Bagian 5

438 68 5
                                    

❪ PATUNG ❫

Riki membuka pintu rumahnya, dia dan Sunghoon langsung masuk ke dalam rumah yang masih gelap karena Riki belum menyalakan lampu.

Riki berjalan ke arah saklar lalu menyalakan lampu rumahnya, seketika itu rumahnya menjadi terang.

Sunghoon memperhatikan sekelilingnya, memperhatikan setiap sudut rumah Riki dan rumah ini termasuk besar untuk di tinggali satu orang seperti Riki.

"Akan ku tunjukkan kamar mu" Sunghoon mengangguk, kemudian mengikuti Riki dari belakang.

Sudah tertebak, tapi Sunghoon tetap saja terkejut dengan interior rumah Riki.

Rumahnya di dominasi warna putih, sangat luas, punya halaman belakang yang tak kalah luas, berbagai barang antik tertata rapih, bersih dan tak jarang juga Sunghoon menemukan patung kayu di setiap sudut ruangan.

Lagi-lagi, kok bisa Riki tinggal sendirian di rumah sebesar ini? apa dia tidak takut?

Tak lama kemudian mereka sampai di depan kamar yang akan menjadi kamarnya Sunghoon.

"Ini kamar mu dan kamar ku ada di sebelah sana. Datangi saja kamar ku kalau terjadi sesuatu, oke?" Sunghoon hanya mengangguk, dia sedikit mengintip ke dalam kamar yang akan menjadi miliknya itu.

"Oh iya kamar itu tidak pernah ku pakai jadi kemungkinan sedikit kacau."

Sunghoon mengernyitkan dahinya, apa maksud barusan dari pria itu? tidak pernah di pakai? sedikit kacau? tapi bukan itu yang Sunghoon lihat.

Kamarnya sangat rapih, ruangannya luas, barang-barang di dalam kamar itu juga tak banyak, palingan hanya berdebu sedikit dan itu tak masalah, Sunghoon bisa membersihkannya.

Sunghoon hendak masuk ke dalam kamarnya namun tiba-tiba Riki datang mencegatnya.

"Jangan tidur dulu."

"Kenapa?"

"Tunggu sebentar."

Riki pergi meninggalkan Sunghoon yang kebingungan. Sesuai perintah, Sunghoon menunggu di depan kamarnya sampai Riki kembali dan membawa sesuatu di tangannya.

"Kau harus mandi sebelum tidur" Riki menyerahkan piyama miliknya ke pada Sunghoon. Piyama itu sudah lama tidak dia pakai, sayang kalau dia buang jadi dia pinjamkan saja pada Sunghoon.

"Terimakasih" Sunghoon menerima piyama yang di berikan Riki, kemudian dirinya masuk ke dalam kamar dan menutup pintu.

Riki baru saja ingin melangkah kakinya sebelum dia menyadari sesuatu.

"Dia bisa mandi kan?"

❪ PATUNG ❫

Sunghoon keluar dari kamar mandi, sudah mengenakan piyama yang tadi di berikan Riki. Kaki jenjangnya itu berjalan ke arah cermin, ingin melihat bagaimana penampilannya.

Sunghoon tiba di depan cermin, dia mengerjapkan matanya beberapa kali saat melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.

Dirinya terlihat tidak cocok menggunakan piyama berwarna pink dengan motif bunga-bunga seperti ini. Dari semua piyama yang dia punya kenapa harus piyama ini yang Sunghoon pakai?

Lupakan saja lah, yang terpenting dia memakai piyama, tidak peduli dengan motif dan warnanya yang terlalu mencolok.

Sunghoon melangkahkan kakinya, keluar dari kamar, sekali lagi memperhatikan interior rumah yang sangat rapih dan cantik. Sunghoon tak berhenti mengagumi betapa indahnya rumah Riki. Pria itu punya selera yang sangat bagus.

Tiba di ruang tengah, langkahnya terhenti saat melihat pria yang sedang berdiri di depan pintu utama.

Sunghoon penasaran apa yang di lakukannya di sana malam-malam seperti ini, jadi dia memutuskan untuk menghampiri pria yang membelakanginya itu.

Baru jalan beberapa langkah, Sunghoon sudah bisa melihat sebuah asap dan bau yang cukup menyengat berasal dari pria itu.

Sunghoon tiba di sampingnya, Riki yang sedang memandangi langit malam sembari menghisap rokoknya langsung melirik Sunghoon.

Sunghoon tidak mengucapkan apapun, dia hanya diam sambil memperhatikan Riki yang sedang merokok.

Riki sedikit kebingungan melihat Sunghoon, dia kira Sunghoon akan langsung tidur. Dan ngomong-ngomong soal tidur, piyama itu terlihat lucu di pakai Sunghoon.

"Kau mau?" Riki menawarkan rokoknya sebelum dia ingat kalau Sunghoon adalah patung kayu yang kemungkinan tidak bisa dekat dengan benda nikotin tersebut.

"Lupakan saja" Riki hendak menarik kembali rokoknya sebelum tangan Sunghoon menahan tangannya, dan secara tiba-tiba Sunghoon langsung menghisap rokok yang masih ada di tangan Riki.

Sunghoon berhenti menghisap rokok itu kemudian menatap Riki "Aku tidak suka rasanya," ucapnya kemudian menyingkirkan rokok itu dan menyerahkannya kembali kepada Riki.

Riki memperhatikan Sunghoon, ternyata pemuda itu baik-baik saja setelah menghisap rokoknya. Tampaknya setelah ini Riki harus berhenti berpikir berlebihan tentang Sunghoon.

"Kau suka piyamanya?"

"Aku suka, tapi ini terlalu feminim."

"Itu alasan ku tidak memakainya."

Piyama yang saat ini sedang Sunghoon kenakan adalah piyama pemberian dari kakak perempuannya. Kakaknya sangat menyukai warna pink dan motif bunga jadi saat Riki berulang tahun kakaknya selalu memberikan Riki hadiah berwarna pink dengan motif bunga-bunga.

Terdengar aneh kan, biasanya si pemberi hadiah akan memberikan hadiah berupa barang yang di sukai oleh orang yang sedang ulang tahun. Tapi ini kebalikannya, justru pemberi hadiah malah memberikan barang yang dia sukai kepada yang berulang tahun.

Ya Riki sih hanya bisa pasrah dan menerima semua hadiah dari kakaknya walau sebenarnya dia tidak suka.

"Langitnya cantik" karena ucapan Sunghoon, Riki jadi mengalihkan pandangannya pada langit.

Ah benar, langit malam ini sangat cantik, banyak bintang-bintang di atas sana dan juga bulan sabit yang menyinari langit malam.

Riki mengangguk kecil "Kau benar, akhir-akhir ini banyak sekali bintang" Riki kembali menghisap rokoknya.

Bintang ya? Sunghoon baru tahu benda-benda kecil di langit itu memiliki nama yang cantik juga. Sunghoon jadi ingin lebih dalam mengenal dunia manusia.

"Riki, mau kah kau mengajari ku?" Riki mengernyitkan dahinya.

"Mengajari mu?" Sunghoon menganggukkan kepalanya.

"Aku ingin mengenal hal-hal indah yang ada di sini," balas Sunghoon tapi tiba-tiba Riki tertawa kecil membuatnya kebingungan.

"Baiklah, tapi kau harus tahu, tidak semua hal yang ada di dunia ini bisa di bilang indah. Kadang ada yang pahit dan menyakitkan."

Sunghoon terdiam, dia tidak mengerti ucapan Riki dan Riki sadar pemuda di sampingnya tidak mengerti dengan apa yang barusan dia jelaskan.

"Lupakan, ini sudah malam, kau harus tidur karna besok kita harus pergi ke toko pagi-pagi."

Sunghoon hanya mengangguk, dia menurut dan masuk ke dalam, setelah itu di susul oleh Riki yang sudah mengunci pintu.

Mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar, sesampainya di sana mereka langsung menghampiri kamar masing-masing.

"Selamat malam," ucap Riki setelah itu pergi menuju kamarnya yang bersebrangan dengan kamar Sunghoon.

"Kau juga" mengikuti Riki, setelah itu Sunghoon masuk ke dalam kamarnya dan bersiap-siap untuk tidur.

Malam itu tidak ada sesuatu yang terjadi, mereka berdua tidur dengan nyenyak dan bermimpi indah.

─── 〔 𝐁𝐄𝐑𝐒𝐀𝐌𝐁𝐔𝐍𝐆 〕 ───

patung ★ hoonki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang