chapter: 16

44 22 3
                                    

Happy reading

***

Dunia adalah tempat dimana kebahagiaan dan rasa lelah berada, tidak jarang banyak yang berakhir dengan tragis karena lelah dunia yang tidak usai, dan tidak jarang pulang banyak yang berlarut-larut dalam kebahagiaan hingga melupakan kesedihan yang akan hadir jika sudah waktunya. Jangan merasa sendiri karena merasakan lika-liku kehidupan, semuanya bisa bahagia, semuanya bisa lelah, termasuk gadis bersurai panjang yang masih terlelap dalam tidurnya dengan sangat nyenyak karena lelah akibat perjalanan panjang sampai dini hari. Josselin seperti enggan membuka mata karena kenikmatan yang kasur dan selimut hangat itu berikan sehingga membuat Josselin semakin malas untuk membuka matanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 07:00 AM yang menandakan jika waktu sudah mulai siang dan matahari sudah menampakkan cahaya hangatnya lewat gorden yang masih tertutup. Josselin sangat terlelap tanpa terusik sedikitpun, mengingat jika semalam Samuel dan Josselin menghabiskan waktu bersama kembali hingga dini hari tiba, hal itu disebabkan karena Samuel berubah pikiran yang awalnya dia akan menghantarkan Josselin pulang tapi ia malah membawa Josselin ke sebuah taman yang Josselin sendiri tidak bisa menolaknya karena Josselin juga menyukainya.

Tidak lama kemudian jam alarm berbunyi dan berhasil mengusik tidur nyenyak Josselin. Gadis itu bangun dari duduknya dan mematikan jam weker yang berada di samping nakas tersebut.

"Hoam waktu sangat begitu cepat bahkan aku masih mengantuk" ucap Josselin dengan suara khas bangun tidurnya.

Tapi bukannya bangun untuk membersihkan diri Josselin justru merebahkan tubuhnya kembali dan mengambil guling untuk ia peluk sepertinya Josselin akan melanjutkan mimpinya yang barusan tertunda.

Tapi saat matanya terpejam dan hampir meraih mimpi lagi, tiba-tiba suara ponsel miliknya berbunyi dan berhasil membuat josselin membuka kembali matanya.

"Astaga siapa yang mengubungi di pagi buta seperti ini!" gerutu Josselin dengan mengambil ponselnya yang berada di bawah bantal.

Josselin langsung menggeser tombol hijau tersebut tanpa melihat siapa yang menghubunginya di pagi hari seperti ini.

"Hallo" ucap Josselin masih dengan suara yang sama.

"Hei Josselin apa kau masih tertidur hah?!"

Suara nyaring tersebut menggema di pendengaran Josselin dan tentunya membuat telinga Josselin berdenyut keras karena hantaman suara bak nenek sihir.

"Ada apa sha? Kenapa kau berteriak?"

"Ada apa? Hei manusia teladan ini sudah hampir siang dan kau belum datang kemari"

"Ini baru pukul tujuh sha untuk apa aku datang terlalu pagi"

"Baiklah terserah padamu, akan ku tinggalkan kau dan aku akan pergi bersama tuan Roman tanpa dirimu"

"Pergi? Apa maksudmu?"

"Aku akan pergi dengan tuan Roman untuk menghadiri acara penting, seharusnya bersama dirimu, tapi karena kau di landa rasa malas maka aku akan berbicara pada tuan Roman jika kau tidak bisa ikut"

"Benarkah?! Aku akan ikut, jangan macam-macam dan tunggu aku beberapa menit lagi"

Tanpa menunggu jawaban dari Marsha Josselin langsung mematikan panggilan tersebut dan berlari kearah kamar mandi untuk membersihkan diri.

JOSSELIN [ON GOING]Where stories live. Discover now