Bab 4.

74 5 0
                                    

Sudah hampir seminggu Laras di desa terpencil ini.
Tapi belum ada pergerakan dari Kaka iparnya itu untuk menguruskan dia agar segera mendapatkan tempat honor.

Hampir setiap malam Beni menerima tamu, dan Nina atau Laras harus repot-repot menyediakan kopi.

Padahal, setahunya, Beni tidak bekerja dan hanya Nina lah yang sesekali membuat jualan kue basah setiap pagi dan sore hari.

Untung sekarang Laras bisa bantu sepupunya itu membuat kue.

Tak terbayang oleh Laras ketika ia tidak ada, Nina yang kerepotan mengurus anak, harus juga membuat jualan, sementara suaminya keluyuran seperti bujang atau tidur ngorok di dalam kamar.
Padahal status mereka sama-sama lulusan SMA.

Setelah kue-kue yang dibuat Nina matang, Laras akan membantu menjajakan atau sekedar menitipkannya di meja jualan seberang jalan, tepat depan rumah Ethi.

"Hai, kak... Jualannya kak Nina?"
Tanya Ethi, ketika melihat Laras meletakkan nyiruh yang penuh bermacam-macam kue di atas meja jualan depan rumah Ethi.

"Iya... Ini meja jualannya siapa?"
Tanya Laras.

"Oh, itu meja jualannya ibu. Tapi sudah lama tidak terpakai. Sudah hampir tiga tahun."
Sahut Ethi dengan sorot mata yang sedikit sendu.

"Oh, emangnya ibunya Ethi dulu jualan apa?" Tanya Laras yang masih penasaran. Apalagi dengan perubahan raut wajah Ethi.

"Jualan ikan kak..."

"Wah, pasti laris ya... Desa ini kan jauh dari pantai."

"Iya... Tapi semenjak kakakku diasingkan... Tidak ada lagi yang mencari ikan di pantai."

"Oh... Memangnya, kenapa kakaknya Ethi diasingkan?"
Laras makin penasaran dengan cerita gadis keriting di depannya.

"Umm... Kakak_"

"Ethi! Kamu ini, ibu panggil-panggil tidak menyahut. Mau kabur lagi kamu? Mau lari dari tidur siang?"
Bentak seorang wanita paruh baya.

"Halo ibu... Saya Laras, sepupunya Nina. Saya yang jaga jualan di sini..."
Laras mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Oh... Berarti kamu iparnya Beni?"
Tanya wanita itu lagi.

"Iya Bu... Saya datang ke sini mau mengajar di sekolah."

"Oh, ibu guru ya...?"

Laras mengangguk sambil tersenyum.

"Hati-hati dengan Beni. Dia licik dan genit. Dia juga penuh jebakan."

Jangan lupa coment, agar author update cepat yaaak!

Di PengasinganWhere stories live. Discover now