Bab 2. Mencoba Melupakan

78 3 0
                                    

"Move on memang terlihat mustahil, tetapi seiring berjalannya waktu aku pasti bisa melupakanmu, kini aku menyadari dan menerima bahwa di dalam hidup ini ada hal-hal yang tak bisa dipaksakan."
-ARIELLA GALENA-

————————————

Askala menanyakan kepada Ariella apakah dia ingin langsung pulang ke rumah atau ada tempat yang ia ingin kunjungi, Ariella berkata hanya ingin pulang ke rumah saja. Rasanya Ariella tak mampu menopang dirinya lagi, dia hanya ingin pulang ke rumah lalu tidur dan melupakan hari ini.

Setelah sampai mengantar Ariella dengan selamat, Ariella mengucapkan terima kasih kepada Askala, "makasih udah nganterin gue." Tak ada drama perkelahian seperti biasanya, Ariella berlalu begitu saja seperti tidak memiliki semangat hidup lagi. Askala juga tak banyak bicara dia tahu perasaan Ariella saat ini seperti apa.

Ariella menghempaskan tubuhnya ke tempat tidur king size miliknya, rasanya dia ingin menghapus hari ini dari ingatannya.

Ariella menuju ke meja belajarnya mengambil sebuah buku diary, tempatnya mencurahkan segala isi hatinya.

"Dear diary..... ternyata selama ini cuma gue yang suka ama dia, gue kepedean banget ya bisa-bisanya gue ngeharapin Arsya juga suka balik ama gue."

"Ternyata dia suka ama orang lain, gue denger dari mulut dia sendiri, sakit banget ternyata setelah tau fakta ini..."

"Apa gue mundur aja? gue mampu bersaing ama berjuta-juta fansnya, tapi... Kalo harus bersaing ama cewek yang dia sukai mana mungkin gue bisa ngalahin dia."

"Sadar Ariella sampai kapan pun Arsya cuma nganggap lo sebagai sahabat dan gak bakal pernah lebih dari seorang sahabat."

"Apa gue jahat kalo gue berharap Arsya ditolak? dia bakal nembak cewek itu mungkin besok atau nggak lusa, gue harus siap-siap patah hati kalo mereka beneran jadian, disisi lain gue berharap banget Arsya ditolak dan gue punya kesempatan buat jujur tentang perasaan gue ke Arsya, gue bakal ngasih perhatian lebih ke Arsya lama-lama pasti dia juga bakalan luluh."

"Apaan sih gue, kenapa gue jahat banget? gue gak boleh doain Arsya ditolak, kalo dia bahagia gue juga harus ikut bahagia. Gue cuma berharap yang terbaik buat Arsya, pesan buat diri gue sendiri cinta itu tak selamanya harus memiliki dan cinta itu tak bisa dipaksakan."

Ariella menutup buku diary-nya, dia kembali merebahkan dirinya di ranjang, Ariella membutuhkan waktu untuk beristirahat sejenak, menenangkan hati dan pikirannya. Karena kelelahan menangis perlahan-lahan matanya mulai terpejam Ariella mulai terlelap dan memasuki alam bawah sadarnya.


*****

Setelah menerima saran dari Ariella, sore harinya Arsya langsung bergegas ke salah satu toko perhiasan. Arsya akan menghadiahi Zalva kalung seperti yang disarankan oleh Ariella, Arsya membawa kuda besinya membelah jalanan jakarta tak sabar hari esok untuk mengungkapkan perasaannya kepada perempuan yang berhasil merebut perhatiannya.

Arsya mulai menyukai Zalva saat masa MPLS atau masa pengenalan lingkungan sekolah, saat itu Arsya datang terlambat padahal dia baru saja masuk sebagai murid baru di SMA Cakrawala. Alhasil Arsya mendapat hukuman di hari pertamanya masuk sekolah, dia tidak sendiri, kebetulan Zalva juga datang terlambat dan mereka berdua mendapat hukuman dari anak Osis untuk membersihkan taman sekolah. Setelah kejadian itu Arsya dan Zalva mulai dekat, Arsya terpesona dengan dengan tutur kata, dan sikap lemah lembut dari Zalva. Arsya menyukai mata indah Zalva yang membuatnya nyaman. Mereka semakin dekat setelah pembagian kelas yang dimana Arsya sekelas dengan Zalva, sedangkan Ariella sekelas dengan Askala.

LOVE LETTERWhere stories live. Discover now