28. Membuka Diri...

26.7K 1.3K 25
                                    

Spesial malem jumat...
🎊Sekalian tepatin janji 15k pembaca💐🎊


Ketika memasuki Mansion mata Lei bertemu dengan tatapan tajam dari Jarvis, berjalan menghampiri sang Abang menatap binar.

"Lei boleh peluk abang?" Lirih Lei dengen suara bergetar menahan tangisnya menatap sang Kakak yang sudah manahan emosinya.

Jarvis memutar bola mata malas. "Pengalihan?" Ucap Jarvis.

Lei menggelengkan kepala lemah. "Sekali aja, boleh?"

Dipta yang berada di belakang Lei memberi isyarat agar sang Kakak mengiyakan keinginan adiknya. "Baiklah," ujar Jarvis membuka lebar tangannya siap menyambut.

"Makasih," ujar Lei dalam pelukan sang abang.

Dalam pelukan Jarvis tubuh Lei bergetar perlahan air matanya menetes, Jarvis menuntun adiknya menuju sofa ruang keluarga. Namun, pelukan Lei pada Jarvis tidak mengendorkan sama sekali sejak awal malah semakin erat.

Dengan perlahan Jarvis membalas pelukan adik perempuan di depannya, ia tak tahu apa yang terjadi di luar sampai adiknya seperti ini. Jarvis dan yang lain juga terkejut dengan tingkah laku Lei yang menjadi manja seperti ini, yang biasanya adiknya sangat menyebalkan kini Lei menjadi sangat manja.

Ian yang baru saja sampai rumah di buat terkejut dengan Lei yang menangis di dalam pelukan Jarvis. "Kenapa dia?" Ucap Ian tanpa mengeluarkan suara.

"Suttt" Dipta mengisyaratkan Ian untuk tidak bicara.

Jarvis menepuk punggung Lei perlahan agar tangis Lei tidak membuatnya sesak. "Ada apa?" Tanya Jarvis dengan lembut sambil mengecup pucuk kepala Lei.

Lei menggelengkan kepalanya, ia hanya perlu pelukan.

"Ada apa? Cerita," ujar Jeff yang berada di samping kiri Lei.

"Lei boleh cerita?" Lirih Lei yang masih setia menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Jarvis.

"Emang ada yang ngelarang," Ujar Galaksi sambil mentap seluruh Kakaknya.

Lei menggeleng kecil.

Jarvis mengangkat kepala Lei untuk menatapnya, tapi Lei kembali menutup wajahnya menggunkan tangan mungilnya. "Buka Leeshia, cerita kamu kenapa?"

Alih-alih membuka Lei malah menutupi wajah bengkaknya karna menangis itu menggunakan bantal sofa. Ia malu menampilkan wajahn yang sudah sembab karna terus menangis sejak di makam Juano.

Ragu untuknya bercerita pada abangnya, bahkan pada Dipta yang sudah lumayan dekat. Lei bisa bicara banyak hal tapi tidak tentang rasa rindunya pada Almarhum Papahnya, ia hanya bisa menyimpannya sendirian.

Di samping kiri rambut Lei terus di elus oleh Jeff dengan lembut, membuat Lei perlahan tenang dari tangisnya. Di sisi lain ia juga menyiapkan diri untuk terbuka bicara pada seluruh abang tirinya.

Kini kemaja putih yanh dikenakan Jarvis sudah basah karna air mata Lei, membuat kemeja putih itu menjadi semakin transparan menampilkan otot dada milik Jarvis.

"Udah nangisnya, lihat baju bang Jarvis udah basah masa bantal mau kamu buat basah lagi?" Ucap Dipta.

Lei melirik baju putih bagian dada Jarvis yang basah karna air matanya. "Maaf," gumam Lei.

Lei mengangkat kepalanya terkejut seluruh abangnya sejak tadi memperhatikannya. Mata sembab Lei lebih buat mereka terkejut, dan bertanya tanya sudah berapa lama Lei menangis.

Galaksi dan Dipta sudah tau jika mata Lei sembab tapi ini lebih parah dari sebelumnya ketika di dalam mobil bahkan sampai merah sekali.

"Bi, tolong ambilkan kompersan ice." Pinta Jeff.

LEESHIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang