Episode 31 : Awal

Zacznij od początku
                                    

"Jangan marah, jangan pecat, gue cuma bercanda. "

.
.
.
.
.
.

"Apa yang terjadi? "

"Itu tuh biasa, si menye menye lagi berulah. " Cakra menunjuk dua orang di kejauhan yang tengah menjadi pusat perhatian seluruh penghuni kantin.

"Oh. " Kedua saudara yang terlihat bagai pinang di belah dua itu melirik dengan santai lalu duduk bersama yang lain.

Sailendra menunjuk salah satu dari kedua bersaudara itu dengan sendok. "Biar gue tebak, lo pasti Malvin. "

Orang yang di tunjuk meminum es jeruk Theo dengan santai. "Salah. "

"Pesen sendiri apa susahnya sih? " sirik Theo.

"What?! Bohong lo ya! Biasanya juga pada tukeran baju! " protes Shailendra.

"Jangan bacot napa? Gue tumpahin ni racun ke muka lo ye! Lagian dia ini si Melvin beneran lo nya ga mau percaya." geram Ara. Padahal ia sudah membulatkan mental untuk meminum cairan berbahaya itu, tapi teriakan Shailendra malah mengganggunya.

"Gue heran kok lo bisa bedain mereka berdua. "

"Minum. " Alrescha menghadapkan mangkuk ke bibir Arabella.

Melihat tampang serius Rescha, Ara mau tidak mau meneguk habis obat yang mulai mendingin. Keningnya berkerut mengekspresikan betapa tidak enaknya obat yang masuk ke mulutnya.

"Lo ga liat forum sekolah apa gimana sih Ngel? Masih punya muka lo dateng ke sekolah kayak gini!? "

"Uhuk! Uhuk! Uhuk! " Arabella tersedak ketika tiba tiba mendengar keributan.

"Pelan pelan. " Alrescha menepuk nepuk pelan punggung Ara sementara Delia memberikan teh hangat kepada temannya.

"Berisik! Ara kan jadi kesedak! " kesal gadis itu. Kedua pipinya menggembung lucu seperti ikan buntal.

"Aww kawaii nya! " goda Ara setelah selesai menghadapi tersedaknya.

Karena perasaan, semua orang di meja besar itu menoleh ke arah sumber suara. Dimana dua orang siswi sedang saling depat. Satu dengan suara lantang, dan satu dengan suara lembut.

"Jessica apa maksud mu? Dan dimana Kak Nathan? Kenapa aku ga ketemu sama Kak Nathan sedari pagi? Apa dia sakit? " suara Angelia terdengar sangat lembut seperti alunan musik. Kekhawatiran tergambar jelas bahkan dari nada suaranya.

"Geng Dark Angel ga ada yang berangkat sekolah. Mungkin mereka ga mau ketemu sama lo. " ujar Jessica. Kedua tangannya ia silangkan di depan dada.

"Kenapa mereka ga mau ketemu aku? Terus kenapa sikap kamu jadi begini? Aku ada salah sama kamu ya? "

Di kejauhan, Arabella dan Delia saling melirik sebentar. Kemudian mengambil botol kecap dan saus ABC untuk digunakan sebagai mikrofon.

"Si Jelly mengeluarkan jurus kasihan untuk menyerang sarimie, apakah sarimie akan mampu menangkisnya? " ucap Ara agak lebay. Seperti seorang komentator di permainan sepak bola.

"Tsk! Jangan sok polos deh lo! Sifat busuk lo itu udah di lihat banyak orang! Bukan cuma sekali dua kali kan lo njebak si Ara?! Parahnya lagi lo bikin gue jadi tameng! " cibir Jessica. Ia mencoba bersabar menghadapi orang di depannya ini. Mau bagaimanapun, mereka sudah lama bersama. Ia pikir mereka berdua sama sama tulus berteman, ternyata itu hanya pikirannya saja.

Lalu untuk apa gunanya selama ini dia terlihat seperti orang jahat untuk melindunginya?

"Ugh! Ternyata Sarimie dapat menangkisnya dan bahkan menyerang balik! Apakah Jelly masih bisa melawan setelah menerima kerusakan sebanyak itu? " tukas Delia.

"Apakah Jelly akan mengeluarkan jurus nangis? Ataukah dia akan mengeluarkan jurus tersungkur untuk memulihkan Hp nya? " sahut Arabella.

Keenam laki laki di meja menatap kedua gadis itu agak tidak bisa berkata kata.

Jantung Angel berdetak begitu kencang. Firasat buruk terus menyeruak masuk ke dalam hatinya. Dengan gemetar, ia meraih ujung lengan Jessica. "Je- Jessica apa maksud mu? Kenapa aku sama sekali tidak tau apa yang sedang kamu bicarakan? "

Jessica mengangkat sebelah alisnya. "Oh? Lo bener bener ga tau? Kalo gitu nih gue kasih liat! "

Gadis itu memperlihatkan video video hasil retasan seseorang yang di unggah ke forum sekolah. Di sana, dapat di lihat banyak hal hal buruk yang dilakukan Angel pada Arabella.

"Wah! Bijudama sudah di tembakkan! Mampukah Jelly menahan serangan super dari sarimie?! " Komentar Ara kembali berbunyi.

"Bukankah itu kameha meha? " bingung Delia.

"Tidak! Jelas jelas itu bijudama!"

"Kameha meha! "

"Bijudama! "

"Kameha meha! "

Theo : "........., random sekaleeee!"

-

Angelia melebarkan matanya terkejut bukan main.

Bagaimana bisa?! Bagaimana bisa hal ini terjadi?! Bukankah ia baru pergi sebentar? Apa yang telah ia lewatkan!

"Tidak tidak tidak. " Angel menggelengkan kepalanya kuat kuat seiring dengan banyak omong kosong yang keluar dari mulut para netizen.

"Itu bukan aku! Aku tidak akan melakukan hal hal seperti itu! " bantah Angel.

"Jangan ngebantah, jelas jelas ini bukan editan! "

"Busuk bat hati lo! Sia sia gue muja elo dari dulu! "

"Malaikat berhati iblis ternyata! "

"Kenapa masih di sini? Ga punya urat malu lo? "

"Lo biasanya ngata ngatain nenek lampir tidur ama banyak cowok, itu lo memutar balik fakta apa gimana? "

"Kalo di pikir pikir kasihan juga Ara punya adek kayak lo. Ups! Mantan adek ya? Hahahaha! "

"Keluar aja lo! Bunek gue liat muka sok polos lo! "

"Tidak! Tidak! Tidak! Itu bukan aku! " Angelia berlari keluar kantin dengan malu menahan kesal.

Sungguh, bagaimana situasinya bisa menjadi seperti ini?!

"Yeyyyy! Kemenangan pun di raih oleh sarimie! " Kedua gadis yang sibuk menjadi komentator bertepuk tangan.

"Udah ih suer! Malu maluin! " tukas Shailendra.


.
.
.
.
.



Yeeeeyyyyyy akhirnya balik setelah lama ngilang wew!

Salam dari Hua Haitang, terimakasih untuk yang masih setia membaca ❤!

Jadi Antagonis Dalam Novel [End]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz