Bagian 9

330 58 12
                                    

❪ PATUNG ❫

Seperti biasa, Riki akan berada di ruang kerjanya untuk fokus menyelesaikan patung-patungnya, sementara Sunghoon berjaga di kasir jika pelanggan datang dan ingin membeli.

Sedari tadi Sunghoon hanya duduk di bangkunya tapi matanya terus melihat ke arah ruang kerjanya Riki yang sedikit terbuka.

Sunghoon sangat penasaran apa saja yang Riki lakukan di sana, membuat patung? itu sih sudah jelas. Yang Sunghoon maksud tuh apa Riki tidak bosan berjam-jam di dalam sana?

Sunghoon yang hanya duduk di sini berjam-jam saja bosan, dia hanya bisa memperhatikan kendaraan berlalu lalang dari dinding kaca toko lalu harus tersenyum (padahal tidak mau) kepada pelanggan yang datang.

Sunghoon ingin mengobrol bersama Riki tapi Riki langsung masuk ke ruang kerjanya setelah dia berbicara empat mata dengan pria berjas yang tidak Sunghoon ketahui siapa namanya.

Sunoo juga, dia langsung berangkat bekerja setelah mengantar dan mengobrol singkat dengan Riki.

Sunghoon ingin sekali menghampiri Riki, tapi kalau dia menghampiri Riki siapa yang akan menjaga kasir?

Sunghoon sebenarnya bingung, antara harus menghampiri ruang kerja Riki atau tetap duduk di sini sampai mati kebosanan, tapi sepertinya lebih baik menghampiri Riki.

Sebelum akhirnya memilih pergi ke ruang kerja Riki, Sunghoon tidak lupa untuk membawa sesuatu yang pasti akan di sukai oleh Riki.

❪ PATUNG ❫

Riki menghela nafas, akhirnya selesai juga patungnya. Riki letakkan patung yang sudah dia pahat itu di meja, kemudian merenggangkan otot-otot tubuhnya yang kaku.

Tiba-tiba pintu terbuka, Riki mengalihkan pandangannya dan melihat Sunghoon yang masuk sembari membawa satu gelas kecil di tangannya.

"Kau sedang apa?" tanya Riki yang lumayan bingung melihat Sunghoon tiba-tiba datang.

"Membawakan mu teh, kau pasti sangat lelah" Sunghoon menghampiri Riki kemudian meletakkan teh yang dia bawa di meja Riki.

Riki tersenyum lalu mengambil teh yang baru saja di letakkan oleh Sunghoon "Terimakasih."

Sunghoon hanya membalas dengan senyuman, kemudian dia duduk dan memperhatikan Riki yang sedang menikmati teh buatannya.

Riki meminum teh buatan Sunghoon, dia cukup terkejut dengan rasanya karena ini adalah teh herbal favoritnya.

Riki bertanya-tanya dari mana Sunghoon tahu kalau dia suka dengan teh herbal, yang padahal dia belum pernah memberitahu Sunghoon sama sekali.

"Dari mana kau tahu aku suka teh herbal?" Sunghoon tampak berpikir sebelum menjawab "Dari Sunoo," jawab Sunghoon.

Dasar pria itu, untuk apa coba dia memberitahu Sunghoon? memangnya harus banget Sunghoon tahu kalau dia suka teh herbal? astaga aneh-aneh saja.

Riki kemudian menganggukkan kepalanya "Oh begitu. Ngomong-ngomong teh nya enak, terimakasih" Riki menyeruput kembali teh buatan Sunghoon.

Melihat itu Sunghoon tersenyum, dia merasa senang saat tahu Riki menikmati teh buatannya.

Riki kembali meletakkan teh yang sudah setengah habis itu di meja, kemudian dia mengambil satu putung rokok dan korek api sakunya.

Sunghoon menatap bingung Riki yang sedang menyalakan rokoknya, Riki sadar dengan tatapan Sunghoon tapi dia tidak peduli dan langsung menyesap rokoknya.

"Kau harus berhenti melakukan itu," ucap Sunghoon sambil menunjuk rokok yang ada di tangan Riki.

patung ★ hoonki.Where stories live. Discover now