chapter: 14

51 28 6
                                    

Happy reading

***

Samuel memasuki kamarnya yang gelap seperti tidak ada kehidupan di dalamnya, Samuel enggan menghidupkan lampu mahalnya yang satu kali tekan bisa menerangi seisi ruangan besar tersebut. Samuel terduduk di sebuah kursi yang berada di depan kaca besar yang langsung tertuju pada pusat kota Los Angeles yang indah.

Mata yang selalu tajam dan dingin kini berubah menjadi mata yang sendu penuh kesedihan. Samuel memandangi indahnya kota tersebut yang penuh dengan manusia-manusia yang berlalu lalang dengan kesibukannya masing-masing. Tetapi bagi Samuel keramaian dan keindahan tersebut tidak berlaku untuknya yang merasakan kesedihan yang teramat di hatinya karena keinginan kedua orang tuanya.

Samuel merasakan hatinya yang di remas saat mengingat ucapannya beberapa menit yang lalu ia lontarkan kepada ibunya "Aku menerimanya demi kalian" 4 kata tersebut berhasil membuat Samuel tidak percaya dengan apa yang dia ucapkan. Samuel menerima perjodohan ini karena desakan yang bertubi-tubi dari orang tuanya serta dia tidak dapat membela dirinya sendiri, mungkin jalan terkahir adalah menerima hal gila ini.

"Josselin, maafkan aku karena menghianati cinta kita" gumam Samuel dengan air mata yang membasahi pipinya.
-
-
-
Sementara itu di dalam kamar bernuansa putih silver terdapat dua insan yang tengah tersenyum bahagia, mereka adalah tuan Alexander dan nyonya Allena.

"Benarkah?" Tanya Tuan Alexander.

"Dia yang mengatakannya padaku" ucap nyonya Allena.

"Aku tahu dia tidak mungkin menolak keinginan kita, dia adalah anak yang berbakti, aku bangga padanya" ucap tuan Alexander dengan melipatkan tangan nya di depan dada dengan bangga.

"Tapi apa kita tidak berlebihan terhadapnya hingga memaksa keinginan yang tidak dia inginkan?"

"Tidak sayang, kenapa berlebihan? Semua yang kita lakukan adalah untuk kebaikannya dan kebahagiaannya di masa depan, keluarga Willson memiliki kekuasaan yang hampir setara dengan kita dan ini juga menyangkut soal janji, percayalah padaku semuanya akan baik-baik saja" ucap tuan Alexander untuk meyakinkan istri tercintanya.

"Aku berharap yang terbaik untuknya" gumam nyonya Allena.
-
-
-
Samuel menuruni anak tangga dengan pakaikan formal yang sudah lengkap, jas coklat susu dengan dasi yang menghiasi leher jenjangnya, balutan barang mewah kini sudah terpasang di tubuh atletisnya yang terlihat gagah dan sempurna.

Pria berkepala tiga itu berjalan dengan langkah lebar tanpa memperdulikan para maid yang sedang membersihkan istananya, Samuel tidak mengeluarkan suara atau hanya sekedar basa-basi untuk menyapa. Samuel keluar dari rumah tersebut dan langsung menuju garasi tempat dimana mobil harga miliaran tersebut disimpan. Saat hendak memasuki garasi untuk memilih mobil mana yang ia pakai tiba-tiba suara laki-laki terdengar di rungu Samuel.

"Kau akan kemana?" Tanya tuan Alexander.

Samuel memutar tubuhnya untuk menghadap pria yang sedang bertanya padanya.

"Aku akan keluar ada beberapa urusan yang harus aku tangani" ucap Samuel.

"Seperti itu?"

"Ya"

"Apa benar kau menerima perjodohan ini?"

"Aku yakin Daddy sudah mengetahuinya dari Mommy" ucap Samuel dengan datar.

"Kau benar, aku sudah mengetahuinya dari Mommy mu"

"Lalu untuk apa kau bertanya lagi?"

"Hanya untuk sekedar memastikan apakah benar anak kebanggaanku menerima perjodohan ini"

JOSSELIN [ON GOING]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن