Bab 6.

60 4 0
                                    

"Kak Nina.... Kapan bang Beni Carikan tempat honor? Masa waktu menganggur saya diperpanjang sih, saya kan nggak enak numpang di sini terus..?"
Laras seperti merengek ke Nina. Ia harus terus mendesak sepupunya itu agar bicara pada Beni.

Tidak mungkin ia yang langsung bicara pada iparnya itu. Dari gelagatnya yang genit saja sudah membuat Laras risih.

Ia harus segera mendapatkan kepastian kapan bisa segera mengajar dan punya alasan untuk tinggal di tempat lain, yang mungkin dekat dengan tempatnya mengajar kelak. Dia tidak pernah berencana untuk berlama-lama numpang di rumah Nina yang membuatnya was-was.

"Nanti Ras kalau bang beni ada waktu senggang ," sahut Nina menyakinkan.

Sejujurnya Nina risih dengan kedatangan Laras yang sudah tinggal agak lama di rumahnya ini. Ia melihat perubahan cara penampilan Beni yang semakin hari semakin rapi.

Tapi ada untungnya juga Laras bisa tinggal dengannya karena bisa sekalian membantu Nina menjual kue buatannya karena hanya dari situlah Nina bisa mendapatkan penghasilan. Terang saja karena Beni hanyalah pengangguran. Untung saja mereka sudah punya rumah tempat tinggal yang Nina hasilkan dari penjualan kue-kue buatannya.

Seperti ada penyesalan dalam hati Nina karena kenal dengan Beni dan menikah dengannya.

Sejak mereka menikah Beni hanyalah seorang pengangguran. Untung mendiang mertua Nina memiliki lahan kebun kelapa dan singkong yang luas, jadi Nina bisa mendapatkan bahan kue dari lahan tersebut. Sedangkan Beni tidak merawat lahan warisan dari kedua orang tuanya, hanya adik perempuan Beni lah yang rajin merawat lahan kebun peninggalan orang tuanya bersama suaminya yang berbaik hati membagi hasil dengan Beni.

"Oh ya Laras sebentar ada pesta pernikahan di ujung desa. Apa kamu berminat untuk pergi meramaikan pestanya? kamu kan masih gadis, jadi harus menikmati masa bujang kamu dengan begitu kamu punya banyak pengalaman. Bukan seperti saya ini yang menikah muda. Nanti disana kamu bisa bertemu dengan bujang bujang yang baik hati siapa tahu sesuai dengan pilihan kamu"

"Nanti dilihat ya kak soalnya saya tidak terlalu suka dengan keramaian, apalagi pesta, karena pasti ada orang yang mabuk di sana bisa berbahaya untuk gadis seperti saya"

"Kamu bisa ke sana ditemani Ethi nanti pulangnya jangan terlalu larut karena jam 12.00 malam lampu desa akan di padamkan"

"Iya kak nanti aku dan Ethi akan pulang cepat"

Laras pun segera ke rumah Ethi untuk meminta izin kepada ibunya agar Ethi menemaninya nanti malam ke pesta dan berjanji akan pulang lebih awal

"Hati-hati nak perasaan ibu tidak enak malam ini kamu harus waspada" Pesan Ibu Diah.

Jangan lupa vote dan coment!

Di PengasinganWhere stories live. Discover now