Bagian 8

341 62 6
                                    

❪ PATUNG ❫

Hari menjelang pagi, Sunghoon terbangun dari tidurnya tanpa bantuan alarm sama sekali. Ia bangkit dari kasurnya, mengambil handuk dan segera pergi ke kamar mandi.

Seperti kemarin, dia dan Riki harus berangkat pagi-pagi untuk membuka toko, maka dari itu Sunghoon bangun sangat pagi dan dia yakin Riki pasti juga sudah bangun.

Beberapa menit kemudian Sunghoon keluar dari kamar mandi mengenakan sweater milik Riki yang sedikit kekecilan di tubuhnya.

Sunghoon keluar dari kamarnya, ia berjalan menuju dapur yang di mana sesampainya di sana dia sudah melihat Riki yang sedang menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi," ujar Riki saat melihat Sunghoon yang datang menghampirinya. Sunghoon berdiri di sampingnya, memperhatikan dirinya memotong sayuran.

"Sedang apa?" tanya Sunghoon.

"Aku sedang membuat sarapan," balas Riki yang masih memotong sayuran.

Sunghoon hanya mengangguk dan diam sembari memperhatikan apa saja yang Riki lakukan di dapur.

Di perhatikan oleh Sunghoon seperti ini membuat Riki sedikit tidak nyaman dan hilang fokus, dia merasa sedang di awasi.

Sementara Sunghoon memperhatikannya karena rasa penasaran, dia penasaran bagaimana caranya Riki bisa memotong sayuran-sayuran itu secepat kilat.

Riki lanjut memotong dan berusaha mengabaikan tatapan Sunghoon, tapi...

"Akh!" Riki tak sengaja menyayat jarinya sendiri. Sunghoon yang ada di sebelahnya langsung panik.

"Kau tidak apa?" Sunghoon sebenarnya tidak tahu apa yang terjadi, tapi terlihat dari ekspresi kesakitan Riki sepertinya dia sedang terluka.

Bahkan Sunghoon tidak tahu apa nama cairan berwarna merah yang keluar dari jari Riki. Sunghoon hanya menebak kalau Riki sedang kesakitan dan dia harus melakukan sesuatu untuk menghilangkan rasa sakit itu.

"Hei hei, tenanglah. Ini cuma luka kecil, kenapa kau panik sekali?" Riki menenangkan Sunghoon, terlihat sekali pria itu panik padahal dia hanya terluka kecil.

"Benarkah? tapi itu terlihat mengerikan" Sunghoon bergidik ngeri melihat darah keluar dari jari Riki.

"Kau terlalu berlebihan, lebih baik kau ambilkan kotak obat di kamar ku."

"Kotak obat?" Sunghoon bingung, benda macam apa lagi itu.

"Iya, ada di meja. Cepat ambilkan sebelum darahnya semakin banyak" Sunghoon mengangguk dan langsung pergi menuju kamar Riki untuk mengambil kotak obat.

Sunghoon mencari dengan insting, karena Riki tadi bilang kotak jadi Sunghoon langsung mengambil saja barang berbentuk kotak yang ada di dalam kamar Riki.

Semoga saja barang yang dia bawa tidak salah.

Tak lama kemudian Sunghoon kembali, sudah dengan kotak obat di tangannya. Sunghoon langsung memberikan kotak obat tersebut pada Riki.

Riki menerimanya, dia langsung membuka kotak obat itu dan mengambil plester untuk menutupi lukanya.

"Aku saja" Sunghoon mengambil plester itu dari tangan Riki dan langsung memakaikannya di jari Riki yang terluka.

"Terimakasih," ucap Riki setelah Sunghoon selesai memasangkan plester.

Sunghoon yang melihat Riki hendak melanjutkan aktivitasnya langsung menahannya "Biar aku saja" Sunghoon mengambil pisau itu dari tangan Riki.

Riki sih tidak melarang, dia membiarkan Sunghoon mengambil alih pisaunya dan memperhatikan Sunghoon yang berusaha memotong wortel.

Sunghoon tampak kesulitan, dia lihat tadi Riki memotongnya dengan sangat mudah, tapi kenapa saat dia coba malah susah?

patung ★ hoonki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang