mendengar ucapan Della Daniel dan Sereva menatap putra sulungnya itu, Algara yang merasa ditatap ia memasang wajah datarnya kembali

"Tuh kan,tadi kan muka abang gak gitu"

"Abang itu khawatir sama Della, tadi aja abang cium tangan Della" goda Sereva.

"Maa" Sereva terkekeh melihat Algara yang kelewat cuek itu.

"Makasih, Della sayang abang" ucap Della Algara hanya berdehem

"Abang kalau della minta abang bakal turutin gak?" Tanya della

"Tergantung permintaannya"

Della berdecak lidah, Algara tertawa kecil "yaudah,apa?"

"Jangan cuek-cuek sama Della" ucapnya Algara menghampiri adiknya itu lalu mengelus rambut sang adik

"Iya Dell engga"

Della tersenyum membuat Algara yang melihatnya pun ikut senyum.

****

"Kylie sayang" panggil Karine lalu masuk ke kamar putrinya

"Ya Mommy?"

"Masih membuka kadonya, hm?" Tanyanya

"Hanya beberapa lagi Mommy"

"Ya sudah jika sudah turun ke bawah ya, ada yang ingin Daddy dan Mommy bicarakan" ucap Karine lalu pergi dari kamar Kylie, Kylie bingung lalu ia segera menyelesaikan membuka kadonya.

Setelah selesai semua ia segera turun dan berjalan ke ruang keluarga disana sudah ada Daddy, Mommy, Om dan Tantenya ia segera menghampiri semuanya yang ada disitu

"Sayang,bagaimana jika liburan nya lusa sekalian kita pindahan?" Ucap Venzo,Kylie menatap Venzo bingung, pindah?

"Pindah?"

"Iya sayang kita pindah,kita gak akan tinggal disini lagi" Ucap Karine

"Kenapa?,aku disini sudah banyak teman kenapa harus pindah aku,tidak mau"

"Sayang, dengerin Daddy disana juga akan ada teman Kylie bisa kenalan dengan teman baru, disana juga ada Om Jenan, tante selle dan juga bang lengga, Ada yang harus daddy urus disana sayang" jelas Venzo

Kylie memikirkan jika dia jauh dengan Algara,matanya berkaca-kaca ia sedih jika harus jauh dengan Algara bagaimana pun Algara adalah teman pertama yang mau berteman dengan nya, tidak tahan akhirnya Kylie pun menangis lalu pergi ke kamarnya.

Karine yang melihat kepergian anaknya itu juga ikutan sedih is mengerti apa yang dirasakan oleh anaknya itu pasti berat, saat Karine hendak berdiri untuk menyusul anaknya tangan Karine di Tarik oleh Venzo

"Biar aku aja,kamu disini" ucap Venzo Karine mengangguk lalu Venzo segera berjalan menuju kamar anaknya, ia membuka pintu kamar anaknya yang pertama kali ia lihat adalah Kylie yang sedang menangis di depan lukisan yang di beri oleh Algara, Venzo menghampiri putrinya lalu duduk disampingnya.

"Maafkan Daddy sayang"

"Daddy" panggil Kylie, Venzo menatap anaknya Kylie segera memeluk tubuh Venzo lalu menangis di pelukan Venzo, Venzo mengelus punggung putrinya mungkin sulit untuk Kylie, Kylie melepaskan pelukannya lalu berhenti menangis.

"Daddy, boleh aku minta waktu aku untuk bermain seharian besok"

Venzo tersenyum,lalu menghapus air mata yang ada di pipi sang anak

"Tentu sayang,besok daddy antar ya?" Ucap Venzo Kylie mengangguk.

"Ayo kita turun, dad"

"Iya sayang,ayo"

Lalu mereka berdua pun turun untuk kembali ke ruang keluarga yang tersisa disana hanya ada Karine mungkin yang lain sudah pulang.

"Sudah?" Venzo mengangguk

"Ya sudah, ayo Kylie kita makan dulu" ucap Karine, mereka bertiga bejalan ke ruang makan.

-----------------------------------------------------------

TOGETHER [END]Where stories live. Discover now