Crawl Back Inside

289 34 3
                                    

Kamar rumah sakit itu benar-benar gelap kecuali beberapa monitor yang berkedip-kedip lemah. Hinata melihat Neji kecil duduk di sudut ranjang Ino. Neji kecil menoleh padanya, menatapnya dengan tatapan dingin.

Aku tahu kau akan kembali untukku.

Mendengar suaranya lagi membuat kaki Hinata gemetar. Menelan ludah, ia mengepalkan tinjunya. Saat ia mengetahui bahwa Ino masih hidup, Hinata tahu mungkin ada hubungannya. Bukanlah suatu kebetulan bahwa ia berhenti mendengar suara Neji kecil setelah malam di rumah Yamanaka. Jadi, Neji kecil bersama Ino selama ini! Entah bagaimana anak laki-laki itu telah terlepas dari Hinata dan terjebak bersama Ino.

Aku menunggu hanya untukmu. Neji kecil menyeringai padanya. Kau merindukanku.

"Tidak, aku tidak merindukanmu." Hinata menggelengkan kepalanya dengan tegas. Neji kecil melompat turun dari ranjang dan mengambil beberapa langkah ke arahnya. Secara intuitif Hinata ingin lari. Berlari yang jauh dan tidak pernah menoleh ke belakang. Setiap kali Neji kecil mendekat, Hinata merasa kegelapan semakin mendekatinya.

Tapi kau kembali untukku, kan?

"Kau tahu mengapa aku kembali." Mata Hinata beralih ke Ino yang terbaring di ranjang rumah sakit. Ini adalah satu-satunya cara. Ia tak bisa membiarkan Ino menderita padahal ialah yang bertanggung jawab. Perlahan, Hinata berjalan ke ranjang Ino.

Tentu saja, manisnya suara Neji kecil seperti madu yang lengket di perangkap hewan. Anak laki-laki itu memiringkan kepalanya perlahan, senyum kejamnya melebar saat ia berjingkat-jingkat ke ranjang Ino bersama Hinata.

Ino... Hinata duduk di atas ranjang, membungkuk untuk memeriksanya. Kulit yang biasanya bersinar tampak kering, bibirnya pucat tak wajar. Ino tidak bergerak tapi juga tidak terlihat seperti tidur. Hinata menelan ludah saat melihat temannya.

"Maafkan aku," bisik Hinata, meletakkan tangannya di kening Ino. Mata Ino tetap terpejam, napasnya masih tenang—terlalu tenang. Neji kecil duduk di sisi lain ranjang, beringsut mendekat ke arah Hinata, tangannya bergerak ke wajah Hinata. Ujung jarinya yang dingin membelai bibir Hinata, membuat Hinata menggigil ketakutan.

Hinata. Aku hanya melindungimu. Kata Neji kecil dengan lembut sehingga Hinata akan mempercayainya jika bukan karena kejadian-kejadian sebelumnya.

Hinata menyentakkan kepalanya. "Aku di sini untuk menolong Ino. Lepaskan dia."

Terserah apa katamu. Neji kecil menangkup pipi Hinata dengan tangan dinginnya selama beberapa saat.

Hinata menyadari bahwa Neji kecil mendapatkan apa yang diinginkannya. Ino tidak pernah menjadi targetnya. Desahan panjang keluar dari Hinata, dan ia memejamkan matanya. "Jadi, maukah... maukah kau ikut denganku?"

Tentu saja, aku akan ikut. Masih menyeringai, Neji kecil mengulurkan tangannya pada Hinata. Aku juga merindukanmu.

Dengan ragu-ragu, Hinata meniru gerakannya dan meraih tangan Neji kecil. Sentuhan itu terasa kering dan dingin seperti batu. Hinata meringis. Menaruh tangan kecilnya yang lain di depan mulutnya, Neji kecil tertawa kecil.

Setelah melepaskan tangan Neji kecil, Hinata meletakkan tangannya di atas tubuh Ino dan melakukan jutsu medis sederhana. Byakugan-nya terfokus pada Tenketsu kecil di pelipis Ino. Dengan tinju lembutnya, ia mengaktifkan titik itu. Hinata mencoba menggabungkan pengetahuan yang telah ia pelajari dari gulungan Yamanaka dan gulungan Hyuuga. Tujuannya adalah untuk membuat koneksi singkat ke pikiran Ino. Itu bukan hal yang rumit karena itu hanya bergantung pada apakah alam bawah sadar di dalam diri Ino akan keluar.

Looking at the Ghost of Me  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang